30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Keluarga Mahasiswa Korban Pembantaian Mengamuk

ilustrasi
ilustrasi

MEXICO CITY, SUMUTPOS.CO – Istana Nasional Meksiko Sabtu petang (8/11) dipenuhi ribuan orang yang mengamuk. Mereka adalah keluarga dan orang-orang dekat dari 43 mahasiswa yang hilang di Kota Iguala pada 26 September lalu.

Para demonstran itu berang setelah pemerintah mengumumkan bahwa kelompok pembunuh bayaran Unidos asal Negara Bagian Guerrero mengaku telah mendapatkan puluhan mahasiswa yang hilang tersebut dari polisi, lantas membunuh dan membakarnya.

Ribuan orang itu berusaha memasuki bangunan yang terletak di Mexico City tersebut. Beberapa orang menggunakan barikade metal untuk memukul pintu, namun gagal terbuka. Pengunjuk rasa juga melemparkan puluhan bom molotov ke arah pintu. Mereka juga menggunakan cat semprot untuk menyuarakan aspirasi di tembok dan pintu bangunan tersebut sebelum akhirnya polisi mengamankan situasi.

Empat demonstran akhirnya ditahan. “Pena Nieto (presiden Meksiko, Red) pergilah. Kami tidak menginginkanmu,” ujar para demonstran.

Di ibu kota Negara Bagian Guerrero, Chilpancingo, aksi serupa terjadi. Sebanyak 300 mahasiswa melemparkan batu dan bom molotov ke kantor pusat pemerintahan daerah.

Mereka juga membakar sekitar 10 kendaraan, termasuk di antaranya truk dan kendaraan polisi. “Mereka mengambil para mahasiswa itu hidup-hidup. Kami ingin mereka kembali dalam keadaan hidup,” tulis pendemo di dinding gedung pemerintahan.

Saat ini para keluarga korban masih menolak pernyataan dari pemerintah. Mereka menunggu hasil tes DNA dari lembaga forensik independen di Argentina untuk memastikan kematian para mahasiswa tersebut. Jika tidak, mereka tidak akan pernah menerima hasil identifikasi dari kepolisian. (AFP/Reuters/sha/c17/ft)

ilustrasi
ilustrasi

MEXICO CITY, SUMUTPOS.CO – Istana Nasional Meksiko Sabtu petang (8/11) dipenuhi ribuan orang yang mengamuk. Mereka adalah keluarga dan orang-orang dekat dari 43 mahasiswa yang hilang di Kota Iguala pada 26 September lalu.

Para demonstran itu berang setelah pemerintah mengumumkan bahwa kelompok pembunuh bayaran Unidos asal Negara Bagian Guerrero mengaku telah mendapatkan puluhan mahasiswa yang hilang tersebut dari polisi, lantas membunuh dan membakarnya.

Ribuan orang itu berusaha memasuki bangunan yang terletak di Mexico City tersebut. Beberapa orang menggunakan barikade metal untuk memukul pintu, namun gagal terbuka. Pengunjuk rasa juga melemparkan puluhan bom molotov ke arah pintu. Mereka juga menggunakan cat semprot untuk menyuarakan aspirasi di tembok dan pintu bangunan tersebut sebelum akhirnya polisi mengamankan situasi.

Empat demonstran akhirnya ditahan. “Pena Nieto (presiden Meksiko, Red) pergilah. Kami tidak menginginkanmu,” ujar para demonstran.

Di ibu kota Negara Bagian Guerrero, Chilpancingo, aksi serupa terjadi. Sebanyak 300 mahasiswa melemparkan batu dan bom molotov ke kantor pusat pemerintahan daerah.

Mereka juga membakar sekitar 10 kendaraan, termasuk di antaranya truk dan kendaraan polisi. “Mereka mengambil para mahasiswa itu hidup-hidup. Kami ingin mereka kembali dalam keadaan hidup,” tulis pendemo di dinding gedung pemerintahan.

Saat ini para keluarga korban masih menolak pernyataan dari pemerintah. Mereka menunggu hasil tes DNA dari lembaga forensik independen di Argentina untuk memastikan kematian para mahasiswa tersebut. Jika tidak, mereka tidak akan pernah menerima hasil identifikasi dari kepolisian. (AFP/Reuters/sha/c17/ft)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/