26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Haqqani Bantah Membunuh Mantan Presiden Afghanistan

LONDON – Tuduhan Washington dan Kabul bahwa kelompok Haqqani berada di balik pembunuhan mantan Presiden yang juga negosiator perdamaian Afghanistan dan Taliban, Burhanuddin Rabbani akhirnya resmi dibantah.

Melalui pernyataan resmi yang dirilis kemarin (3/10), pemimpin tertinggi Haqqani, Siraj Haqqani menegaskan pihaknya tak bertanggung jawab atas tewasnya Rabbani. Dia menolak jaringannya dikaitkan dengan badan intelijen Pakistan, Inter-Services Intelligence (ISI).

Kini pemerintah Afghanistan menuding kelompok militan yang mempunyai hubungan erat dengan Taliban itu berada di balik bom bunuh diri yang menewaskan Rabbani. Haqqani memberikan klarifikasi berupa rekaman suara yang dikirimkan sebagai jawaban atas pertanyaan tertulis dari BBC. Sebelumnya, pertanyaan itu dikirimkan melalui perantara.

Dengan gaya dan caranya yang cerdas, Siraj Haqqani memanfaatkan wawancara dengan BBC untuk membantah tuduhan pihaknya telah menerima pesanan dari ISI untuk membunuh Rabbani. Menurut Siraj, pihaknya selama ini memang melakukan kontak dengan lembaga intelijen dari banyak negara, termasuk Pakistan. “Namun, kami tak pernah mengambil keuntungan dari pihak manapun,” tegasnya.

Rabbani tewas terbunuh di rumahnya di Kota Kabul pada 20 September lalu ketika menemui seseorang yang mengaku sebagai anggota delegasi yang membawa pesan damai penting dari Taliban. Pria itu belakangan diketahui sebagai pelaku bom bunuh diri, meledakkan bom yang sengaja disembunyikan di dalam sorbannya.
“Kami sama sekali tak membunuh Rabbani. Bantahan sudah berkali-kali dinyatakan juru bicara Emirat Islam,” kata Siraj Haqqani kepada BBC.

Sejauh ini Taliban menyatakan tidak mau berkomentar perihal pembunuhan Rabbani. Para penyidik Afghanistan menyatakan pembunuh Rabbani adalah seorang warga negara Pakistan. Pembunuhan direncanakan di Kota Quetta, Pakistan.

Pemerintah Afghanistan menuduh badan intelijen Pakistan terlibat dalam pembunuhan tersebut. Tuduhan itu telah memicu sentiment anti-Pakistan di berbagai kota di Afghanistan. Dalam beberapa terakhir, marak demonstrasi yang mengecam intelijen Pakistan. (bbc/cak/dwi/jpnn)

LONDON – Tuduhan Washington dan Kabul bahwa kelompok Haqqani berada di balik pembunuhan mantan Presiden yang juga negosiator perdamaian Afghanistan dan Taliban, Burhanuddin Rabbani akhirnya resmi dibantah.

Melalui pernyataan resmi yang dirilis kemarin (3/10), pemimpin tertinggi Haqqani, Siraj Haqqani menegaskan pihaknya tak bertanggung jawab atas tewasnya Rabbani. Dia menolak jaringannya dikaitkan dengan badan intelijen Pakistan, Inter-Services Intelligence (ISI).

Kini pemerintah Afghanistan menuding kelompok militan yang mempunyai hubungan erat dengan Taliban itu berada di balik bom bunuh diri yang menewaskan Rabbani. Haqqani memberikan klarifikasi berupa rekaman suara yang dikirimkan sebagai jawaban atas pertanyaan tertulis dari BBC. Sebelumnya, pertanyaan itu dikirimkan melalui perantara.

Dengan gaya dan caranya yang cerdas, Siraj Haqqani memanfaatkan wawancara dengan BBC untuk membantah tuduhan pihaknya telah menerima pesanan dari ISI untuk membunuh Rabbani. Menurut Siraj, pihaknya selama ini memang melakukan kontak dengan lembaga intelijen dari banyak negara, termasuk Pakistan. “Namun, kami tak pernah mengambil keuntungan dari pihak manapun,” tegasnya.

Rabbani tewas terbunuh di rumahnya di Kota Kabul pada 20 September lalu ketika menemui seseorang yang mengaku sebagai anggota delegasi yang membawa pesan damai penting dari Taliban. Pria itu belakangan diketahui sebagai pelaku bom bunuh diri, meledakkan bom yang sengaja disembunyikan di dalam sorbannya.
“Kami sama sekali tak membunuh Rabbani. Bantahan sudah berkali-kali dinyatakan juru bicara Emirat Islam,” kata Siraj Haqqani kepada BBC.

Sejauh ini Taliban menyatakan tidak mau berkomentar perihal pembunuhan Rabbani. Para penyidik Afghanistan menyatakan pembunuh Rabbani adalah seorang warga negara Pakistan. Pembunuhan direncanakan di Kota Quetta, Pakistan.

Pemerintah Afghanistan menuduh badan intelijen Pakistan terlibat dalam pembunuhan tersebut. Tuduhan itu telah memicu sentiment anti-Pakistan di berbagai kota di Afghanistan. Dalam beberapa terakhir, marak demonstrasi yang mengecam intelijen Pakistan. (bbc/cak/dwi/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/