26 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Memburu Kurma di Pasar Induk Kurma di Kota Makkah

Mari, Mari, Haji Indonesia. Beli… Murah…

Kurma, panganan khas masyarakat Arab sudah begitu popular di berbagai negara muslim. Tak terkecuali Indonesia yang konsumen kurmanya termasuk besar. Namun bagaimana sebenarnya situasi pasar induk kurma itu di negeri asalnya?
Kurma dalam berbagai literature sesungguhnya mudah ditemukan di negara-negara Arab. Namun kurma terlezat hanya ada di Arab Saudi. Bahkan perkebunan kurma pun lebih banyak ditemukan di Madinah dan Toif.
Buah kurma  yang dalam bahasa Arabnya Tamar, merupakan buah dari jenis tanaman palm. Pohonnya hampir menyerupai kelapa sawit, sementara buahnya bertangkai seperti buah pinang.

KURMA: Seorang pedagang kurma  Pasar Induk Kurma Kakiyah, Makkah.//Farid Fandi/Jawa Pos
KURMA: Seorang pedagang kurma di Pasar Induk Kurma Kakiyah, Makkah.//Farid Fandi/Jawa Pos

Jika mengurut dari sejarahnya buah yang bernama ilmiah Phonex dactylifera tumbuh pertama  di sekitar Teluk Parsi. Pohon tersebut ditanam sejak zaman kuno dari Mesopotamia hingga prasejarah Mesir, kira-kira 4,000 tahun Sebelum Masehi.

Bahkan dalam beberapa bukti arkeologi mengarahkan kurma lebih banyak berada di timur Arab dalam 6,000 tahun Sebelum Masehi. Hingga buah itu menyebar melalui pedagang Arab ke Asia Selatan, Asia Tenggara, utara Afrika, dan Spanyol.
Lupakan jelimetnya sejarah kurma itu, yang jelas kurma panganan enak dan manis. Sekaligus memiliki nilai kesehatan yang sudah teruji secara laboratorium.

Pada musim haji tak dipungkiri kurma menjadi buah tangan yang cukup berarti. Pedagang kurma pun seperti mendadak muncul di berbagai tempat. Terutama di lokasi bersejarah peradaban Islam.

“Ya..ini menjadi panganan yang selalu identik dengan masyarakat Islam. Meski tidka selalu umat Islam yang mengkonsumsinya,” papar  Ahmad Zaini warga Indonesia yang sudah lama tinggal di Arab Saudi.
Untuk lebih nyaman, sambung dia mengenal kurma bisa dari pasar induk kurma di Makkah. Letaknya 25 kilometer dari Kota Makkah. Di lokasi itulah peredaran kurma terbesar di Makkah terjadi.

Pasar Induk Kurma Kakiyah, namanya. Tak sulit menjangkau pasar yang tampilannya tak lebih mewah dari pasar Induk Krmat Jati di Jakarta. Bangunannya pun terbilang sederhana dan biasa saja.

Tak ubahnya pasar induk lainnya, pasar kurma Kakiyah ini nyaris mirip soal kebersihan. Hanya bedanya sampah di pasar induk kurma Kakiyah tak mengeluarkan aroma apapun. Jadi masih bisa nyaman berlama-lama melihat kurma.
Kalau melihat desain bangunannya. Pasar induk di Jakarta lebih menarik. Pasar induk kurma Kakiyah ini sangat minimalis. Tanpa desain interior yang mencolok. Bahkan los-los pedagangnya pun relatif sangat sederhana. Namun penerangan lampunya tak perlu diragukan.

“Mari, mari, haji Indonesia. Beli… beli,” kata pedagang kurma begitu menyambut jamaah haji Indonesia yang datang.

Memang para jamaah haji Indonesia sudah begitu ngetop di Arab Saudi. Bukan hanya sikapnya yang terbilang ramah dan baik pada siapa saja. Jamaah Indonesia paling dikenal hobi belanja.
Tak heran banyak lokasi belanja di Makkah sudah begitu mahir melayani gaya belanja jamaah Indonesia. Meski bahasa Indonesia yang dikuasainya tak begitu baik sekali.
“Murah… kurma murah… boleh pilih. 7 real,” teriak pedagang kurma bertubuh tinggi besar menirukan bahasa Indonesia.

