26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Polisi Cina Bongkar Jaringan Perdagangan Bayi

SHANGHAI-  Kepolisian Cina membongkar jaringan perdagangan manusia yang membeli bayi dari keluarga miskin di Kota Zoucheng, Provinsi Shandong. Setiap seorang bayi dibandrol dengan harga 50 ribu yuan setara Rp75 juta.
Otoritas kepolisian di wilayah Shandong, bulan lalu menahan 15 anggota komplotan yang telah membayar wanita-wanita untuk melahirkan anak, yang kemudian di jual ke orang lain termasuk pasangan-pasangan yang tak bisa memiliki keturunan dan menginginkan anak laki-laki.

Menurut kepolisian, bayi laki-laki dijual hingga harga 50 ribu yuan sementara bayi perempuan dijual dengan harga maksimal 30 ribu yuan (sekitar Rp42 juta).  Hal itu dilansir surat kabar Global Times dan dikutip kantor berita AFP, Jumat (4/11).

Di dalam surat kabar itu menyebutkan, pihak otoritas telah menemukan 13 bayi yang telah dijual. Tapi, hingga kini masih ada 4 bayi lainnya yang akan dicari, karena telah dijual.

“Menjadi pekerja migran di sini, keluarga-keluarga umumnya berasal dari daerah-daerah miskin. Para suami pergi bekerja dan para istri menjual bayi-bayi mereka untuk mendapatkan uang,” kata polisi penyidik, Chen Qingwei.

Pengamat masalah sosial memaparkan, masalah perdagangan anak disebabkan kebijakan satu anak yang diterapkan di Cina sejak Juli lalu. Kemudian, ada kebijakan pemerintah yang lainnya mengenai pasangan tanpa anak di Cina diperbolehkan mengadopsi anak-anak dari berbagai sumber. Sehingga pasangan tanpa anak itu mencari anak laki-laki untuk dijadikan sebagai ahli waris.

Hingga kini, polisi telah membebaskan 89 anak dalam operasi yang dilancarkan setelah menyebarnya laporan-laporan penculikan anak. Dalam operasi untuk memberantas perdagangan anak di 14 provinsi itu, polisi juga menangkap 369 orang.  (bbs/jpnn)

SHANGHAI-  Kepolisian Cina membongkar jaringan perdagangan manusia yang membeli bayi dari keluarga miskin di Kota Zoucheng, Provinsi Shandong. Setiap seorang bayi dibandrol dengan harga 50 ribu yuan setara Rp75 juta.
Otoritas kepolisian di wilayah Shandong, bulan lalu menahan 15 anggota komplotan yang telah membayar wanita-wanita untuk melahirkan anak, yang kemudian di jual ke orang lain termasuk pasangan-pasangan yang tak bisa memiliki keturunan dan menginginkan anak laki-laki.

Menurut kepolisian, bayi laki-laki dijual hingga harga 50 ribu yuan sementara bayi perempuan dijual dengan harga maksimal 30 ribu yuan (sekitar Rp42 juta).  Hal itu dilansir surat kabar Global Times dan dikutip kantor berita AFP, Jumat (4/11).

Di dalam surat kabar itu menyebutkan, pihak otoritas telah menemukan 13 bayi yang telah dijual. Tapi, hingga kini masih ada 4 bayi lainnya yang akan dicari, karena telah dijual.

“Menjadi pekerja migran di sini, keluarga-keluarga umumnya berasal dari daerah-daerah miskin. Para suami pergi bekerja dan para istri menjual bayi-bayi mereka untuk mendapatkan uang,” kata polisi penyidik, Chen Qingwei.

Pengamat masalah sosial memaparkan, masalah perdagangan anak disebabkan kebijakan satu anak yang diterapkan di Cina sejak Juli lalu. Kemudian, ada kebijakan pemerintah yang lainnya mengenai pasangan tanpa anak di Cina diperbolehkan mengadopsi anak-anak dari berbagai sumber. Sehingga pasangan tanpa anak itu mencari anak laki-laki untuk dijadikan sebagai ahli waris.

Hingga kini, polisi telah membebaskan 89 anak dalam operasi yang dilancarkan setelah menyebarnya laporan-laporan penculikan anak. Dalam operasi untuk memberantas perdagangan anak di 14 provinsi itu, polisi juga menangkap 369 orang.  (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/