26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ini Pemicu WNI Tawuran dengan WN Mesir di Madinah

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kabar tak baik dari perantauan. Warga Negara Indonesia (WNI) terlibat tawuran dengan warga negara (WN) Mesir di Madinah, Arab Saudi pada Kamis (5/2) lalu. Perselisihan terjadi karena perebutan kursi duduk di bus.

 Akibat perkelahian yang terjadi, 10 WNI menjadi korban. Sembilan orang luka-luka cidera ringan dan satu orang lainnya dilarikan ke rumah sakit. Sementara, dari pihak WN Mesir masih dalam konfirmasi.”Yang sembilan orang sudah kembali ke camp. Seorang korban masih dirawat,” tutur Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Lalu Muhammad Iqbal di Jakarta, kemarin.   

 Iqbal membeberkan kronologi kejadian. Dari laporan yang dia terima, konflik antara WNI dengan WN Mesir terjadi setelah makan siang. Ketika akan kembali ke camp, mereka berebut kursi duduk dalam bus.Para WNI pun memilih untuk mengalah. Mereka turun dari bus dan kemudian meninggalkan lokasi untuk Salat. 

Namun, tak disangka mereka justru dihadang. “Nah, setelah salat ternyata mereka dihadang dan terjadilah tawuran itu,” tuturnya.    

Dari keterangan Iqbal, para WNI dan WN Mesir ini merupakan rekan kerja. Mereka bekerja bersama dalam proyek perluasan Masjid Nabawi, Madinah. Mereka bekerja di bawah perusahaan konstruksi Bin Laden.    

Laporan tawuran tersebut segera direspons oleh KJRI di Jeddah. KJRI secara sigap mengirim tim satgas TKI ke lokasi kejadian. Iqbal mengatakan, tim satgas telah bertemu dengan seluruh WNI yang terlibat. Mereka juga melakukan pengecekan di polisi setempat. Pengecekan ini untuk melihat apakah ada indikasi penangkapan oleh otoritas setempat.    

Sejauh ini, lanjut dia, tidak ada indikasi tersebut. Meski demikian, Iqbal mengaku telah mempersiapkan segala kemungkinan terburuk, termasuk pelaporan yang dilakukan oleh pihak WN Mesir. 

Dia menuturkan, jika pihak KJRI telah menyiapkan tim pengacara.”Intinya, kami berikan perlindungan penuh untuk WNI kita. Perlindungan bukan berarti menutupi kesalahan. Tapi kami akan pastikan, hukum berjalan dengan baik,” urainya. (mia/end)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kabar tak baik dari perantauan. Warga Negara Indonesia (WNI) terlibat tawuran dengan warga negara (WN) Mesir di Madinah, Arab Saudi pada Kamis (5/2) lalu. Perselisihan terjadi karena perebutan kursi duduk di bus.

 Akibat perkelahian yang terjadi, 10 WNI menjadi korban. Sembilan orang luka-luka cidera ringan dan satu orang lainnya dilarikan ke rumah sakit. Sementara, dari pihak WN Mesir masih dalam konfirmasi.”Yang sembilan orang sudah kembali ke camp. Seorang korban masih dirawat,” tutur Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Lalu Muhammad Iqbal di Jakarta, kemarin.   

 Iqbal membeberkan kronologi kejadian. Dari laporan yang dia terima, konflik antara WNI dengan WN Mesir terjadi setelah makan siang. Ketika akan kembali ke camp, mereka berebut kursi duduk dalam bus.Para WNI pun memilih untuk mengalah. Mereka turun dari bus dan kemudian meninggalkan lokasi untuk Salat. 

Namun, tak disangka mereka justru dihadang. “Nah, setelah salat ternyata mereka dihadang dan terjadilah tawuran itu,” tuturnya.    

Dari keterangan Iqbal, para WNI dan WN Mesir ini merupakan rekan kerja. Mereka bekerja bersama dalam proyek perluasan Masjid Nabawi, Madinah. Mereka bekerja di bawah perusahaan konstruksi Bin Laden.    

Laporan tawuran tersebut segera direspons oleh KJRI di Jeddah. KJRI secara sigap mengirim tim satgas TKI ke lokasi kejadian. Iqbal mengatakan, tim satgas telah bertemu dengan seluruh WNI yang terlibat. Mereka juga melakukan pengecekan di polisi setempat. Pengecekan ini untuk melihat apakah ada indikasi penangkapan oleh otoritas setempat.    

Sejauh ini, lanjut dia, tidak ada indikasi tersebut. Meski demikian, Iqbal mengaku telah mempersiapkan segala kemungkinan terburuk, termasuk pelaporan yang dilakukan oleh pihak WN Mesir. 

Dia menuturkan, jika pihak KJRI telah menyiapkan tim pengacara.”Intinya, kami berikan perlindungan penuh untuk WNI kita. Perlindungan bukan berarti menutupi kesalahan. Tapi kami akan pastikan, hukum berjalan dengan baik,” urainya. (mia/end)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/