32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Ratusan PMI Disiksa dan Disekap di Kamboja, 4 Warga Medan Sudah Dipulangkan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Empat Pekerjaan Imigran Indonesia (PMI) asal Kota Medan bersama 125 PMI lainnya dengan total 129 orang yang bekerja di Kamboja berhasil dievakuasi dan direncanakan akan kembali ke tanah air, Jumat (5/8) kemarin.

Berdasarkan informasi, ratusan PMI itu, akan dipulangkan secara bertahap dengan menumpang pesawat Garuda GA 837 ETA pada kemarin malam, pukul 19.40 WIB Ratusan PMI tersebut, bekerja perusahaan online scammer di Sihanoukville, Kamboja. Mereka sempat mendapat siksaan dan penyekapan dilakukan oknum perusahaan tersebut.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Sumut, Baharuddin Siagian menjelaskan, ratusan PMI itu, sudah ditangani oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kamboja. Dari 12 orang tahap pertama itu, 4 orang antaranya warga Sumut, tepatnya dari Medan. “Data yang kita himpun dari Kemenlu, ada empat orang warga Medan. Lebih lanjut mereka akan dibawa ke RPTC Jakarta, untuk didata lebih lanjut dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk pemulangan ke daerah asal masing-masing,” kata Baharuddin kepada wartawan, Jumat (5/8).

Baharuddin mengungkapkan bahwa keempat PMI asal Kota Medan itu, terdiri dua laki-laki dan 2 prempuan.”Data yang kita himpun dari Kemenlu, ada empat orang warga Medan,” tutur Baharuddin.

Adapun keempat warga Medan itu terdiri dari 2 pria dan 2 perempuan. Mereka adalah adalah Aulia Rahma, Christina Chiyani, Hendri Setiawan, Arvin Siswandi.

Sebelumnya dalam jumpa pers virtual yang digelar Migrant Care, Senin (1/8), diketahui para pekerja migran di Kamboja itu pola kerja di perusahaan tersebut. Mereka menjadi korban kekerasan yang sangat keji. Para pekerja yang tak bisa mencapai target diperjualbelikan, dipukul, disetrum, hingga paspornya dibakar.

Telusuri Warga Binjai

Semetara itu, Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Perdagangan (Disnakerperindag) Kota Binjai sudah menyikapi kabar Warga Negara Indonesia (WNI) yang terjebak di lokasi yang sama, di Kamboja.

Kepala Disnakerperindag Kota Binjai, Hamdani Hasibuan juga sudah memantau hal tersebut. Bahkan, dia juga bilang, sudah berkomunikasi langsung dengan Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). “Saya sudah menghubungi Kepala BP2MI untuk menanyakan hal ini. Jadi kita tidak bisa langsung ke sana, tetap melalui prosedurnya ke BP2MI,” kata Hamdani ketika ditemui di Pendopo Umar Baki, Jalan Veteran, Kelurahan Tangsi, Binjai Kota, Jumat(5/8).

Dia menjelaskan, pihaknya tidak dapat langsung ke sana. Prosedurnya memang harus melalui BP2MI. “Terus nanti berjenjang ke Jakarta atau Konjen di sana. Saya sudah menghubungi Kepala BP2MI untuk meminta perkembangan dan memantaunya serta melaporkan kepada kita terkait hal ini,” kata Hamdani.

Setelah memang nanti di sana sudah dijadwalkan kepulangannya, menurut dia, Pemerintah Kota Binjai baru dapat bergerak memfasilitasi mereka. “Seperti kemarin yang di Ukraina,” ujar dia.

Sayangnya, pria yang akrab disapa Dani ini belum dapat jumlah pasti WNI asal kota rambutan yang terjebak di Sihanoukville, Kamboja. “Belum dapat data, yang sudah dapat itu masih Medan (asalnya). Namun, Medan itu apakah Binjai, apakah Langkat, nanti kita lihat perkembangannya,” kata dia.

