26.2 C
Medan
Friday, September 27, 2024

Presiden Turki Bangun Istana Rp 7,5 Triliun

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membangun istana seharga Rp7,5 triliun.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membangun istana seharga Rp7,5 triliun.

ANKARA, SUMUTPOS.CO – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sedang menjadi bahan pergunjingan. Hal itu bukan terkait kebijakannya akan pemerintahan yang baru berjalan seumur jagung, melainkan karena pembangunan istana barunya yang menghabiskan anggaran hingga USD 615 juta atau setara dengan Rp 7,5 triliun. Anggaran itu melambung dua kali lipat dari yang semula direncanakan.

‘Sebagian besar biaya tersebut sudah dibayar, tapi ada tambahan lagi senilai USD 135 juta (Rp 1,6 triliun) yang akan dialokasikan pada 2015,’ ujar Menteri Keuangan Turki Mehmet Simsek sebagaimana dilansir Harian Hurriyet. Jika ditotal secara keseluruhan, berarti istana tersebut bakal menghabiskan anggaran Rp 9,1 triliun.

Istana yang diberi nama Ak Saray atau White Palace itu memang luar biasa. Luasnya 300 ribu meter persegi. Istana tersebut jauh lebih besar dibandingkan White House di Washington, Amerika Serikat (AS); Buckingham Palace, London, Inggris; dan Grand Kremlin Palace di Moskow, Rusia. Ukuran istana baru ini bahkan setara dengan empat kali Palace of Versailles di Versailles, Prancis.

Ada seribu ruangan yang tersedia di istana yang dibuka pada 30 Agustus lalu tersebut. Ak Saray memiliki atrium dan koridor yang terbuat dari batu marmer mewah. Istana itu juga dilengkapi dengan sistem berteknologi tinggi yang menghalangi fungsi peralatan elektronik yang biasa dipakai untuk menguping maupun memata-matai. Saat malam, lampu-lampu memantulkan wajah Erdogan dan bendera Turki di tembok istana.

‘Tahun depan giliran properti kepresidenan lainnya yang direnovasi,’ ujar ajudan Erdogan Fahri Kasirga. Termasuk di antaranya Huber Palace di Istanbul dan guest house di Marmaris.

Banyak kritikus yang menilai bahwa pembangunan istana itu adalah pemborosan besar-besaran. Terlebih, Erdogan juga memesan pesawat jet kepresidenan dengan jenis Airbus A330-200 seharga USD 185 juta (Rp 2,25 triliun). Pesawat tersebut lebih mahal dari harga yang seharusnya. Sebab, dia memberikan detail dan desain tambahan sesuai keinginannya.

Oposisi menuding Erdogan telah menghambur-hamburkan uang rakyat. ‘Turki yang baru harus mengekspresikan dirinya dengan sesuatu yang baru,’ ujar Erdogan beberapa waktu lalu terkait dengan pembangunan istana dan pembelian pesawat barunya itu.

Kritik tidak hanya dilontarkan terhadap besarnya bujet untuk istana dan pesawat, tapi juga pembangunan Ak Saray yang terletak di tengah-tengah Taman Taksim Gezi yang menjadi ikon Istanbul, Turki. Area hijau tersebut adalah salah satu peninggalan pendiri sekaligus Presiden Pertama Turki Mustafa Kemal Ataturk. Karena pembangunan Ak Saray, ratusan pohon di area taman itu ditebang. Pengadilan juga sempat melarang pembangunan istana yang terletak di taman nasional tersebut. Namun, Erdogan tak menggubris.

‘Istana yang dibangun dengan melawan perintah pengadilan ini menunjukkan meningkatnya perasaan Erdogan bahwa dirinya berkuasa di atas negara yang diperintahnya dan aturan hukum,’ ujar ekonom di Global Source Partner Atilla Yesilada. (BBC/Hurriyet Daily News/Bloomberg/sha/c22/ami)

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membangun istana seharga Rp7,5 triliun.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membangun istana seharga Rp7,5 triliun.

ANKARA, SUMUTPOS.CO – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sedang menjadi bahan pergunjingan. Hal itu bukan terkait kebijakannya akan pemerintahan yang baru berjalan seumur jagung, melainkan karena pembangunan istana barunya yang menghabiskan anggaran hingga USD 615 juta atau setara dengan Rp 7,5 triliun. Anggaran itu melambung dua kali lipat dari yang semula direncanakan.

‘Sebagian besar biaya tersebut sudah dibayar, tapi ada tambahan lagi senilai USD 135 juta (Rp 1,6 triliun) yang akan dialokasikan pada 2015,’ ujar Menteri Keuangan Turki Mehmet Simsek sebagaimana dilansir Harian Hurriyet. Jika ditotal secara keseluruhan, berarti istana tersebut bakal menghabiskan anggaran Rp 9,1 triliun.

Istana yang diberi nama Ak Saray atau White Palace itu memang luar biasa. Luasnya 300 ribu meter persegi. Istana tersebut jauh lebih besar dibandingkan White House di Washington, Amerika Serikat (AS); Buckingham Palace, London, Inggris; dan Grand Kremlin Palace di Moskow, Rusia. Ukuran istana baru ini bahkan setara dengan empat kali Palace of Versailles di Versailles, Prancis.

Ada seribu ruangan yang tersedia di istana yang dibuka pada 30 Agustus lalu tersebut. Ak Saray memiliki atrium dan koridor yang terbuat dari batu marmer mewah. Istana itu juga dilengkapi dengan sistem berteknologi tinggi yang menghalangi fungsi peralatan elektronik yang biasa dipakai untuk menguping maupun memata-matai. Saat malam, lampu-lampu memantulkan wajah Erdogan dan bendera Turki di tembok istana.

‘Tahun depan giliran properti kepresidenan lainnya yang direnovasi,’ ujar ajudan Erdogan Fahri Kasirga. Termasuk di antaranya Huber Palace di Istanbul dan guest house di Marmaris.

Banyak kritikus yang menilai bahwa pembangunan istana itu adalah pemborosan besar-besaran. Terlebih, Erdogan juga memesan pesawat jet kepresidenan dengan jenis Airbus A330-200 seharga USD 185 juta (Rp 2,25 triliun). Pesawat tersebut lebih mahal dari harga yang seharusnya. Sebab, dia memberikan detail dan desain tambahan sesuai keinginannya.

Oposisi menuding Erdogan telah menghambur-hamburkan uang rakyat. ‘Turki yang baru harus mengekspresikan dirinya dengan sesuatu yang baru,’ ujar Erdogan beberapa waktu lalu terkait dengan pembangunan istana dan pembelian pesawat barunya itu.

Kritik tidak hanya dilontarkan terhadap besarnya bujet untuk istana dan pesawat, tapi juga pembangunan Ak Saray yang terletak di tengah-tengah Taman Taksim Gezi yang menjadi ikon Istanbul, Turki. Area hijau tersebut adalah salah satu peninggalan pendiri sekaligus Presiden Pertama Turki Mustafa Kemal Ataturk. Karena pembangunan Ak Saray, ratusan pohon di area taman itu ditebang. Pengadilan juga sempat melarang pembangunan istana yang terletak di taman nasional tersebut. Namun, Erdogan tak menggubris.

‘Istana yang dibangun dengan melawan perintah pengadilan ini menunjukkan meningkatnya perasaan Erdogan bahwa dirinya berkuasa di atas negara yang diperintahnya dan aturan hukum,’ ujar ekonom di Global Source Partner Atilla Yesilada. (BBC/Hurriyet Daily News/Bloomberg/sha/c22/ami)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/