31.8 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Tuduh Mantan Pimred Pembocor Rahasia

Gao Yu, mantan pemred Economics
Gao Yu, mantan pemred majalah Economics Weeky.

 

BEIJING, SUMUTPOS.CO – Jelang peringatan tragedi ke-25 Lapangan Tiananmen Juni mendatang, Partai Komunis, partai yang berkuasa di Tiongkok, menangkap mantan jurnalis ternama, Gao Yu. Mantan jurnalis yang berusia 70 tahun itu dituduh membocorkan rahasia negara.

“Gao Yu ditangkap karena diduga memberikan rahasia negara kepada sumber lain di luar Tiongkok,” tulis departemen keamanan publik Beijing dalam pernyataan resmi mereka kemarin (8/5).

Gao, mantan pimpinan redaksi majalah Economics Weekly, dikenal sebagai jurnalis yang termasuk dalam daftar 50 pahlawan jurnalis kebebasan di International Press Institute pada 2000. Tulisan-tulisan politik Gao yang kritis pernah membuatnya masuk penjara. Pada 1993, Gao mendapat hukuman enam tahun penjara dengan tuduhan serupa. Yakni, membocorkan rahasia negara.

Penangkapan Gao diumumkan secara publik oleh pemerintah. Dalam berita di stasiun TV pusat Tiongkok, Gao terlihat digelandang menuju salah satu ruangan di kantor polisi dengan kawalan dua polisi. Dalam tayangan tersebut, Gao juga membuat pernyataan. “Saya yakin yang saya lakukan sudah melanggar hukum dan mengancam keamanan negeri. Yang saya lakukan adalah salah. Saya mendapat pelajaran besar dari pengalaman ini,” tuturnya.

Sebelum muncul di TV, Gao menghilang selama dua pekan. Teman-temannya sudah menduga bahwa Gao mungkin ditangkap pihak berwenang. Sebab, Gao tidak muncul saat mereka menghelat rapat persiapan peringatan tragedi Lapangan Tiananmen. Berdasar kantor berita Xinhua, Gao ditangkap pada 24 April dengan tuduhan mengirimkan dokumen rahasia melalui situs asing pada Juni tahun lalu.

Polisi lantas menyita bukti-bukti dari kediaman Gao. Namun, polisi tidak menjelaskan dokumen dan rahasia yang diberikan Gao kepada pihak lain. Tetapi, sebelum ditangkap, Gao pernah menulis tentang Document No. 9. Dokumen itu berisi rencana Partai Komunis yang ingin menangkap oposisi dan peringatan melawan para pendukung demokrasi. (AFP/c20/tia)

Gao Yu, mantan pemred Economics
Gao Yu, mantan pemred majalah Economics Weeky.

 

BEIJING, SUMUTPOS.CO – Jelang peringatan tragedi ke-25 Lapangan Tiananmen Juni mendatang, Partai Komunis, partai yang berkuasa di Tiongkok, menangkap mantan jurnalis ternama, Gao Yu. Mantan jurnalis yang berusia 70 tahun itu dituduh membocorkan rahasia negara.

“Gao Yu ditangkap karena diduga memberikan rahasia negara kepada sumber lain di luar Tiongkok,” tulis departemen keamanan publik Beijing dalam pernyataan resmi mereka kemarin (8/5).

Gao, mantan pimpinan redaksi majalah Economics Weekly, dikenal sebagai jurnalis yang termasuk dalam daftar 50 pahlawan jurnalis kebebasan di International Press Institute pada 2000. Tulisan-tulisan politik Gao yang kritis pernah membuatnya masuk penjara. Pada 1993, Gao mendapat hukuman enam tahun penjara dengan tuduhan serupa. Yakni, membocorkan rahasia negara.

Penangkapan Gao diumumkan secara publik oleh pemerintah. Dalam berita di stasiun TV pusat Tiongkok, Gao terlihat digelandang menuju salah satu ruangan di kantor polisi dengan kawalan dua polisi. Dalam tayangan tersebut, Gao juga membuat pernyataan. “Saya yakin yang saya lakukan sudah melanggar hukum dan mengancam keamanan negeri. Yang saya lakukan adalah salah. Saya mendapat pelajaran besar dari pengalaman ini,” tuturnya.

Sebelum muncul di TV, Gao menghilang selama dua pekan. Teman-temannya sudah menduga bahwa Gao mungkin ditangkap pihak berwenang. Sebab, Gao tidak muncul saat mereka menghelat rapat persiapan peringatan tragedi Lapangan Tiananmen. Berdasar kantor berita Xinhua, Gao ditangkap pada 24 April dengan tuduhan mengirimkan dokumen rahasia melalui situs asing pada Juni tahun lalu.

Polisi lantas menyita bukti-bukti dari kediaman Gao. Namun, polisi tidak menjelaskan dokumen dan rahasia yang diberikan Gao kepada pihak lain. Tetapi, sebelum ditangkap, Gao pernah menulis tentang Document No. 9. Dokumen itu berisi rencana Partai Komunis yang ingin menangkap oposisi dan peringatan melawan para pendukung demokrasi. (AFP/c20/tia)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/