Pasar kurma Kakiyah ini memang belum tampak ramai. Karena jamaah masih berkonsentrasi mengikuti prosesi puncak haji yang jatuh pada 25 Oktober. Setelah itu pasar bakal ramai dikunjungi konsumen.
Berapa harga kurma di pasar ini? Zaini menjelaskan harga kurma memang bervariasi. Mulai dari harga 7 SR sampai 70 SR per kilogramnya. Kualitasnya pun bervariasi sekali.

“Ada 740 jenis kurma. Namun hanya beberapa jenis saja yang dijual. Selebihnya tidak begitu banyak dikonsumsi,” ucap Zaini menterjemahkan penjelasan Ahmad Zuhri pedagang kurma.
Paling tidak, lanjut Zaini ada dua jenis kurma paling popular. Yakni kurma Azwa  dan Sukkari. Itu pun dalam jenis yang berbeda-beda secara kualitas. Kurma Azwa, terang dia lebih popular disebut kurma Nabi. Kurma ini memiliki kedekatan dengan kebiasaan Nabi Muhammad SAW mengonsumsi kurma. Hingga kurma tersebut dilekatkan pada sebutan kurma Nabi.

“Ini semua kurma dari Arab Saudi. Tidak ada yang import. Bahkan kurma di Arab ini lah dikirim ke banyak negara,” imbuhnya.

Berapa volume penjualan kurma selama musim haji? Zaini menyebutkan selama musim haji volume penjualan kurma otomatis meningkat. Karena memang pembelinya pun sangat banyak.
Selama musim haji, dia menyebutkan penjualan kurma di pasar kurma Kakiyah Makkah itu bisa mencapai 10-20 ton. Dengan pembeli dari berbagai negara. “Kemarin saja satu bis jamaah Indonesia datang membeli kurma di sini,” tuturnya mengulangai pernyataan pedagang kurma.

Menariknya lagi harga kurma di pasar Kakiyah ini tidak pernah naik. Semua harga kurma tidak berbeda sepanjang tahun. Sehingga pedagang meras tak pernah rugi berjualan kurma. Karena keuntungannya sudah sangat pasti.
“Kalau yang belum punya anak, kurma muda dipercaya bisa menyuburkan. Makanya disini pun jual kurma muda,” ujarnya sambil menunjuk kurma muda berwarna merah. (*)

Mari, Mari, Haji Indonesia. Beli… Murah…

Kurma, panganan khas masyarakat Arab sudah begitu popular di berbagai negara muslim. Tak terkecuali Indonesia yang konsumen kurmanya termasuk besar. Namun bagaimana sebenarnya situasi pasar induk kurma itu di negeri asalnya?
Kurma dalam berbagai literature sesungguhnya mudah ditemukan di negara-negara Arab. Namun kurma terlezat hanya ada di Arab Saudi. Bahkan perkebunan kurma pun lebih banyak ditemukan di Madinah dan Toif.
Buah kurma  yang dalam bahasa Arabnya Tamar, merupakan buah dari jenis tanaman palm. Pohonnya hampir menyerupai kelapa sawit, sementara buahnya bertangkai seperti buah pinang.

KURMA: Seorang pedagang kurma  Pasar Induk Kurma Kakiyah, Makkah.//Farid Fandi/Jawa Pos
KURMA: Seorang pedagang kurma di Pasar Induk Kurma Kakiyah, Makkah.//Farid Fandi/Jawa Pos

Jika mengurut dari sejarahnya buah yang bernama ilmiah Phonex dactylifera tumbuh pertama  di sekitar Teluk Parsi. Pohon tersebut ditanam sejak zaman kuno dari Mesopotamia hingga prasejarah Mesir, kira-kira 4,000 tahun Sebelum Masehi.

Bahkan dalam beberapa bukti arkeologi mengarahkan kurma lebih banyak berada di timur Arab dalam 6,000 tahun Sebelum Masehi. Hingga buah itu menyebar melalui pedagang Arab ke Asia Selatan, Asia Tenggara, utara Afrika, dan Spanyol.
Lupakan jelimetnya sejarah kurma itu, yang jelas kurma panganan enak dan manis. Sekaligus memiliki nilai kesehatan yang sudah teruji secara laboratorium.

Pada musim haji tak dipungkiri kurma menjadi buah tangan yang cukup berarti. Pedagang kurma pun seperti mendadak muncul di berbagai tempat. Terutama di lokasi bersejarah peradaban Islam.

