22.8 C
Medan
Saturday, June 22, 2024

600 Truk Bantuan Indonesia Masuk Palestina, MUI: Haram Dukung Agresi Israel

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Dukungan Indonesia untuk Palestina tidak hanya lewat diplomasi dan pengiriman berbagai bantuan. Yang terbaru, kemarin (10/11), Majelis Ulama Indonesia (MUI) menerbitkan fatwa terkait dukungan terhadap Palestina.

Ketua MUI Vidang Fatwa, Asrorun Niam menyebutkan, fatwa nomor 83 tahun 2023 tentang hukum dukungan terhadap perjuangan Palestina itu menyatakan beberapa hal. “Mendukung agresi Israel terhadap Palestina atau pihak yang mendukung Israel, baik langsung maupun tidak langsung, hukumnya haram,” ujarnya.

Lebih tegas, dia menyatakan bahwa dukungan terhadap kemerdekaan Palestina hukumnya wajib. Fatwa tersebut juga membolehkan zakat, infak, dan sedekah dikirim ke Palestina. “Dalam hal keadaan darurat atau kebutuhan yang mendesak, dana zakat boleh didistribusikan ke mustahik yang berada di tempat yang lebih jauh. Seperti untuk perjuangan Palestina,” ucapnya.

Terkait fatwa itu, MUI juga mengeluarkan rekomendasi. Salah satunya menghindari produk yang terkait Israel. “MUI mengimbau kepada setiap umat Islam untuk semaksimal mungkin menghindari transaksi dan penggunaan produk Israel dan yang terafiliasi dengan Israel,” tambahnya.

Terpisah, bantuan kemanusiaan melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) bersama Lembaga Amil Zakat (LAZ), mitra, dan masyarakat Indonesia telah memasuki wilayah Gaza, Palestina. Perwakilan Egyptian Red Crescent (ERC) Marwan mengungkapkan, sebanyak 600 truk bantuan kemanusiaan dari Indonesia, termasuk Baznas, telah berhasil masuk ke Gaza melalui gerbang Rafah, Mesir.

“Gudang-gudang bantuan di Mesir saat ini sudah tidak penuh oleh barang karena penyaluran (bantuan) ke Gaza sudah lancar,” ujar Marwan dalam rapat bersama Baznas dan KBRI Kairo Kamis (9/11) malam.

Terpisah, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Lalu M Iqbal memastikan tiga WNI relawan MER-C di Rumah Sakit Indonesia (RSI) dalam keadaan baik. Ketiganya berada di rubanah saat terjadi serangan bom di sekitar RSI pada Kamis (9/11) malam. “Kemenlu telah berkomunikasi dengan pihak MER-C dan memperoleh informasi bahwa tiga WNI relawan di Rumah Sakit Indonesia sudah bisa dihubungi dan dalam keadaan baik,” ujarnya. Meski demikian, serangan itu amat dekat dengan RSI sehingga bangunannya mengalami sejumlah kerusakan tambahan.

Sebelumnya, pihak Israel sempat menuding RSI digunakan Hamas untuk kegiatan militer. Jubir Israel Daniel Hagari mengklaim pihaknya menemukan terowongan dan situs peluncuran roket di kompleks RSI.

Tuduhan itu langsung dibantah. “Rumah sakit Indonesia yang berdiri di Gaza, Palestina, merupakan rumah sakit yang dibangun hanya untuk melayani pengobatan bagi korban-korban atau masyarakat Gaza khususnya,” tegas perwakilan MER-C Indonesia Henry Hidayatullah.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap, Israel telah melancarkan 229 serangan ke rumah sakit di seluruh Palestina sejak agresi Tel Aviv diluncurkan 7 Oktober lalu. Sistem Pengawasan untuk Serangan terhadap Perawatan Kesehatan (SSA) WHO melaporkan, ratusan serangan Israel menyasar rumah sakit dan pusat kesehatan di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Menurut laporan WHO, di Gaza sendiri, 102 serangan terhadap fasilitas kesehatan dilakukan Israel hingga 5 November lalu. “Perlindungan aktif terhadap warga sipil dan perawatan kesehatan,” seru WHO.

