27 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Belanja Militer Cina Rp803,5 Triliun

BEIJING- Anggaran militer Cina terus meningkat. jumat (4/3), parlemen Negeri Panda itu mengumumkan secara resmi bahwa persentase anggaran belanja militernya meningkat dua digit. Tahun ini, anggaran belanja militer Cina mencapai 601, 1 miliar yuan atau setara Rp803,5 triliun.

Juru bicara parlemen nasional Cina, Li Zhaoxing mengatakan bahwa kenaikan anggaran yang cukup signifikan itu tidak ada hubungannya dengan ketegangan di semenanjung Korea. Meskipun, Tiongkok sempat memprotes latihan militer gabungan Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Selatan (AS) di perbatasan Korea Utara (Korut). Menurutnya, memang sudah waktunya pemerintah menaikkan anggaran belanja militer.       “Tiongkok selalu memberikan perhatian serius pada besar kecilnya anggaran belanja pertahanan (militer),” ujar Li seperti dikutip Agence France-Presse.

Dia memaparkan, anggaran tersebut termasuk kecil bila dibandingkan dengan negara-negara lain. Setelah dideklarasikan kemarin, anggaran belanja militer itu diajukan ke parlemen. Selanjutnya, parlemen yang akan mengesahkan anggaran tersebut.

Dibanding tahun lalu, anggaran belanja militer Cina kali ini 12,7 persen lebih banyak. Tapi, Li menegaskan bahwa persentase kenaikan anggaran itu masih cukup rendah. Apalagi, jumlahnya hanya 6 persen dari total anggaran negara. “Kenaikan (anggaran militer) ini sama sekali bukan ancaman bagi negara manapun,” tandas politikus 70 tahun tersebut dalam jumpa pers di ibu kota, Beijing.

Kendati demikian, persentasi anggaran belanja militer yang naik dua digit itu membuat AS dan sekutunya khawatir. Mereka khawatir, dengan kenaikan anggaran belanja tersebut, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) bakal melipatgandakan persenjataan mereka. Kekuatan militer yang cukup besar dan didukung anggaran melimpah, AS dan sekutunya khawatir, PLA bakal berdampak buruk.

Terpisah, Willy Lam mengatakan bahwa nilai anggaran yang diumumkan Cina kemarin tidak riil. “Anggaran yang mereka deklarasikan itu mungkin hanya separo atau malah sepertiga dari nilai sebenarnya,” ungkap pakar Cina pada Chinese University of Hong Kong tersebut. (hep/ami/jpnn)

BEIJING- Anggaran militer Cina terus meningkat. jumat (4/3), parlemen Negeri Panda itu mengumumkan secara resmi bahwa persentase anggaran belanja militernya meningkat dua digit. Tahun ini, anggaran belanja militer Cina mencapai 601, 1 miliar yuan atau setara Rp803,5 triliun.

Juru bicara parlemen nasional Cina, Li Zhaoxing mengatakan bahwa kenaikan anggaran yang cukup signifikan itu tidak ada hubungannya dengan ketegangan di semenanjung Korea. Meskipun, Tiongkok sempat memprotes latihan militer gabungan Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Selatan (AS) di perbatasan Korea Utara (Korut). Menurutnya, memang sudah waktunya pemerintah menaikkan anggaran belanja militer.       “Tiongkok selalu memberikan perhatian serius pada besar kecilnya anggaran belanja pertahanan (militer),” ujar Li seperti dikutip Agence France-Presse.

Dia memaparkan, anggaran tersebut termasuk kecil bila dibandingkan dengan negara-negara lain. Setelah dideklarasikan kemarin, anggaran belanja militer itu diajukan ke parlemen. Selanjutnya, parlemen yang akan mengesahkan anggaran tersebut.

Dibanding tahun lalu, anggaran belanja militer Cina kali ini 12,7 persen lebih banyak. Tapi, Li menegaskan bahwa persentase kenaikan anggaran itu masih cukup rendah. Apalagi, jumlahnya hanya 6 persen dari total anggaran negara. “Kenaikan (anggaran militer) ini sama sekali bukan ancaman bagi negara manapun,” tandas politikus 70 tahun tersebut dalam jumpa pers di ibu kota, Beijing.

Kendati demikian, persentasi anggaran belanja militer yang naik dua digit itu membuat AS dan sekutunya khawatir. Mereka khawatir, dengan kenaikan anggaran belanja tersebut, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) bakal melipatgandakan persenjataan mereka. Kekuatan militer yang cukup besar dan didukung anggaran melimpah, AS dan sekutunya khawatir, PLA bakal berdampak buruk.

Terpisah, Willy Lam mengatakan bahwa nilai anggaran yang diumumkan Cina kemarin tidak riil. “Anggaran yang mereka deklarasikan itu mungkin hanya separo atau malah sepertiga dari nilai sebenarnya,” ungkap pakar Cina pada Chinese University of Hong Kong tersebut. (hep/ami/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/