“Ya..ini menjadi panganan yang selalu identik dengan masyarakat Islam. Meski tidka selalu umat Islam yang mengkonsumsinya,” papar  Ahmad Zaini warga Indonesia yang sudah lama tinggal di Arab Saudi.
Untuk lebih nyaman, sambung dia mengenal kurma bisa dari pasar induk kurma di Makkah. Letaknya 25 kilometer dari Kota Makkah. Di lokasi itulah peredaran kurma terbesar di Makkah terjadi.

Pasar Induk Kurma Kakiyah, namanya. Tak sulit menjangkau pasar yang tampilannya tak lebih mewah dari pasar Induk Krmat Jati di Jakarta. Bangunannya pun terbilang sederhana dan biasa saja.

Tak ubahnya pasar induk lainnya, pasar kurma Kakiyah ini nyaris mirip soal kebersihan. Hanya bedanya sampah di pasar induk kurma Kakiyah tak mengeluarkan aroma apapun. Jadi masih bisa nyaman berlama-lama melihat kurma.
Kalau melihat desain bangunannya. Pasar induk di Jakarta lebih menarik. Pasar induk kurma Kakiyah ini sangat minimalis. Tanpa desain interior yang mencolok. Bahkan los-los pedagangnya pun relatif sangat sederhana. Namun penerangan lampunya tak perlu diragukan.

“Mari, mari, haji Indonesia. Beli… beli,” kata pedagang kurma begitu menyambut jamaah haji Indonesia yang datang.

Memang para jamaah haji Indonesia sudah begitu ngetop di Arab Saudi. Bukan hanya sikapnya yang terbilang ramah dan baik pada siapa saja. Jamaah Indonesia paling dikenal hobi belanja.
Tak heran banyak lokasi belanja di Makkah sudah begitu mahir melayani gaya belanja jamaah Indonesia. Meski bahasa Indonesia yang dikuasainya tak begitu baik sekali.
“Murah… kurma murah… boleh pilih. 7 real,” teriak pedagang kurma bertubuh tinggi besar menirukan bahasa Indonesia.

Pasar kurma Kakiyah ini memang belum tampak ramai. Karena jamaah masih berkonsentrasi mengikuti prosesi puncak haji yang jatuh pada 25 Oktober. Setelah itu pasar bakal ramai dikunjungi konsumen.
Berapa harga kurma di pasar ini? Zaini menjelaskan harga kurma memang bervariasi. Mulai dari harga 7 SR sampai 70 SR per kilogramnya. Kualitasnya pun bervariasi sekali.

“Ada 740 jenis kurma. Namun hanya beberapa jenis saja yang dijual. Selebihnya tidak begitu banyak dikonsumsi,” ucap Zaini menterjemahkan penjelasan Ahmad Zuhri pedagang kurma.
Paling tidak, lanjut Zaini ada dua jenis kurma paling popular. Yakni kurma Azwa  dan Sukkari. Itu pun dalam jenis yang berbeda-beda secara kualitas. Kurma Azwa, terang dia lebih popular disebut kurma Nabi. Kurma ini memiliki kedekatan dengan kebiasaan Nabi Muhammad SAW mengonsumsi kurma. Hingga kurma tersebut dilekatkan pada sebutan kurma Nabi.

“Ini semua kurma dari Arab Saudi. Tidak ada yang import. Bahkan kurma di Arab ini lah dikirim ke banyak negara,” imbuhnya.

Berapa volume penjualan kurma selama musim haji? Zaini menyebutkan selama musim haji volume penjualan kurma otomatis meningkat. Karena memang pembelinya pun sangat banyak.
Selama musim haji, dia menyebutkan penjualan kurma di pasar kurma Kakiyah Makkah itu bisa mencapai 10-20 ton. Dengan pembeli dari berbagai negara. “Kemarin saja satu bis jamaah Indonesia datang membeli kurma di sini,” tuturnya mengulangai pernyataan pedagang kurma.

Menariknya lagi harga kurma di pasar Kakiyah ini tidak pernah naik. Semua harga kurma tidak berbeda sepanjang tahun. Sehingga pedagang meras tak pernah rugi berjualan kurma. Karena keuntungannya sudah sangat pasti.
“Kalau yang belum punya anak, kurma muda dipercaya bisa menyuburkan. Makanya disini pun jual kurma muda,” ujarnya sambil menunjuk kurma muda berwarna merah. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/