MANILA- Sedikitnya sembilan orang tewas dan puluhan ribu lainnya kehilangan tempat tinggal akibat badai tropis Aere yang melanda bagian barat laut Filipina. Badai tropis itu meluluhlantakkan pemukiman warga dengan kecepatan angin 85 kilometer per jam disertai hujan deras yang memicu banjir, longsor, dan tumbangnya tiang-tiang listrik.
Akibatnya dua wilayah Pulau Catanduanes dan wilayah Bicol mengalami kerusakan parah, 1600 orang mengungsi, jalur transportasi putus, sementara sejumlah jadwal penerbangan domestik dibatalkan. Badai Aere juga menyebabkan lebih dari 50 jadwal penerbangan domestik dan internasional ditunda, dialihkan atau dibatalkan.
Presiden Filipina, Benigno Aquino III yang mestinya pulang ke Manila setelah menghadiri acara KTT ASEAN di Jakarta Minggu (8/5), terpaksa menunda penerbangannya menjadi Senin (9/5). Sementara itu, pejabat pemerintah mengimbau warga tidak mengunjungi wilayah pegunungan yang kerap dilanda longsor serta daerah dataran rendah .
“Kami anjurkan warga di daerah beresiko tinggi segera mengungsi untuk berjaga-jaga sebelum badai datang,” kata juru bicara Badan Penanggulangan Bencana milik pemerintah, Chito Castro. (bbs/jpnn)