25.5 C
Medan
Friday, June 14, 2024

Korban Tewas Capai 500 Jiwa

Tiga Bulan Banjir Thailand

BANGKOK – Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Yingluck Shinawatra tampaknya masih harus lebih lama mengurusi banjir. Sejak akhir Juli lalu hingga sekarang, air masih menggenangi sebagian besar wilayah Thailand. Bahkan, ibu kota pun lumpuh akibat banjir yang kian mendekati kompleks pemerintahan.

Sampai dengan Kemarin (6/11), korban tewas akibat banjir di Negeri Gajah Putih itu dilaporkan melebihi angka 500. Jumlah tersebut dikhawatirkan masih akan terus bertambah karena ketinggian air yang bercampur sampah dan bahkan mungkin bangkai binatang serta mayat manusia itu tetap tinggi. Di beberapa lokasi, banjir memang surut. Namun, akses ke berbagai fasilitas vital masih terputus.

“Meski banjir tak bisa kami hindari, pusat bisnis dan politik Thailand hanya terimbas dampak minor saja,” ungkap Yingluck. Dia berharap, segala macam cara yang dilakukan untuk mempertahankan daratan kering di kompleks pemerintahan berhasil mempertahankan eksistensi zona ekonomi negara tersebut. Untuk itu, pemerintahannya kembali mem pertinggi tanggul darurat di sebelah utara Bangkok.

Karena ancaman yang masih sangat nyata, Gubernur Bangkok Su khumbhand Paribatra kem bali menginstruksikan eva kuasi. Kali ini, giliran warga Distrik Chatuchak yang harus meninggalkan rumah-rumah mereka. “Perintah evakuasi ini tidak bersifat wajib. Tapi, demi keselamatan Anda semua, sebaiknya perintah ini dilaksanakan,” kata politikus 59 tahun tersebut.

Sejauh ini, Sukhumbhand sudah memerintahkan evakuasi di 11 distrik. Dia meminta seluruh warga di 11 dari total 50 distrik di Bangkok itu untuk mengosongkan kampung halaman mereka. Sedangkan, evakuasi sebagian diberlakukan di tujuh distrik yang lain. Di tujuh distrik ini, pemerintah tidak memberlakukan pengosongan distrik. Karena itu, warga boleh tetap bertahan meski evakuasi lebih dianjurkan.

Selain permukiman warga, banjir juga mengancam jalur kereta api di pusat kota. Setidaknya tiga rel kereta api bawah tanah yang melintas di kawasan utara Bangkok sudah mulai digenangi air banjir. Demikian juga, beberapa ruas jalan raya yang terletak di bawah jalur skytrain. Salah satunya adalah jalan padat lalu lintas di bawah Stasiun Skytrain Mo Chit di Chatuchak.

Terminal Bus Mo Chit yang menjadi terminal utama di kawasan utara Thailand juga terendam banjir. “Tapi, terminal dan jalanan di sekitarnya masih tetap beroperasi normal meski jumlah masyarakat yang memanfaatkannya berkurang banyak,” ujar Kepala Polisi Lalu Lintas Chatuchak, Uthaiwan Kaewsa-ard. Belakangan, air banjir juga mulai bergerak mendekati distrik ramai Lad Phrao.

Masuknya Chatuchak ke dalam daftar distrik yang harus dievakuasi menunjukkan bahwa ancaman banjir sudah sangat payah. Pasalnya, distrik yang paling ramai itu hanya berjarak beberapa kilometer dari pusat bisnis Bangkok. Karena mulai digenangi banjir, beberapa pertokoan dan taman yang menghiasi distrik wisata tersebut terpaksa tutup.
Kemarin, Chatuchak Weekend Market masih tetap buka. Tapi, pasar yang menjadi jujukan para wisatawan asing itu sepi. Sebagian besar pedagang yang biasa menjajakan suvenir di sana absen. Jumlah konsumen pun menurun drastis jika dibandingkan dengan beberapa pekan lalu, saat air banjir masih belum menjebol tanggul-tanggul darurat di sekeliling Bangkok.(ap/afp/hep/mik/jpnn)

Tiga Bulan Banjir Thailand

BANGKOK – Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Yingluck Shinawatra tampaknya masih harus lebih lama mengurusi banjir. Sejak akhir Juli lalu hingga sekarang, air masih menggenangi sebagian besar wilayah Thailand. Bahkan, ibu kota pun lumpuh akibat banjir yang kian mendekati kompleks pemerintahan.

