27.8 C
Medan
Saturday, May 11, 2024

Tentara Pembelot Tembaki 120 Polisi

BEIRUT- Sebanyak 120 polisi tewas dalam penyerangan kelompok bersenjata di beberapa wilayah di utara Suriah. Kelompok bersenjata membakar gedung-gedung pemerintah dan menjarah bahan peledak di sebuah gudang senjata. Aksi tersebut berlangsung ketika tentara menyerang demonstran selama beberapa hari.

Demikian dilansir CNN, Selasa (7/6). Serangan itu terjadi Senin, (6/6) di kota jisr Al-Shugur dan sekitarnya, kota itu adalah tempat dilancarkannya serangan mematikan oleh tentara beberapa waktu lalu. Penyerangan tiba-tiba oleh kelompok bersenjata menewaskan 120 polisi dan melukai puluhan warga sipil lainnya.

Kelompok bersenjata itu membakar gedung-gedung pemerintah dan menembaki pusat keamanan. Televisi nasional Suriah mengatakan kelompok itu berhasil menjarah lima ton dinamit dari gudang senjata dekat bendungan lembah Al Abyad. Pemerintah Suriah mengatakan tidak akan tinggal diam menghadapi hal itu.

“Negara akan menghadapinya dengan ketegasan dan kekuatan sesuai dengan hukum. Kami tidak akan tinggal diam ketika menyangkut serangan bersenjata,” ujar Menteri Dalam Negeri Mohammed Ibrahim al-Chaar.
Menteri Informasi Suriah, Adnan Mahmoud mengatakan kelompok bersenjata menggunakan senapan serbu tingkat menengah dan bom. Mereka juga menggunakan warga sipil sebagai tameng. “Warga di distrik Idlib merasa ketakutan karena serangannya,” ujarnya.

Hingga kini, belum bisa memastikan kelompok mana yang melakukan penyerangan, tapi tentara pembelot diduga kuat berada di balik serangan mematikan tersebut. Menurut laman AP, terdapat beberapa tentara yang membelot dan berbalik menyerang pemerintah.

“Situasinya saat ini sangat samar, tidak jelas siapa yang melakukan penembakan, namun situasinya sekarang sangat serius dan di luar ken dali,” ujar seorang aktivis yang enggan disebutkan namanya.
Lebih lanjut, aktivis oposisi tak mengetahui siapa yang terlibat dalam serangan itu. Mereka skeptis dengan jumlah korban resmi yang disebut pemerintah. Sebaliknya, mereka menuduh pemerintah sengaja melakukannya demi melancarkan serangan baru. (bbs/jpnn)

BEIRUT- Sebanyak 120 polisi tewas dalam penyerangan kelompok bersenjata di beberapa wilayah di utara Suriah. Kelompok bersenjata membakar gedung-gedung pemerintah dan menjarah bahan peledak di sebuah gudang senjata. Aksi tersebut berlangsung ketika tentara menyerang demonstran selama beberapa hari.

Demikian dilansir CNN, Selasa (7/6). Serangan itu terjadi Senin, (6/6) di kota jisr Al-Shugur dan sekitarnya, kota itu adalah tempat dilancarkannya serangan mematikan oleh tentara beberapa waktu lalu. Penyerangan tiba-tiba oleh kelompok bersenjata menewaskan 120 polisi dan melukai puluhan warga sipil lainnya.

Kelompok bersenjata itu membakar gedung-gedung pemerintah dan menembaki pusat keamanan. Televisi nasional Suriah mengatakan kelompok itu berhasil menjarah lima ton dinamit dari gudang senjata dekat bendungan lembah Al Abyad. Pemerintah Suriah mengatakan tidak akan tinggal diam menghadapi hal itu.

“Negara akan menghadapinya dengan ketegasan dan kekuatan sesuai dengan hukum. Kami tidak akan tinggal diam ketika menyangkut serangan bersenjata,” ujar Menteri Dalam Negeri Mohammed Ibrahim al-Chaar.
Menteri Informasi Suriah, Adnan Mahmoud mengatakan kelompok bersenjata menggunakan senapan serbu tingkat menengah dan bom. Mereka juga menggunakan warga sipil sebagai tameng. “Warga di distrik Idlib merasa ketakutan karena serangannya,” ujarnya.

Hingga kini, belum bisa memastikan kelompok mana yang melakukan penyerangan, tapi tentara pembelot diduga kuat berada di balik serangan mematikan tersebut. Menurut laman AP, terdapat beberapa tentara yang membelot dan berbalik menyerang pemerintah.

“Situasinya saat ini sangat samar, tidak jelas siapa yang melakukan penembakan, namun situasinya sekarang sangat serius dan di luar ken dali,” ujar seorang aktivis yang enggan disebutkan namanya.
Lebih lanjut, aktivis oposisi tak mengetahui siapa yang terlibat dalam serangan itu. Mereka skeptis dengan jumlah korban resmi yang disebut pemerintah. Sebaliknya, mereka menuduh pemerintah sengaja melakukannya demi melancarkan serangan baru. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/