30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

#Trensosial: Isu Seks Setelah Mabuk di Thailand Saat Valentine

Kampanye menentang seks setelah mabuk oleh kelompok 14 tanpa alkohol, yang disebutkan tidak aman.
Kampanye menentang seks setelah mabuk oleh kelompok 14 tanpa alkohol, yang disebutkan tidak aman.

SUMUTPOS.CO- Organisasi pemuda di Thailand meluncurkan kampanye menjelang hari Valentine untuk menekan angka hubungan seksual setelah mabuk yang banyak terjadi di negara itu.

Noomyai Mashin ialah pendiri situs bertajuk ’14 tanpa alkohol’ yang mengacu pada hari Valentine tanggal 14 Februari tanpa minuman beralkohol. Dia mengatakan dari riset terhadap 1.000 orang yang mereka lakukan baru-baru ini, lebih 50% orang yang melakukan hubungan seksual setelah mabuk.

Dari jumlah ini, kata Mashin, satu dari empat orang tidak menggunakan kondom.

Fenomena ini mengemuka di tengah hasil survei media yang menunjukkan remaja di Thailand memilih hari Valentine sebagai hari yang tepat untuk melepas keperawanan.

Untuk meredamnya, kelompok yang bermarkas di Chiang Mai, Thailand utara, ini menulis surat kepada walikota setempat, berisi seruan agar tidak menjual minuman beralkohol di kafe-kafe pada hari Valentine.

Lebih baik ke vihara

Thailand menyandang predikat sebagai negara dengan angka tertinggi kehamilan remaja di Asia Tenggara, menurut para pejabat kesehatan masyarakat.

Guna menekan angka kehamilan pada remaja, pemerintah Kota Bangkok membagikan 3.500 kondom menjelang Valentine di sejumlah klinik.

Secara keseluruhan pada tahun ini pemerintah Thailand akan menyediakan 3,5 juta kondom di puluhan klinik dan 10 rumah sakit.

“Anak-anak muda yang berpacaran dan saling jatuh cinta, lebih baik pergi jalan-jalan atau pergi ke vihara (untuk berdoa),” kata pejabat pemerintah kota Bangkok, Pirapong Saicheua, kepada kantor berita Reuters.

“Jangan memikirkan sesuatu yang tidak layak pada usiamu (remaja),” tambahnya.

Sejumlah komentar di Facebook BBC Thailand menanggapi seruan ini, antara lain dengan mengatakan yang penting adalah perlindungan bukan pelarangan.

Anyanee Terkelsen menulis, ‘Sulit untuk melarang anak muda untuk tidak melakukan hubungan seksual. Yang perlu dipastikan mereka melakukannya secara aman.’

Sementara Sopa Sopa Mung Mungkiatsakul menulis, ‘Anak muda tidak pernah menunggu Valentine untuk melakukan hubungan seksual. Mereka melakukannya setiap hari.’ (BBC)

Kampanye menentang seks setelah mabuk oleh kelompok 14 tanpa alkohol, yang disebutkan tidak aman.
Kampanye menentang seks setelah mabuk oleh kelompok 14 tanpa alkohol, yang disebutkan tidak aman.

SUMUTPOS.CO- Organisasi pemuda di Thailand meluncurkan kampanye menjelang hari Valentine untuk menekan angka hubungan seksual setelah mabuk yang banyak terjadi di negara itu.

Noomyai Mashin ialah pendiri situs bertajuk ’14 tanpa alkohol’ yang mengacu pada hari Valentine tanggal 14 Februari tanpa minuman beralkohol. Dia mengatakan dari riset terhadap 1.000 orang yang mereka lakukan baru-baru ini, lebih 50% orang yang melakukan hubungan seksual setelah mabuk.

Dari jumlah ini, kata Mashin, satu dari empat orang tidak menggunakan kondom.

Fenomena ini mengemuka di tengah hasil survei media yang menunjukkan remaja di Thailand memilih hari Valentine sebagai hari yang tepat untuk melepas keperawanan.

Untuk meredamnya, kelompok yang bermarkas di Chiang Mai, Thailand utara, ini menulis surat kepada walikota setempat, berisi seruan agar tidak menjual minuman beralkohol di kafe-kafe pada hari Valentine.

Lebih baik ke vihara

Thailand menyandang predikat sebagai negara dengan angka tertinggi kehamilan remaja di Asia Tenggara, menurut para pejabat kesehatan masyarakat.

Guna menekan angka kehamilan pada remaja, pemerintah Kota Bangkok membagikan 3.500 kondom menjelang Valentine di sejumlah klinik.

Secara keseluruhan pada tahun ini pemerintah Thailand akan menyediakan 3,5 juta kondom di puluhan klinik dan 10 rumah sakit.

“Anak-anak muda yang berpacaran dan saling jatuh cinta, lebih baik pergi jalan-jalan atau pergi ke vihara (untuk berdoa),” kata pejabat pemerintah kota Bangkok, Pirapong Saicheua, kepada kantor berita Reuters.

“Jangan memikirkan sesuatu yang tidak layak pada usiamu (remaja),” tambahnya.

Sejumlah komentar di Facebook BBC Thailand menanggapi seruan ini, antara lain dengan mengatakan yang penting adalah perlindungan bukan pelarangan.

Anyanee Terkelsen menulis, ‘Sulit untuk melarang anak muda untuk tidak melakukan hubungan seksual. Yang perlu dipastikan mereka melakukannya secara aman.’

Sementara Sopa Sopa Mung Mungkiatsakul menulis, ‘Anak muda tidak pernah menunggu Valentine untuk melakukan hubungan seksual. Mereka melakukannya setiap hari.’ (BBC)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/