Dani kembali menegaskan, kalau pihaknya sudah merespon seraya meminta tolong kepada BP2MI untuk bantu proses pemulangan mereka. Juga sekaligus mengabarkan perkembangan dan kondisi mereka di sana. “Kalau memang sudah memungkinkan pemulangannya, berapa orang warga kami orang Binjai, ya kita fasilitasi kepulangannya. Kita enggak bisa langsung ke sana,” bebernya.

Sejauh ini, Dani bilang, pihaknya belum mendapat laporan maupun pengaduan dari keluarga WNI asal Binjai yang terjebak di sana. Bahkan, dia juga belum dapat memastikan, mereka yang bertolak ke Kamboja ini secara resmi atau ilegal. “Kita sudah beberapa kali kejadian seperti ini. Kita mengimbau kalau memang bekerja ke luar negeri, sebaiknya menggunakan prosedur resmi supaya lebih aman dan terjamin,” seru dia.

Sebelumnya, Anggota DPRD Binjai, Joko Basuki mengungkapkan kalau ada belasan masyarakat asal kota rambutan yang masih terjebak di Kamboja. Pria yang akrab disapa Jobas ini yakin kalau ada masyarakat Binjai yang terjebak di Kamboja setelah mengobrol langsung melalui video call.

Sumut Pos juga melihat adanya video seratusan orang yang tergabung dalam massa diduga WNI, hendak kabur dari sebuah gedung bertingkat. Namun upaya melarikan diri mereka kandas lantaran dihadang oleh sekelompok diduga preman bersenjata tajam.

Meski kelompok preman ini kalah jumlah, namun tetap saja seratusan WNI tidak berani menerobos mereka yang menenteng parang ataupun pedang. Informasi yang dirangkum Sumut Pos, WNI asal Binjai yang terbang ke Kamboja bekerja sebagai operator judi online di sejumlah website.

Mereka terbang ke Kamboja diajak langsung oleh terduga bandar yang diketahui etnis keturunan. Beredar kabar, beberapa terduga bandar yang buka server di Kamboja, juga bertempat tinggal di Kota Binjai. (gus/ted)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Empat Pekerjaan Imigran Indonesia (PMI) asal Kota Medan bersama 125 PMI lainnya dengan total 129 orang yang bekerja di Kamboja berhasil dievakuasi dan direncanakan akan kembali ke tanah air, Jumat (5/8) kemarin.

Berdasarkan informasi, ratusan PMI itu, akan dipulangkan secara bertahap dengan menumpang pesawat Garuda GA 837 ETA pada kemarin malam, pukul 19.40 WIB Ratusan PMI tersebut, bekerja perusahaan online scammer di Sihanoukville, Kamboja. Mereka sempat mendapat siksaan dan penyekapan dilakukan oknum perusahaan tersebut.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Sumut, Baharuddin Siagian menjelaskan, ratusan PMI itu, sudah ditangani oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kamboja. Dari 12 orang tahap pertama itu, 4 orang antaranya warga Sumut, tepatnya dari Medan. “Data yang kita himpun dari Kemenlu, ada empat orang warga Medan. Lebih lanjut mereka akan dibawa ke RPTC Jakarta, untuk didata lebih lanjut dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk pemulangan ke daerah asal masing-masing,” kata Baharuddin kepada wartawan, Jumat (5/8).

Baharuddin mengungkapkan bahwa keempat PMI asal Kota Medan itu, terdiri dua laki-laki dan 2 prempuan.”Data yang kita himpun dari Kemenlu, ada empat orang warga Medan,” tutur Baharuddin.

Adapun keempat warga Medan itu terdiri dari 2 pria dan 2 perempuan. Mereka adalah adalah Aulia Rahma, Christina Chiyani, Hendri Setiawan, Arvin Siswandi.

Sebelumnya dalam jumpa pers virtual yang digelar Migrant Care, Senin (1/8), diketahui para pekerja migran di Kamboja itu pola kerja di perusahaan tersebut. Mereka menjadi korban kekerasan yang sangat keji. Para pekerja yang tak bisa mencapai target diperjualbelikan, dipukul, disetrum, hingga paspornya dibakar.

