32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Ben Ali Dituduh Jual Ganja

Kasus Narkoba-Senjata

TUNIS- Persidangan terhadap mantan Presiden Tunisia, Zine al Abidine Ben Ali kembali dihelat untuk kali kedua, Senin (4/7). Sidang in absentia (tanpa dihadiri terdakwa) itu dilakukan karena sejak lengser pada Januari lalu, bersama istrinya, Leila Trabelsi, Ben Ali melarikan diri ke Arab Saudi.

Sebelumnya, man tan kepala negara dan first lady (ibu negara) itu telah divonis masing-masing 35 tahun penjara terkait dakwaan korupsi dan meng gelapkan uang rakyat. Itu terjadi setelah polisi menemukan uang tunai dan perhiasan dalam jumlah besar di istana Ben Ali.

Sidang kemarin berlangsung dengan dakwaan utama, Ben Ali sengaja menyimpan obat-obatan terlarang dan senjata di istana. Dengan kata lain, mantan diktator itu didakwa atas keterlibatan dalam transaksi narkoba dan senjata ilegal.
Awalnya sidang dijadwalkan pekan lalu, namun ditunda karena terjadi demonstrasi hakim. Pada awal sidang, hakim ketua Touhmi Hafi menyatakan Ben Ali kembali absen. “Terdakwa tak hadir dan berstatus sebagai buron,” ujarnya.
Namun, Hosni Beji selaku pengacara Ben Ali memutuskan untuk meninggalkan sidang (walkout) sebagai protes terhadap hakim karena menolak permohonanmua agar sidang kembali ditunda. “Kami tak mau ambil bagian dalam sidang ini. Kami mundur,” kata Hosni Beji.

Para pengunjung mulai gaduh dan memaki pengacara Ben Ali. Selanjutnya, hakim meminta mereka keluar. Sidang lalu dilanjutkan setelah beberapa saat dihentikan.

Ben Ali didakwa menyimpan narkoba dan senjata di istananya di Carthage, utara Tunis, ibu kota Tunisia. Dia juga menghadapi dakwaan menyelundupkan narkoba.

Pengacara Ben Ali lainnya, Bachir Mahfoudhi menyatakan membutuhkan waktu agak lama untuk mempersiapkan pembelaan. “Kami tidak akan mundur. Kami akan membela klien kami, tak bisa dibayangkan seorang presiden yang memegang kekuasaan tertinggu memiliki 2 kilogram ganja dan menjualnya,” tuturnya. “Dakwaan itu tidak masuk akal,” tambahnya.

Beji menambahkan semua senjata yang disimpan di istana Ben Ali adalah pemberian dari sejumlah tokoh penting dunia. Misalnya, Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika dan Menteri Dalam Negeri Arab Saudi, Nayef Ben Abdel Aziz. Ben Ali juga menuding bahwa penemuan narkoba di istananya hanya rekayasa. (afp/cak/dwi/jpnn)

Kasus Narkoba-Senjata

TUNIS- Persidangan terhadap mantan Presiden Tunisia, Zine al Abidine Ben Ali kembali dihelat untuk kali kedua, Senin (4/7). Sidang in absentia (tanpa dihadiri terdakwa) itu dilakukan karena sejak lengser pada Januari lalu, bersama istrinya, Leila Trabelsi, Ben Ali melarikan diri ke Arab Saudi.

Sebelumnya, man tan kepala negara dan first lady (ibu negara) itu telah divonis masing-masing 35 tahun penjara terkait dakwaan korupsi dan meng gelapkan uang rakyat. Itu terjadi setelah polisi menemukan uang tunai dan perhiasan dalam jumlah besar di istana Ben Ali.

Sidang kemarin berlangsung dengan dakwaan utama, Ben Ali sengaja menyimpan obat-obatan terlarang dan senjata di istana. Dengan kata lain, mantan diktator itu didakwa atas keterlibatan dalam transaksi narkoba dan senjata ilegal.
Awalnya sidang dijadwalkan pekan lalu, namun ditunda karena terjadi demonstrasi hakim. Pada awal sidang, hakim ketua Touhmi Hafi menyatakan Ben Ali kembali absen. “Terdakwa tak hadir dan berstatus sebagai buron,” ujarnya.
Namun, Hosni Beji selaku pengacara Ben Ali memutuskan untuk meninggalkan sidang (walkout) sebagai protes terhadap hakim karena menolak permohonanmua agar sidang kembali ditunda. “Kami tak mau ambil bagian dalam sidang ini. Kami mundur,” kata Hosni Beji.

Para pengunjung mulai gaduh dan memaki pengacara Ben Ali. Selanjutnya, hakim meminta mereka keluar. Sidang lalu dilanjutkan setelah beberapa saat dihentikan.

Ben Ali didakwa menyimpan narkoba dan senjata di istananya di Carthage, utara Tunis, ibu kota Tunisia. Dia juga menghadapi dakwaan menyelundupkan narkoba.

Pengacara Ben Ali lainnya, Bachir Mahfoudhi menyatakan membutuhkan waktu agak lama untuk mempersiapkan pembelaan. “Kami tidak akan mundur. Kami akan membela klien kami, tak bisa dibayangkan seorang presiden yang memegang kekuasaan tertinggu memiliki 2 kilogram ganja dan menjualnya,” tuturnya. “Dakwaan itu tidak masuk akal,” tambahnya.

Beji menambahkan semua senjata yang disimpan di istana Ben Ali adalah pemberian dari sejumlah tokoh penting dunia. Misalnya, Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika dan Menteri Dalam Negeri Arab Saudi, Nayef Ben Abdel Aziz. Ben Ali juga menuding bahwa penemuan narkoba di istananya hanya rekayasa. (afp/cak/dwi/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/