Berburu Pernik Eks Uni Soviet di Pasar Andriyivsky Uzviz, Ukraina
Sudah tergerus zaman, namun sisa-sisa kejayaan Uni Soviet masih sangat terasa di Ukraina. Aneka pernik berbau komunis bahkan masih menjadi primadona di Pasar Andriyivsky, Kiev.
AGUNG PUTU ISKANDAR, Kiev
Sebuah emblem kecil mengkilat terpasang di sisi depan topi ushanka. Emblem dari bahan metal itu berbentuk bintang dengan diapit dua helai pucuk gandum. Tepat di tengah-tengah bintang, terdapat lambang yang sangat terkenal di dunia. Yakni, gambar palu dan arit. Dua alat wajib buruh tani itu dipasang dengan background merah. “Ini khusus kolektor,” kata Olexander Volokha, penjual di Andriyivsky.
Ushanka adalah topi khas Soviet. Bentuknya mirip kopiah besar, tapi tebal di setiap sisinya. Topi tersebut memiliki lapisan tambahan yang bisa dikeluarkan dari lipatan di sisi kanan dan kiri untuk menutupi telinga. Topi itu dipakai prajurit dan pejabat militer Uni Soviet saat musim dingin.
Ada ushanka yang dibuat dari kulit, ada juga yang berbahan kulit sintetis. Olexander lantas membalik topi tersebut. Di situ, terdapat sebuah tulisan yang agak pudar. Tertera angka 57 dan 83 “Angka 57 itu ukuran topi. Sedangkan angka 83 itu tahun pembuatannya,” katanya.
Topi tebal berbahan kulit binatang tersebut memiliki banyak level kualitas. Tipe paling murah dibuat dari kulit domba. Tipe yang mahal dibuat dari kulit kelinci, rubah, dan berang-berang. Tapi, umumnya, pejabat militer cuma menggunakan yang berbahan kulit domba.
“Saya sebenarnya juga jual ushanka yang baru. Dibuat beberapa tahun belakangan. Tapi, banyak pembeli yang tidak suka. Katanya, nilai sejarahnya kurang,” kata Olexander.
Harga ushanka bervariasi. Yang berasal dari kulit domba dibanderol UAH 350 atau setara Rp400 ribu. Sedangkan yang berbahan kulit sintetis dihargai sekitar UAH 250 atau kurang dari Rp300 ribu. Ushanka paling mahal berbahan kulit rubah atau berang-berang. Harganya lebih dari Rp1 juta. Bentuknya juga berbeda. Lebih spesial. Di bagian belakang, terdapat kucir yang merupakan ekor binatang tersebut. Begitu juga yang berbahan kulit kelinci. Warnanya putih dengan kucir dari bulu kelinci yang hangat. Sayang, untuk ushanka dari kulit kelinci, bulu-bulunya sering rontok.
Pasar Andriyivsky tidak terlalu mencolok. Pasar kaki lima itu berada di belakang gedung Kementerian Luar Negeri Ukraina dan Hotel Intercontinental. Kawasan tersebut menjadi jujukan turis. Sebab, di sana terdapat lapangan luas yang mempertemukan tiga jalan utama Kiev. Yakni, Velyka Zhytomyrska, Mikhailovskaya, dan Volodymyrska. Karena pasar itu tepat berada di jantung Kiev, tidak banyak yang mengira bahwa ada pasar di belakang gedung kementerian yang megah dengan arsitektur bergaya Ukrainian baroque tersebut.
Olexander l mengajak Jawa Pos (grup Sumut Pos) ke bagian belakang tokonya. Tempatnya agak tersembunyi. Di situ, dia memamerkan sejumlah koleksi. Salah satunya adalah shinel, jas khas Uni Soviet. Bentuknya memanjang hingga bawah lutut. Bahannya wol. Karena sangat tebal, jas tersebut lebih mirip dengan pakaian berbahan karpet daripada jas yang biasa dikenal sekarang.
Olexander memamerkan emblem berbentuk senapan laras panjang di kerah jas. Di bagian bahu, tiga bintang kecil dipasang. “Yang mengenakan jas ini adalah pejabat militer. Pangkatnya kapten. Bintangnya kecil. Kalau bintangnya besar, mungkin kolonel,” jelas dia.