Dilansir dari Anadolu Agency, menurut Kementerian Kesehatan Palestina, Gaza memiliki sebanyak 304 rumah sakit, dengan sekitar 13 rumah sakit berkapasitas 2 ribu tempat tidur. Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), sementara itu, menyediakan layanan kesehatan untuk lebih dari 70 persen populasi di Jalur Gaza.

Beberapa fasilitas kesehatan juga dikelola oleh lembaga atau organisasi pemerintah seperti Bulan Sabit Merah Palestina dan Masyarakat Bantuan Medis Palestina. Selain poliklinik dan pusat medis yang berada di bawah Kemenkes Gaza, badan-badan amal juga memiliki layanan medis vital di daerah pemukiman.

Sejak agresi diluncurkan 7 Oktober lalu, banyak rumah sakit, khususnya di Gaza utara, yang menjadi sasaran gempur Israel. Beberapa rumah sakit sampai harus menyetop operasional karena kerusakan fatal akibat bom Negeri Zionis. Beberapa lainnya terpaksa berhenti karena kehabisan bahan bakar, yang pasokannya diputus Israel dalam blokade total mereka.

Israel sendiri mengklaim menyerang rumah sakit karena meyakini milisi Hamas beroperasi di bawah fasilitas medis maupun area sekitarnya. Tuduhan ini salah satunya menyasar Rumah Sakit Al Shifa dan RS Indonesia.

Menindaklanjuti tudingan ini, pada 5 November, sekelompok dokter Israel merilis pernyataan yang menyerukan militer Tel Aviv membombardir RS Al Shifa untuk menumpas Hamas. Seruan serupa juga dilontarkan 47 rabi yang menandatangani pernyataan untuk meminta pasukan Israel membom rumah sakit terbesar di Gaza tersebut.

Menurut WHO, serangan ke fasilitas medis ini telah menewaskan 509 warga Palestina termasuk pasien dan petugas kesehatan. Serangan ini juga melukai 447 orang. Korban tewas agresi Israel di Gaza sejauh ini sudah mencapai lebih dari 10.700 orang. Sebanyak 60 persen korban merupakan anak-anak dan perempuan. (mia/lyn/c6/byu/jpg)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Dukungan Indonesia untuk Palestina tidak hanya lewat diplomasi dan pengiriman berbagai bantuan. Yang terbaru, kemarin (10/11), Majelis Ulama Indonesia (MUI) menerbitkan fatwa terkait dukungan terhadap Palestina.

Ketua MUI Vidang Fatwa, Asrorun Niam menyebutkan, fatwa nomor 83 tahun 2023 tentang hukum dukungan terhadap perjuangan Palestina itu menyatakan beberapa hal. “Mendukung agresi Israel terhadap Palestina atau pihak yang mendukung Israel, baik langsung maupun tidak langsung, hukumnya haram,” ujarnya.

Lebih tegas, dia menyatakan bahwa dukungan terhadap kemerdekaan Palestina hukumnya wajib. Fatwa tersebut juga membolehkan zakat, infak, dan sedekah dikirim ke Palestina. “Dalam hal keadaan darurat atau kebutuhan yang mendesak, dana zakat boleh didistribusikan ke mustahik yang berada di tempat yang lebih jauh. Seperti untuk perjuangan Palestina,” ucapnya.

Terkait fatwa itu, MUI juga mengeluarkan rekomendasi. Salah satunya menghindari produk yang terkait Israel. “MUI mengimbau kepada setiap umat Islam untuk semaksimal mungkin menghindari transaksi dan penggunaan produk Israel dan yang terafiliasi dengan Israel,” tambahnya.

Terpisah, bantuan kemanusiaan melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) bersama Lembaga Amil Zakat (LAZ), mitra, dan masyarakat Indonesia telah memasuki wilayah Gaza, Palestina. Perwakilan Egyptian Red Crescent (ERC) Marwan mengungkapkan, sebanyak 600 truk bantuan kemanusiaan dari Indonesia, termasuk Baznas, telah berhasil masuk ke Gaza melalui gerbang Rafah, Mesir.

