ANKARA, SUMUTPOS.CO – Berkisar 13 orang tewas akibat bom mobil di perbatasan Suriah yang dikuasai pasukan Turki. Selain korban tewas, terdapat 20 orang yang mengalami cedera.
“Berdasarkan temuan pertama, 13 warga sipil tewas dan sekitar 20 lainnya cedera,” kata Kementerian Pertahanan Turki dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari AFP, Minggu (3/11).
Bom terjadi pada Sabtu (2/11) di wilayah perbatasan yang dijaga tentara Turki. Wilayah tersebut berada di zona mana di antara kota-kota Suriah Tal Abyad dan Ras al-Ain didirikan sebagai bagian dari kesepakatan 17 Oktober antara Ankara dan Washington.
Turki sendiri menuding pasukan Kurdi, People’s Protection Units (YPG) sebagai pelaku serangan. Pada hari Jumat (1/11), pasukan Turki mulai patroli bersama dengan pasukan Rusia di Suriah Utara untuk memastikan penarikan pejuang Kurdi.
Seperti diketahui, Rusia dan Turki telah menandatangani sebuah kesepakatan yang mengatur tentang polisi militer Rusia dan penjaga perbatasan Suriah memfasilitasi mundurnya pasukan Kurdi, People’s Protection Units (YPG) sejauh 30 kilometer dari perbatasan.
Kesepakatan Rusia dan Turki itu dicapai setelah pembicaraan secara marathon antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin di resor Laut Hitam, Sochi pada Selasa (22/10) lalu.
Kesepakatan ini tercapai menyusul keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menarik pasukan AS yang bersekutu dengan pasukan Kurdi dalam memerangi kelompok ISIS di Suriah. (bbs/azw)
ANKARA, SUMUTPOS.CO – Berkisar 13 orang tewas akibat bom mobil di perbatasan Suriah yang dikuasai pasukan Turki. Selain korban tewas, terdapat 20 orang yang mengalami cedera.
“Berdasarkan temuan pertama, 13 warga sipil tewas dan sekitar 20 lainnya cedera,” kata Kementerian Pertahanan Turki dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari AFP, Minggu (3/11).
Bom terjadi pada Sabtu (2/11) di wilayah perbatasan yang dijaga tentara Turki. Wilayah tersebut berada di zona mana di antara kota-kota Suriah Tal Abyad dan Ras al-Ain didirikan sebagai bagian dari kesepakatan 17 Oktober antara Ankara dan Washington.
Turki sendiri menuding pasukan Kurdi, People’s Protection Units (YPG) sebagai pelaku serangan. Pada hari Jumat (1/11), pasukan Turki mulai patroli bersama dengan pasukan Rusia di Suriah Utara untuk memastikan penarikan pejuang Kurdi.
Seperti diketahui, Rusia dan Turki telah menandatangani sebuah kesepakatan yang mengatur tentang polisi militer Rusia dan penjaga perbatasan Suriah memfasilitasi mundurnya pasukan Kurdi, People’s Protection Units (YPG) sejauh 30 kilometer dari perbatasan.
Kesepakatan Rusia dan Turki itu dicapai setelah pembicaraan secara marathon antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin di resor Laut Hitam, Sochi pada Selasa (22/10) lalu.
Kesepakatan ini tercapai menyusul keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menarik pasukan AS yang bersekutu dengan pasukan Kurdi dalam memerangi kelompok ISIS di Suriah. (bbs/azw)