SUMUTPOS.CO – Pencipta tokoh kartun Asterix, Albert Uderzo menuntut anak dan menantunya karena melakukan “kekerasan psikologis”, kata pengacaranya.
Keretakan hubungan Underzo dan anaknya, yang bernama Sylvie, terjadi sejak 2007 lalu terkait persoalan hak waris Asterix.
Menurut Sylvie, keputusan Uderzo menjual 60% saham penerbitan Asterix kepada pihak lain pada 2008, telah mengingkari kesepakatan keluarga.
Sylvie kemudian mengajukan gugatan hukum dua tahun lalu, dan mengatakan bahwa ayahnya telah diperas.
Dalam tuntutannya, dia menyebut bahwa ayahnya diperas karena dia memiliki mental yang “rapuh”.
Sang putri menuduh “orang di sekeliling ayahnya” mengambil keuntungan kondisi fisik dan psikis ayahnya demi keuntungan ekonomi.
KONDISI SEHAT
Namun, hakim yang mengadili kasus ini menyatakan bahwa Uderzo dalam kondisi sehat, demikian laporan majalah Le Point.
Uderzo belakangan kembali menegaskan bahwa dirinya tidak dalam keadaan “rapuh” dan malah menganggap dirinya sebagai korban pelecehan putrinya.
Seri komik Asterix terjual lebih dari 352 juta kopi di seluruh dunia.
Uderzo kemudian menuduh anaknya dan menantunya, Bernard Boyer de Choisy, berada di balik berbagai langkah hukum terhadap dirinya.
“Karenanya, kami memutuskan untuk menuntut Sylvie Uderzo dan suaminya,” kata pengacara Uderzo, Pierre Cornut-Gentil, Senin.
Bagaimanapun, kasus saling gugat antara Uderzo dan anaknya ini mengingatkan kembali peristiwa pemecatan Sylvie dan suaminya dari posisi manajer oleh penerbit Asterix yang baru, pada 2007 lalu.
Klik Seri komik Asterix yang berjumlah 35 album telah terjual lebih dari 352 juta kopi di seluruh dunia dan telah diterjemahkan lebih dari 100 bahasa. (NET)