“Gudang-gudang bantuan di Mesir saat ini sudah tidak penuh oleh barang karena penyaluran (bantuan) ke Gaza sudah lancar,” ujar Marwan dalam rapat bersama Baznas dan KBRI Kairo Kamis (9/11) malam.

Terpisah, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Lalu M Iqbal memastikan tiga WNI relawan MER-C di Rumah Sakit Indonesia (RSI) dalam keadaan baik. Ketiganya berada di rubanah saat terjadi serangan bom di sekitar RSI pada Kamis (9/11) malam. “Kemenlu telah berkomunikasi dengan pihak MER-C dan memperoleh informasi bahwa tiga WNI relawan di Rumah Sakit Indonesia sudah bisa dihubungi dan dalam keadaan baik,” ujarnya. Meski demikian, serangan itu amat dekat dengan RSI sehingga bangunannya mengalami sejumlah kerusakan tambahan.

Sebelumnya, pihak Israel sempat menuding RSI digunakan Hamas untuk kegiatan militer. Jubir Israel Daniel Hagari mengklaim pihaknya menemukan terowongan dan situs peluncuran roket di kompleks RSI.

Tuduhan itu langsung dibantah. “Rumah sakit Indonesia yang berdiri di Gaza, Palestina, merupakan rumah sakit yang dibangun hanya untuk melayani pengobatan bagi korban-korban atau masyarakat Gaza khususnya,” tegas perwakilan MER-C Indonesia Henry Hidayatullah.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap, Israel telah melancarkan 229 serangan ke rumah sakit di seluruh Palestina sejak agresi Tel Aviv diluncurkan 7 Oktober lalu. Sistem Pengawasan untuk Serangan terhadap Perawatan Kesehatan (SSA) WHO melaporkan, ratusan serangan Israel menyasar rumah sakit dan pusat kesehatan di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Menurut laporan WHO, di Gaza sendiri, 102 serangan terhadap fasilitas kesehatan dilakukan Israel hingga 5 November lalu. “Perlindungan aktif terhadap warga sipil dan perawatan kesehatan,” seru WHO.

Dilansir dari Anadolu Agency, menurut Kementerian Kesehatan Palestina, Gaza memiliki sebanyak 304 rumah sakit, dengan sekitar 13 rumah sakit berkapasitas 2 ribu tempat tidur. Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), sementara itu, menyediakan layanan kesehatan untuk lebih dari 70 persen populasi di Jalur Gaza.

Beberapa fasilitas kesehatan juga dikelola oleh lembaga atau organisasi pemerintah seperti Bulan Sabit Merah Palestina dan Masyarakat Bantuan Medis Palestina. Selain poliklinik dan pusat medis yang berada di bawah Kemenkes Gaza, badan-badan amal juga memiliki layanan medis vital di daerah pemukiman.

Sejak agresi diluncurkan 7 Oktober lalu, banyak rumah sakit, khususnya di Gaza utara, yang menjadi sasaran gempur Israel. Beberapa rumah sakit sampai harus menyetop operasional karena kerusakan fatal akibat bom Negeri Zionis. Beberapa lainnya terpaksa berhenti karena kehabisan bahan bakar, yang pasokannya diputus Israel dalam blokade total mereka.

Israel sendiri mengklaim menyerang rumah sakit karena meyakini milisi Hamas beroperasi di bawah fasilitas medis maupun area sekitarnya. Tuduhan ini salah satunya menyasar Rumah Sakit Al Shifa dan RS Indonesia.

Menindaklanjuti tudingan ini, pada 5 November, sekelompok dokter Israel merilis pernyataan yang menyerukan militer Tel Aviv membombardir RS Al Shifa untuk menumpas Hamas. Seruan serupa juga dilontarkan 47 rabi yang menandatangani pernyataan untuk meminta pasukan Israel membom rumah sakit terbesar di Gaza tersebut.

Menurut WHO, serangan ke fasilitas medis ini telah menewaskan 509 warga Palestina termasuk pasien dan petugas kesehatan. Serangan ini juga melukai 447 orang. Korban tewas agresi Israel di Gaza sejauh ini sudah mencapai lebih dari 10.700 orang. Sebanyak 60 persen korban merupakan anak-anak dan perempuan. (mia/lyn/c6/byu/jpg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/