25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Oposisi Tolak Campur Tangan PM Yunani

ATHENA – Dialog politik para pemimpin Yunani untuk menghindarkan Negeri Para Dewa itu dari ambang kebangkrutan memasuki hari ke-2 kemarin (6/11). Pembentukan pemerintahan koalisi pun menuai ganjalan dari oposisi. Ketua Partai Demokratik Baru, Antonis Samaras, menolak bekerja sama dengan Perdana Menteri (PM) George Papandreou yang sudah menyatakan bakal mundur.

Menjelang pertemuan kemarin, Samaras menegaskan bahwa pembentukan pemerintahan koalisi harus bebas dari pengaruh Papandreou. Karena itu, dia enggan terlibat dalam dialog yang kemarin masih melibatkan pemimpin 59 tahun tersebut. Alih-alih berkoalisi, dia malah mendesak pemerintah untuk meng gelar pemilu lebih cepat. Dengan demikian, pemerintahan baru yang lebih representatif di mata para pemimpin Eropa akan terbentuk.

Namun, Papandreou menentang keras ide oposisi untuk menyelenggarakan pemilu dini. “Mempercepat pemilu hanya akan mendatangkan bencana bagi Yunani,” tandasnya menanggapi gagasan Samaras. Selain meningkatkan ketegangan politik di dalam negeri, pemilu dini juga akan membuat citra Yunani di mata Eropa kian buruk. Sebab pemilu dini yang pasti diwarnai dengan berbagai konflik bakal membuat Uni Eropa (UE) beranggapan bahwa Yunani enggan bertahan dalam zona euro.

Padahal, saat ini, Yunani sedang berusaha memberikan kesan positif bagi UE. Apalagi, hari ini (7/11), para menteri keuangan Eropa akan berkumpul di Kota Brussels, Belgia, untuk membahas krisis finansial Yunani. Jika para pemimpin Yunani yang kemarin berkumpul di Kota Athena tak segera menyelesaikan kemelut politik dalam negeri, tak menutup kemungkinan UE akan batal mengucurkan dana talangan yang sudah disepakati. Hari ini, PM pengganti Papandreou sudah harus terpilih.

“Ini menjadi penting karena kesepakatan yang hendak kita capai bersama ini merupakan persyaratan wajib agar kita tetap bertahan di zona euro,” kata Papandreou usai menemui Presiden Carolos Papoulias Sabtu waktu setempat (6/11). Selain mendapatkan dana talangan sebesar EUR 130 miliar (sekitar Rp 1.601 triliun), Yunani juga akan menuai beberapa keuntungan lain. Salah satunya adalah penghapusan utang yang nominalnya mencapai EUR 100 miliar (sekitar Rp 1.229 triliun).

Papandreou yang Kamis lalu (3/11) membatalkan rencananya menggelar referendum, akhirnya sepakat dengan sebagian besar anggota parlemen untuk menerima dana talangan UE. Sebelumnya, dia juga sempat diundang ke Resor Cannes, Prancis, untuk menghadapi kemarahan sejumlah petinggi Eropa yang tak berkenan dengan referendum gagasannya. Manuver itu membuat ketua Partai Pasok (Panhellenic Socialist Movement) tersebut selamat dalam mosi tidak percaya Jumat lalu (4/11).

Kendati demikian, demi terbentuknya pemerintahan koalisi yang representatif di mata UE, Papandreou siap mundur dari kursi PM. Dengan demikian, Yunani akan selamat dari ancaman bangkrut. Karena itu, dia mengimbau seluruh komponen pembentuk pemerintahan bersatu. (ap/afp/bbc/hep/mik/jpnn)

ATHENA – Dialog politik para pemimpin Yunani untuk menghindarkan Negeri Para Dewa itu dari ambang kebangkrutan memasuki hari ke-2 kemarin (6/11). Pembentukan pemerintahan koalisi pun menuai ganjalan dari oposisi. Ketua Partai Demokratik Baru, Antonis Samaras, menolak bekerja sama dengan Perdana Menteri (PM) George Papandreou yang sudah menyatakan bakal mundur.

Menjelang pertemuan kemarin, Samaras menegaskan bahwa pembentukan pemerintahan koalisi harus bebas dari pengaruh Papandreou. Karena itu, dia enggan terlibat dalam dialog yang kemarin masih melibatkan pemimpin 59 tahun tersebut. Alih-alih berkoalisi, dia malah mendesak pemerintah untuk meng gelar pemilu lebih cepat. Dengan demikian, pemerintahan baru yang lebih representatif di mata para pemimpin Eropa akan terbentuk.

Namun, Papandreou menentang keras ide oposisi untuk menyelenggarakan pemilu dini. “Mempercepat pemilu hanya akan mendatangkan bencana bagi Yunani,” tandasnya menanggapi gagasan Samaras. Selain meningkatkan ketegangan politik di dalam negeri, pemilu dini juga akan membuat citra Yunani di mata Eropa kian buruk. Sebab pemilu dini yang pasti diwarnai dengan berbagai konflik bakal membuat Uni Eropa (UE) beranggapan bahwa Yunani enggan bertahan dalam zona euro.

Padahal, saat ini, Yunani sedang berusaha memberikan kesan positif bagi UE. Apalagi, hari ini (7/11), para menteri keuangan Eropa akan berkumpul di Kota Brussels, Belgia, untuk membahas krisis finansial Yunani. Jika para pemimpin Yunani yang kemarin berkumpul di Kota Athena tak segera menyelesaikan kemelut politik dalam negeri, tak menutup kemungkinan UE akan batal mengucurkan dana talangan yang sudah disepakati. Hari ini, PM pengganti Papandreou sudah harus terpilih.

“Ini menjadi penting karena kesepakatan yang hendak kita capai bersama ini merupakan persyaratan wajib agar kita tetap bertahan di zona euro,” kata Papandreou usai menemui Presiden Carolos Papoulias Sabtu waktu setempat (6/11). Selain mendapatkan dana talangan sebesar EUR 130 miliar (sekitar Rp 1.601 triliun), Yunani juga akan menuai beberapa keuntungan lain. Salah satunya adalah penghapusan utang yang nominalnya mencapai EUR 100 miliar (sekitar Rp 1.229 triliun).

Papandreou yang Kamis lalu (3/11) membatalkan rencananya menggelar referendum, akhirnya sepakat dengan sebagian besar anggota parlemen untuk menerima dana talangan UE. Sebelumnya, dia juga sempat diundang ke Resor Cannes, Prancis, untuk menghadapi kemarahan sejumlah petinggi Eropa yang tak berkenan dengan referendum gagasannya. Manuver itu membuat ketua Partai Pasok (Panhellenic Socialist Movement) tersebut selamat dalam mosi tidak percaya Jumat lalu (4/11).

Kendati demikian, demi terbentuknya pemerintahan koalisi yang representatif di mata UE, Papandreou siap mundur dari kursi PM. Dengan demikian, Yunani akan selamat dari ancaman bangkrut. Karena itu, dia mengimbau seluruh komponen pembentuk pemerintahan bersatu. (ap/afp/bbc/hep/mik/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/