SUMUTPOS.CO – Kementerian Dalam Negeri Inggris membekukan tes bahasa Inggris oleh sebuah perusahaan besar setelah BBC mengungkap adanya pemalsuan sistematik di sistem visa pelajar.
Dalam rekaman kamera tersembunyi di ujian bahasa Inggris wajib yang dibutuhkan untuk aplikasi visa, tampak bahwa tes untuk semua kandidat dipalsukan.
Perusahaan jasa English Testing Service yang mengelola ujian itu adalah salah satu perusahaan ujian bahasa terbesar di dunia.
Menteri Dalam Negeri Theresa May mengatakan bukti yang didapat BBC “sangat mengejutkan.”
Sepanjang tahun 2013, Panorama melakukan penyamaran dan mengikuti jaringan agen yang membantu orang mendapatkan perpanjangan visa pelajar melalui pemalsuan.
Setiap tahun, sekitar 100 ribu pelajar dari luar Uni Eropa mendapatkan perpanjangan visa untuk tinggal di Inggris.
Panorama mengirim mahasiswa non Uni Eropa yang sudah berada di Inggris secara sah untuk menyamar.
Mereka berpura-pura menjadi pelajar dengan bahasa Inggris yang buruk tapi ingin tinggal di Inggris agar bisa bekerja secara ilegal.
Salah seorang diantaranya menyamar di biro konsultan imigrasi bernama Studentway Education di Southall, London barat.
JOKI TES
BBC mendapat informasi bahwa Studentway bisa membantu kelulusan tes bahasa Inggris wajib bahkan jika pemohon visa tidak bisa berbicara bahasa Inggris.
Direktur Varinder Bajarh mengatakan, “Orang lain akan melakukan tes itu untuk anda. Tapi anda harus difoto guna membuktikan bahwa anda hadir.”
Penyamar diberitahu bahwa “untuk lulus” dia harus membayar £500 (Rp9,8 juta), atau tiga kali biaya resmi untuk ujian tersebut.
Setelah membayar, ia diminta datang untuk tes di Eden College International in London Timur, sebuah pusat ujian yang diakui pemerintah.
Ia duduk di depan komputer untuk tes aplikasi visa bernama TOEIC tapi ia tidak mengerjakan tes itu.
Bahkan, semua kandidat mendapat joki yang menggantikan mereka untuk ujian tulis dan wawancara.
Semua kandidat asli tinggal menunggu pengambilan foto saja.
JAWABAN DIBACAKAN
Sepekan kemudian, si penyamar kembali ke Eden untuk tes dengan skema pilihan ganda.
Kali ini ia harus mengikuti tes itu sendiri tapi jawaban tes dibacakan dan semua kandidat tinggal menyalin saja.
Ujian yang sedianya berlangsung dua jam usai dalam tujuh menit.
Beberapa hari kemudian, ia mendapat pemberitahuan bahwa ia lulus tes dengan nilai 100%.
Eden College International membantah mengetahui atau ikut dalam pemalsuan itu.
Direktur Studentway Varinder Bajarh juga membantah perusahaannya terlibat pemalsuan.
Menteri Dalam Negeri Theresa May yang menyaksikan rekaman video BBC menyampaikan kekagetannya.
“Apa yang telah diungkap Panorama sangat penting dan sangat mengejutkan. Saya ingin melakukan sesuatu mengenai hal itu,” kata May. (NET)