Telusuri Warga Binjai

Semetara itu, Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Perdagangan (Disnakerperindag) Kota Binjai sudah menyikapi kabar Warga Negara Indonesia (WNI) yang terjebak di lokasi yang sama, di Kamboja.

Kepala Disnakerperindag Kota Binjai, Hamdani Hasibuan juga sudah memantau hal tersebut. Bahkan, dia juga bilang, sudah berkomunikasi langsung dengan Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). “Saya sudah menghubungi Kepala BP2MI untuk menanyakan hal ini. Jadi kita tidak bisa langsung ke sana, tetap melalui prosedurnya ke BP2MI,” kata Hamdani ketika ditemui di Pendopo Umar Baki, Jalan Veteran, Kelurahan Tangsi, Binjai Kota, Jumat(5/8).

Dia menjelaskan, pihaknya tidak dapat langsung ke sana. Prosedurnya memang harus melalui BP2MI. “Terus nanti berjenjang ke Jakarta atau Konjen di sana. Saya sudah menghubungi Kepala BP2MI untuk meminta perkembangan dan memantaunya serta melaporkan kepada kita terkait hal ini,” kata Hamdani.

Setelah memang nanti di sana sudah dijadwalkan kepulangannya, menurut dia, Pemerintah Kota Binjai baru dapat bergerak memfasilitasi mereka. “Seperti kemarin yang di Ukraina,” ujar dia.

Sayangnya, pria yang akrab disapa Dani ini belum dapat jumlah pasti WNI asal kota rambutan yang terjebak di Sihanoukville, Kamboja. “Belum dapat data, yang sudah dapat itu masih Medan (asalnya). Namun, Medan itu apakah Binjai, apakah Langkat, nanti kita lihat perkembangannya,” kata dia.

Dani kembali menegaskan, kalau pihaknya sudah merespon seraya meminta tolong kepada BP2MI untuk bantu proses pemulangan mereka. Juga sekaligus mengabarkan perkembangan dan kondisi mereka di sana. “Kalau memang sudah memungkinkan pemulangannya, berapa orang warga kami orang Binjai, ya kita fasilitasi kepulangannya. Kita enggak bisa langsung ke sana,” bebernya.

Sejauh ini, Dani bilang, pihaknya belum mendapat laporan maupun pengaduan dari keluarga WNI asal Binjai yang terjebak di sana. Bahkan, dia juga belum dapat memastikan, mereka yang bertolak ke Kamboja ini secara resmi atau ilegal. “Kita sudah beberapa kali kejadian seperti ini. Kita mengimbau kalau memang bekerja ke luar negeri, sebaiknya menggunakan prosedur resmi supaya lebih aman dan terjamin,” seru dia.

Sebelumnya, Anggota DPRD Binjai, Joko Basuki mengungkapkan kalau ada belasan masyarakat asal kota rambutan yang masih terjebak di Kamboja. Pria yang akrab disapa Jobas ini yakin kalau ada masyarakat Binjai yang terjebak di Kamboja setelah mengobrol langsung melalui video call.

Sumut Pos juga melihat adanya video seratusan orang yang tergabung dalam massa diduga WNI, hendak kabur dari sebuah gedung bertingkat. Namun upaya melarikan diri mereka kandas lantaran dihadang oleh sekelompok diduga preman bersenjata tajam.

Meski kelompok preman ini kalah jumlah, namun tetap saja seratusan WNI tidak berani menerobos mereka yang menenteng parang ataupun pedang. Informasi yang dirangkum Sumut Pos, WNI asal Binjai yang terbang ke Kamboja bekerja sebagai operator judi online di sejumlah website.

Mereka terbang ke Kamboja diajak langsung oleh terduga bandar yang diketahui etnis keturunan. Beredar kabar, beberapa terduga bandar yang buka server di Kamboja, juga bertempat tinggal di Kota Binjai. (gus/ted)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/