30.6 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Swedia Akui Negara Palestina, Israel Berang

Menteri Luar Negeri Swedia Margot Wallstrom
Menteri Luar Negeri Swedia Margot Wallstrom

STOCKHOLM, SUMUTPOS.CO – Swedia menambah panjang daftar negara Eropa yang mendukung pembentukan Negara Palestina. Setelah Norwegia dan Inggris, giliran pemerintahan Perdana Menteri (PM) Stefan Loevfen yang mengakui hak Palestina untuk menjadi negara. Kemarin (30/10) Stockholm mendeklarasikan dukungannya secara resmi.

Menteri Luar Negeri Margot Wallstrom menyatakan, Palestina sudah memenuhi syarat internasional untuk menjadi negara. ‘Ada wilayah, rakyat, dan pemerintahan,’ ucapnya dalam jumpa pers kemarin. Karena itu, tidak ada alasan bagi Swedia untuk tidak mendukung kelahiran Negara Palestina yang berdaulat.

Kemarin Swedia menjadi negara Eropa Barat ketiga yang mengakui Negara Palestina. Sebelumnya, Malta dan Siprus juga menyatakan sikap mereka terhadap posisi Palestina. Dua negara itu mendukung kelahiran Negara Palestina. ‘Ini langkah penting yang menegaskan kembali hak Palestina untuk menentukan nasib bangsanya,’ imbuh Wallstrom kepada harian Dagens Nyheter.

Menteri perempuan itu berharap langkah Swedia bisa menjadi inspirasi bagi negara-negara anggota Uni Eropa (UE) yang lain. Sebab, menurut dia, Palestina mempunyai hak yang sama dengan negara-negara lain, termasuk Israel, untuk berdaulat. Di sisi lain, Wallstrom berharap keputusan Loevfen itu tidak akan berdampak buruk bagi hubungan baik Swedia dengan Israel.

‘Swedia memiliki hubungan yang sangat baik dengan Israel. Saya berharap hubungan itu tetap berlanjut,’ ujar Wallstrom. Sebaiknya, imbuh dia, Jerusalem menyikapi dukungan Swedia terhadap kelahiran Negara Palestina itu secara positif. Dia yakin Palestina dan Israel bisa hidup berdampingan dengan damai sebagai negara. Apalagi, sebagai negara bertetangga, Palestina dan Israel saling membutuhkan.

Sayangnya, Israel tidak memandang sikap Swedia itu dari kacamata positif. Kemarin, begitu mendengar dukungan Swedia terhadap Negara Palestina, Jerusalem berang. Apalagi, keputusan Swedia tersebut muncul bersamaan dengan kontroversi rencana Israel untuk membangun seribu unit rumah tambahan di Jerusalem Timur. Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman langsung mengutuk sikap Swedia itu.

‘Memalukan bagi pemerintah Swedia yang telah memilih langkah deklaratif seperti itu. Sebab, keputusan tersebut hanya akan mendatangkan keburukan,’ ungkap Lieberman. Dia menambahkan, dukungan Swedia terhadap Negara Palestina itu justru akan meningkatkan penolakan Israel terhadap rencana pemerintahan Mahmoud Abbas tersebut. Ekstremis Israel, menurut dia, juga akan semakin nekat.

Beberapa waktu lalu, UE menyatakan akan mengakui Negara Palestina jika momentumnya sudah tepat. Sejauh ini, organisasi terbesar Eropa itu memang belum mengambil sikap apa pun terhadap Negara Palestina. Tetapi, UE juga tidak melarang 28 negara anggotanya mendukung Negara Palestina. UE hanya mengimbau agar perundingan damai dua negara berlanjut dan solusi dua negara bisa terwujud. (AP/AFP/hep/c23/ami)

Menteri Luar Negeri Swedia Margot Wallstrom
Menteri Luar Negeri Swedia Margot Wallstrom

STOCKHOLM, SUMUTPOS.CO – Swedia menambah panjang daftar negara Eropa yang mendukung pembentukan Negara Palestina. Setelah Norwegia dan Inggris, giliran pemerintahan Perdana Menteri (PM) Stefan Loevfen yang mengakui hak Palestina untuk menjadi negara. Kemarin (30/10) Stockholm mendeklarasikan dukungannya secara resmi.

Menteri Luar Negeri Margot Wallstrom menyatakan, Palestina sudah memenuhi syarat internasional untuk menjadi negara. ‘Ada wilayah, rakyat, dan pemerintahan,’ ucapnya dalam jumpa pers kemarin. Karena itu, tidak ada alasan bagi Swedia untuk tidak mendukung kelahiran Negara Palestina yang berdaulat.

Kemarin Swedia menjadi negara Eropa Barat ketiga yang mengakui Negara Palestina. Sebelumnya, Malta dan Siprus juga menyatakan sikap mereka terhadap posisi Palestina. Dua negara itu mendukung kelahiran Negara Palestina. ‘Ini langkah penting yang menegaskan kembali hak Palestina untuk menentukan nasib bangsanya,’ imbuh Wallstrom kepada harian Dagens Nyheter.

Menteri perempuan itu berharap langkah Swedia bisa menjadi inspirasi bagi negara-negara anggota Uni Eropa (UE) yang lain. Sebab, menurut dia, Palestina mempunyai hak yang sama dengan negara-negara lain, termasuk Israel, untuk berdaulat. Di sisi lain, Wallstrom berharap keputusan Loevfen itu tidak akan berdampak buruk bagi hubungan baik Swedia dengan Israel.

‘Swedia memiliki hubungan yang sangat baik dengan Israel. Saya berharap hubungan itu tetap berlanjut,’ ujar Wallstrom. Sebaiknya, imbuh dia, Jerusalem menyikapi dukungan Swedia terhadap kelahiran Negara Palestina itu secara positif. Dia yakin Palestina dan Israel bisa hidup berdampingan dengan damai sebagai negara. Apalagi, sebagai negara bertetangga, Palestina dan Israel saling membutuhkan.

Sayangnya, Israel tidak memandang sikap Swedia itu dari kacamata positif. Kemarin, begitu mendengar dukungan Swedia terhadap Negara Palestina, Jerusalem berang. Apalagi, keputusan Swedia tersebut muncul bersamaan dengan kontroversi rencana Israel untuk membangun seribu unit rumah tambahan di Jerusalem Timur. Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman langsung mengutuk sikap Swedia itu.

‘Memalukan bagi pemerintah Swedia yang telah memilih langkah deklaratif seperti itu. Sebab, keputusan tersebut hanya akan mendatangkan keburukan,’ ungkap Lieberman. Dia menambahkan, dukungan Swedia terhadap Negara Palestina itu justru akan meningkatkan penolakan Israel terhadap rencana pemerintahan Mahmoud Abbas tersebut. Ekstremis Israel, menurut dia, juga akan semakin nekat.

Beberapa waktu lalu, UE menyatakan akan mengakui Negara Palestina jika momentumnya sudah tepat. Sejauh ini, organisasi terbesar Eropa itu memang belum mengambil sikap apa pun terhadap Negara Palestina. Tetapi, UE juga tidak melarang 28 negara anggotanya mendukung Negara Palestina. UE hanya mengimbau agar perundingan damai dua negara berlanjut dan solusi dua negara bisa terwujud. (AP/AFP/hep/c23/ami)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/