Sampai dengan Kemarin (6/11), korban tewas akibat banjir di Negeri Gajah Putih itu dilaporkan melebihi angka 500. Jumlah tersebut dikhawatirkan masih akan terus bertambah karena ketinggian air yang bercampur sampah dan bahkan mungkin bangkai binatang serta mayat manusia itu tetap tinggi. Di beberapa lokasi, banjir memang surut. Namun, akses ke berbagai fasilitas vital masih terputus.

“Meski banjir tak bisa kami hindari, pusat bisnis dan politik Thailand hanya terimbas dampak minor saja,” ungkap Yingluck. Dia berharap, segala macam cara yang dilakukan untuk mempertahankan daratan kering di kompleks pemerintahan berhasil mempertahankan eksistensi zona ekonomi negara tersebut. Untuk itu, pemerintahannya kembali mem pertinggi tanggul darurat di sebelah utara Bangkok.

Karena ancaman yang masih sangat nyata, Gubernur Bangkok Su khumbhand Paribatra kem bali menginstruksikan eva kuasi. Kali ini, giliran warga Distrik Chatuchak yang harus meninggalkan rumah-rumah mereka. “Perintah evakuasi ini tidak bersifat wajib. Tapi, demi keselamatan Anda semua, sebaiknya perintah ini dilaksanakan,” kata politikus 59 tahun tersebut.

Sejauh ini, Sukhumbhand sudah memerintahkan evakuasi di 11 distrik. Dia meminta seluruh warga di 11 dari total 50 distrik di Bangkok itu untuk mengosongkan kampung halaman mereka. Sedangkan, evakuasi sebagian diberlakukan di tujuh distrik yang lain. Di tujuh distrik ini, pemerintah tidak memberlakukan pengosongan distrik. Karena itu, warga boleh tetap bertahan meski evakuasi lebih dianjurkan.

Selain permukiman warga, banjir juga mengancam jalur kereta api di pusat kota. Setidaknya tiga rel kereta api bawah tanah yang melintas di kawasan utara Bangkok sudah mulai digenangi air banjir. Demikian juga, beberapa ruas jalan raya yang terletak di bawah jalur skytrain. Salah satunya adalah jalan padat lalu lintas di bawah Stasiun Skytrain Mo Chit di Chatuchak.

Terminal Bus Mo Chit yang menjadi terminal utama di kawasan utara Thailand juga terendam banjir. “Tapi, terminal dan jalanan di sekitarnya masih tetap beroperasi normal meski jumlah masyarakat yang memanfaatkannya berkurang banyak,” ujar Kepala Polisi Lalu Lintas Chatuchak, Uthaiwan Kaewsa-ard. Belakangan, air banjir juga mulai bergerak mendekati distrik ramai Lad Phrao.

Masuknya Chatuchak ke dalam daftar distrik yang harus dievakuasi menunjukkan bahwa ancaman banjir sudah sangat payah. Pasalnya, distrik yang paling ramai itu hanya berjarak beberapa kilometer dari pusat bisnis Bangkok. Karena mulai digenangi banjir, beberapa pertokoan dan taman yang menghiasi distrik wisata tersebut terpaksa tutup.
Kemarin, Chatuchak Weekend Market masih tetap buka. Tapi, pasar yang menjadi jujukan para wisatawan asing itu sepi. Sebagian besar pedagang yang biasa menjajakan suvenir di sana absen. Jumlah konsumen pun menurun drastis jika dibandingkan dengan beberapa pekan lalu, saat air banjir masih belum menjebol tanggul-tanggul darurat di sekeliling Bangkok.(ap/afp/hep/mik/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/