SANAA – Demonstrasi anti pemerintah di Yaman terus membawa korban. Alih-alih mundur dan mau menjalankan transisi kekuasaan, sesuai dengan proposal yang diajukan organisasi regional Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) Presiden Ali Abdullah Saleh justru mengerahkan polisi dan tentara untuk membubarkan demonstran.
Pasukan keamanan menembaki para demonstran yang menutup dan memblokir sebuah gedung pemerintah di Kota Taiz, sekitar 250 kilometer selatan Sanaa, ibu kota Yaman, Senin (9/5). Saksi mata mengungkapkan bahwa seorang penjaga toko dan dua demonstran tewas seketika akibat muntahan timah panas dalam unjuk rasa terbesar anti pemerintah di kota tersebut.
Selain itu, sedikitnya 80 pengunjuk rasa terluka ketika pasukan keamanan berupaya membubarkan secara paksa demonstrasi anti pemerintah di sana. Sebagian besar aparat membubarkan massa dengan kendaraan lapis baja.
“Polisi dan tentara dalam jumlah besar menyerang para pengunjuk rasa. Bahkan mengejar para demonstran hingga ke area permukiman. Mereka juga menembakkan peluru dan gas air mata secara gencar dan membabi buta,” ujar Bushra al-Maqtari, seorang aktivis di Kota Taiz.
Seorang dokter yang merawat para korban luka bertutur penjaga toko kios kecil tewas akibat peluru nyasar dari aparat.
Dua pengunjuk rasa tewas seketika akibat ditembak aparat keamanan. Para demonstran yang menduduki jalan utama di Kota Taiz telah melumpuhkan kegiatan masyarakat dan ekonomi di wilayah itu. Polisi akhirnya menembakkan peluru tajam dan gas air mata.(rtr/afp/ap/cak/dwi/jpnn)