Dia kemudian menunjukkan masker. Warnanya hijau dengan pipa panjang plus penyemprot di ujungnya. Itu adalah masker yang digunakan di Chernobyl, kota tempat reaktor nuklir meledak hingga merenggut ribuan nyawa karena radiasi. “Saya tidak tahu apa masih ada radiasi atau tidak,” katanya sambil menyodorkan masker untuk dicoba.
Koleksi Olexander masih banyak lagi. Dia memiliki baju dinas militer Soviet dari berbagai pangkat. Ada baju hijau dengan tulisan CA di kedua bahu. CA merupakan singkatan dari Soviet Army dalam aksara cyrillic. Di semua kancing baju dinas, selalu terdapat lambing palu dan arit.
“Ini cuma buat prajurit. Saya masih punya yang buat pilot. Bahkan, untuk sekelas jenderal pun, saya punya satu setel, celana dan baju komplet dengan emblem dan pangkat. Itu khusus kolektor. Harganya sekitar UAH 1.200 (setara Rp1,5 juta),” katanya. Olexander juga punya sepatu bot, sabuk, topi musim dingin, topi musim panas, seragam dinas, seragam santai, bahkan kaus oblong Partai Komunis Uni Soviet.
Di Pasar Andriyivsky, paling tidak ada 20 pedagang. Namun, hanya beberapa yang menyediakan barang-barang bekas Uni Soviet. Sebagian besar pedagang lain berjualan oleh-oleh tradisional seperti boneka kayu Matryoshka. Boneka khas Rusia itu unik karena dari dalam boneka bisa dikeluarkan boneka yang sama dengan ukuran yang lebih kecil.
Di depan lapak Olexander, ada kios lagi milik Eduardo Karchenko. Dia menjual ushanka berlogo pemerintah Ukraina. Tapi, logo itu bisa dibongkar pasang. “Yang logo palu dan arit buat pembeli dari luar negeri. Mereka pasti menganggap ini keren,” katanya, lantas terkekeh.
Eduardo menyatakan, barang-barang tersebut didapat langsung dari bekas pasukan Uni Soviet. Ketika republik sosialis itu buyar pada 1991, banyak yang pindah ke satuan militer Ukraina. Karena tak mungkin dipakai lagi, seragam-seragam itu lantas dijual. “Kebetulan, saya dulu pernah ikut wajib militer. Jadi, mereka itu ya teman-teman saya sendiri,” terang dia.
Lelaki berbadan gempal itu menambahkan, Andriyivsky identik dengan tempat untuk “meloakkan” barang-barang Uni Soviet. Banyak pensiunan tentara yang menjual medali, emblem, dan semua aksesori militer di tempat tersebut. Bahkan, sejumlah atlet olahraga pada masa Soviet juga ikut melego barang-barang mereka.
“Para atlet di masa Uni Soviet itu seperti satuan dalam militer. Mereka diberi emblem khusus. Ini, misalnya, khusus untuk atlet atletik,” kata Eduardo. Dia lantas memamerkan emblem mungil berukuran 1 sentimeter berbentuk relief pelari. Di atasnya, terdapat lambang palu dan arit.
Andriyivsky Uzviz tidak hanya dikenal sebagai pasar khusus barang Uni Soviet. Uzviz yang dalam bahasa Ukraina berarti turunan (descent) merupakan jalan yang berada di antara dua bukit. Bukit-bukit itu lantas dibanguni beberapa bangunan yang menjadi landmark Kiev. Mulai Gereja Saint Andrew yang dibangun pada abad ke-18 hingga Mikhail Bulgakov Museum.
Jalanan menurun itu menghubungkan tengah Kota Kiev dengan kawasan Podil. Podil merupakan kawasan komersial Kiev. Di sana, banyak restoran dan pusat jajanan. Andriyivsky dianggap strategis karena juga menghubungkan Podil sekaligus Kontraktova Square, sebuah lapangan tempat masyarakat berkumpul.
Namun, karena tidak banyak turis yang menyewa mobil atau taksi, kawasan tersebut tidak terlalu ramai. Posisinya juga jauh dari stasiun metro atau kereta bawah tanah. Wisatawan harus berjalan dari Stasiun Zoloti Vorota yang berada di Jalan Yaroslava selama sekitar 20 menit. “Banyak yang ke sini karena diberi tahu orang-orang Ukraina. Soalnya, tempatnya memang tidak strategis buat turis asing,” ujar Olexander. (*)