32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Tuntut Spanyol tanpa Raja

Juan Carlos (kanan) dan Felipe (kiri).
Juan Carlos (kanan) dan Felipe (kiri).

MADRID, SUMUTPOS.CO – Keinginan Raja Juan Carlos menyerahkan takhtanya kepada Pangeran Felipe de Borbon tidak berjalan mulus. Sebab, ribuan warga Spanyol langsung bereaksi negatif. Mereka melangsungkan aksi massa besar-besaran. Bukan karena tidak ingin Carlos turun takhta, melainkan mereka menuntut adanya referendum. Tujuan akhirnya membubarkan kerajaan.

Demonstran anti kerajaan itu memenuhi Alun-Alun Puerta del Sol, Madrid, kemarin. Rencananya, mereka juga menuju istana raja. Namun, polisi memblokade seluruh akses ke lokasi itu. Para demonstran tersebut membawa berbagai spanduk dan banner bertulisan “Tidak ada lagi raja, referendum serta transisi kerajaan tanpa raja”.

“Esok Spanyol akan menjadi negara republik!” teriak para demonstran. “Saya rasa, sekarang saat yang tepat untuk berubah menjadi negara republik,” terang Paola Torija, salah seorang demonstran.

Para demonstran itu tidak sendiri. Tiga partai kecil sayap kiri Spayol, yaitu Podemos, United Left, dan Equo, juga mendukung adanya referendum pada bentuk monarki di Spanyol. Namun, di sisi lain Perdana Menteri Spayol Mariano Rajoy justru ingin pemerintahan Spanyol tetap berbentuk monarki. Sebab, menurut dia, referendum membutuhkan perubahan yang besar pada konstitusi negara.

“Saya rasa, kerajaan mendapatkan dukungan yang besar dari mayoritas warga Spanyol,” ujar Rajoy. “Ajukan proposal reformasi untuk konstitusi jika Anda tidak menyukai konstitusi saat ini. Anda memiliki hak untuk melakukannya. Namun, yang tidak bisa Anda lakukan dalam demokrasi adalah memangkas hukum,” tambahnya.

Meski keinginan akan referendum menyeruak, para analis menegaskan bahwa Felipe adalah kandidat terbaik untuk menjadi raja. Penulis biografi beberapa tokoh kerajaan Cesar del al Lama menjelaskan, mungkin akan ada masa-masa sulit saat Felipe menjabat. Namun, pangeran telah menunjukkan diri sebagai orang yang cakap, bersih, pekerja keras, dan adil. “Dia tidak akan membuat kesalahan dengan berburu ke Botswana,” tegasnya, merujuk kesalahan Raja Carlos. Rencananya, Felipe dinobatkan sebagai raja setelah 18 Juni. (AFP/Reuters/sha/c11/any)

Juan Carlos (kanan) dan Felipe (kiri).
Juan Carlos (kanan) dan Felipe (kiri).

MADRID, SUMUTPOS.CO – Keinginan Raja Juan Carlos menyerahkan takhtanya kepada Pangeran Felipe de Borbon tidak berjalan mulus. Sebab, ribuan warga Spanyol langsung bereaksi negatif. Mereka melangsungkan aksi massa besar-besaran. Bukan karena tidak ingin Carlos turun takhta, melainkan mereka menuntut adanya referendum. Tujuan akhirnya membubarkan kerajaan.

Demonstran anti kerajaan itu memenuhi Alun-Alun Puerta del Sol, Madrid, kemarin. Rencananya, mereka juga menuju istana raja. Namun, polisi memblokade seluruh akses ke lokasi itu. Para demonstran tersebut membawa berbagai spanduk dan banner bertulisan “Tidak ada lagi raja, referendum serta transisi kerajaan tanpa raja”.

“Esok Spanyol akan menjadi negara republik!” teriak para demonstran. “Saya rasa, sekarang saat yang tepat untuk berubah menjadi negara republik,” terang Paola Torija, salah seorang demonstran.

Para demonstran itu tidak sendiri. Tiga partai kecil sayap kiri Spayol, yaitu Podemos, United Left, dan Equo, juga mendukung adanya referendum pada bentuk monarki di Spanyol. Namun, di sisi lain Perdana Menteri Spayol Mariano Rajoy justru ingin pemerintahan Spanyol tetap berbentuk monarki. Sebab, menurut dia, referendum membutuhkan perubahan yang besar pada konstitusi negara.

“Saya rasa, kerajaan mendapatkan dukungan yang besar dari mayoritas warga Spanyol,” ujar Rajoy. “Ajukan proposal reformasi untuk konstitusi jika Anda tidak menyukai konstitusi saat ini. Anda memiliki hak untuk melakukannya. Namun, yang tidak bisa Anda lakukan dalam demokrasi adalah memangkas hukum,” tambahnya.

Meski keinginan akan referendum menyeruak, para analis menegaskan bahwa Felipe adalah kandidat terbaik untuk menjadi raja. Penulis biografi beberapa tokoh kerajaan Cesar del al Lama menjelaskan, mungkin akan ada masa-masa sulit saat Felipe menjabat. Namun, pangeran telah menunjukkan diri sebagai orang yang cakap, bersih, pekerja keras, dan adil. “Dia tidak akan membuat kesalahan dengan berburu ke Botswana,” tegasnya, merujuk kesalahan Raja Carlos. Rencananya, Felipe dinobatkan sebagai raja setelah 18 Juni. (AFP/Reuters/sha/c11/any)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/