Bangkok, – Thailand terus bergolak. Pemerintah Amerika Serikat pun mengingatkan militer Thailand untuk tidak melancarkan kudeta di negeri itu.
“Kami tentunya tidak ingin melihat adanya kudeta atau kekerasan… bagaimanapun juga. Kami berbicara langsung kepada semua unsur dalam masyarakat Thai untuk memperjelas pentingnya menggunakan cara-cara demokratis dan konstitusional guna menyelesaikan masalah-masalah politik,” tutur juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki.
“Kami terus prihatin akan ketegangan politik di Thailand yang merupakan tantangan bagi institusi dan proses demokrasi Thailand,” tutur Psaki kepada para wartawan seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (4/2/2014).
Psaki pun menyerukan semua pihak untuk melakukan dialog guna menyelesaikan konflik.
“Kami tentunya, seperti yang Anda tahu, tidak berpihak dalam sengketa politik Thailand ini, namun kami terus menyerukan semua pihak untuk berkomitmen pada dialog tulus guna menyelesaikan perbedaan-perbedaan politik secara damai dan demokratis,” tandas Psaki.
Pemilu nasional Thailand telah digelar pada 2 Februari lalu atas perintah Perdana Menteri Yingluck Shinawatra. Namun jutaan orang tak bisa menggunakan hak suaranya dalam pemilu itu, dikarenakan adanya blokade oleh para demonstran.
Para demonstran oposisi itu berupaya menggagalkan pemilu yang dianggap hanya akan menjadi cara bagi Yingluck untuk mempertahankan dominasi politik keluarga Shinawatra.
(ita/nrl)