26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Bus PNS Dibom, 18 Tewas

PESHAWAR – Ledakan kembali mengguncang Pakistan. Kemarin (8/6) sebanyak 18 orang tewas saat sebuah bom meledak di dalam bus yang mengangkut pegawai pemerintah (PNS). Itu menjadi peringatan penting bagi Presiden Asif Ali Zardari bahwa Pakistan masih belum bebas dari ancaman militan.

“Bus baru saja meninggalkan Kota Peshawar saat sebuah bom yang disembunyikan di dalamnya meledak,” kata Tahir Ayub Khan, pejabat senior kepolisian setempat. Saking kuatnya ledakan, bus yang khusus disewa pemerintah setempat untuk mengangkut PNS itu hancur berantakan. Hampir separo bagian belakang bus tersebut gosong dan tak lagi bisa dikenali.

Selain menewaskan 18 orang, termasuk seorang anak dan enam perempuan, ledakan tersebut juga melukai sekitar 35 orang. Hingga sekarang, sebagian besar korban menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Salah seorang di antara mereka adalah Jalal Khan. Lengan kanan remaja 14 tahun itu robek saat bom meluluhlantakkan separo bagian bus.

“Kami semua terjatuh ke lantai saat terjadi ledakan. Dalam hitungan detik, semua orang berteriak-teriak minta tolong,” kata Khan yang biasa menumpang bus khusus tersebut. Selain terluka terkena serpihan kaca dan logam, sebagian besar penumpang mengalami sesak napas. Sebab, ledakan itu memicu kebakaran yang menghasilkan banyak asap di sisi belakang bus.

Mohammed Javed, salah seorang korban, mengatakan bahwa seluruh korban tewas adalah mereka yang duduk di bagian belakang. “Beruntung saya duduk di depan dan bom itu meledak di belakang,” kata pria 35 tahun yang mengalami luka ringan di bagian bahu tersebut. Karena tak sampai terkapar akibat ledakan, Javed mengaku sempat membantu proses evakuasi korban.

Layaknya bus khusus lain yang disewa pemerintah kota (pemkot), bus nahas itu melayani rute Peshawar”Charsada. “Penumpang bus itu bukan hanya PNS, tapi juga warga sipil yang membutuhkan tumpangan pada rute tersebut,” kata Javed. Karena itulah, selain PNS, ada warga sipil yang menjadi korban dalam insiden kemarin. Diduga kuat, pelaku ledakan yang masih belum diketahui itu memang sengaja menarget PNS.

Iftikhar Hussain, pejabat tertinggi dinas penerangan Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, mengecam keras insiden maut kemarin. Dia langsung menyalahkan militan yang bersarang di wilayahnya sebagai pelaku ledakan. “Demi keamanan dan keselamatan warga, kami selalu siap bernegosiasi. Tapi, jika teroris tak menghentikan aksi mereka, satu-satunya opsi yang tersisa hanyalah operasi militer,” tandasnya.

Sekitar satu tahun terakhir aksi teror dan militansi di provinsi paling bergolak di Pakistan tersebut memang sempat reda. Tapi, belakangan Taliban Pakistan kembali melancarkan aksi di berbagai penjuru negeri. Kelompok militan radikal itu merasa kecewa terhadap pemerintah yang dianggap terlalu tunduk kepada Amerika Serikat (AS). Mereka bersumpah untuk melancarkan serangan besar-besaran.

Namun, Hussain juga menegaskan bahwa pemerintah tidak bakal tunduk kepada militan. “Kami tak akan berhenti memberantas mereka (teroris/militan), di mana pun mereka,” tandasnya.

Terkait insiden paling mematikan selama enam bulan terakhir itu, pemerintah juga berjanji akan melakukan investigasi maksimal. Hussain berharap, pelakunya bisa ditangkap dan diseret ke pengadilan. (hep/cami/jpnn)

PESHAWAR – Ledakan kembali mengguncang Pakistan. Kemarin (8/6) sebanyak 18 orang tewas saat sebuah bom meledak di dalam bus yang mengangkut pegawai pemerintah (PNS). Itu menjadi peringatan penting bagi Presiden Asif Ali Zardari bahwa Pakistan masih belum bebas dari ancaman militan.

“Bus baru saja meninggalkan Kota Peshawar saat sebuah bom yang disembunyikan di dalamnya meledak,” kata Tahir Ayub Khan, pejabat senior kepolisian setempat. Saking kuatnya ledakan, bus yang khusus disewa pemerintah setempat untuk mengangkut PNS itu hancur berantakan. Hampir separo bagian belakang bus tersebut gosong dan tak lagi bisa dikenali.

Selain menewaskan 18 orang, termasuk seorang anak dan enam perempuan, ledakan tersebut juga melukai sekitar 35 orang. Hingga sekarang, sebagian besar korban menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Salah seorang di antara mereka adalah Jalal Khan. Lengan kanan remaja 14 tahun itu robek saat bom meluluhlantakkan separo bagian bus.

“Kami semua terjatuh ke lantai saat terjadi ledakan. Dalam hitungan detik, semua orang berteriak-teriak minta tolong,” kata Khan yang biasa menumpang bus khusus tersebut. Selain terluka terkena serpihan kaca dan logam, sebagian besar penumpang mengalami sesak napas. Sebab, ledakan itu memicu kebakaran yang menghasilkan banyak asap di sisi belakang bus.

Mohammed Javed, salah seorang korban, mengatakan bahwa seluruh korban tewas adalah mereka yang duduk di bagian belakang. “Beruntung saya duduk di depan dan bom itu meledak di belakang,” kata pria 35 tahun yang mengalami luka ringan di bagian bahu tersebut. Karena tak sampai terkapar akibat ledakan, Javed mengaku sempat membantu proses evakuasi korban.

Layaknya bus khusus lain yang disewa pemerintah kota (pemkot), bus nahas itu melayani rute Peshawar”Charsada. “Penumpang bus itu bukan hanya PNS, tapi juga warga sipil yang membutuhkan tumpangan pada rute tersebut,” kata Javed. Karena itulah, selain PNS, ada warga sipil yang menjadi korban dalam insiden kemarin. Diduga kuat, pelaku ledakan yang masih belum diketahui itu memang sengaja menarget PNS.

Iftikhar Hussain, pejabat tertinggi dinas penerangan Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, mengecam keras insiden maut kemarin. Dia langsung menyalahkan militan yang bersarang di wilayahnya sebagai pelaku ledakan. “Demi keamanan dan keselamatan warga, kami selalu siap bernegosiasi. Tapi, jika teroris tak menghentikan aksi mereka, satu-satunya opsi yang tersisa hanyalah operasi militer,” tandasnya.

Sekitar satu tahun terakhir aksi teror dan militansi di provinsi paling bergolak di Pakistan tersebut memang sempat reda. Tapi, belakangan Taliban Pakistan kembali melancarkan aksi di berbagai penjuru negeri. Kelompok militan radikal itu merasa kecewa terhadap pemerintah yang dianggap terlalu tunduk kepada Amerika Serikat (AS). Mereka bersumpah untuk melancarkan serangan besar-besaran.

Namun, Hussain juga menegaskan bahwa pemerintah tidak bakal tunduk kepada militan. “Kami tak akan berhenti memberantas mereka (teroris/militan), di mana pun mereka,” tandasnya.

Terkait insiden paling mematikan selama enam bulan terakhir itu, pemerintah juga berjanji akan melakukan investigasi maksimal. Hussain berharap, pelakunya bisa ditangkap dan diseret ke pengadilan. (hep/cami/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/