SUMUTPOS.CO – Otoritas Malaysia akhirnya merilis dua orang pria yang menggunakan paspor curian di pesawat Malaysia Airlines. Perumpamaan yang merujuk pada sosok pesepakbola Mario Balotelli ternyata tak terbukti.
Ada dua foto yang ditunjukkan Inspektur Jenderal Kepolisian, Khalid Abu Bakar. Pertama, adalah remaja Iran bernama Pouria Nour Mohammad Mehrdad (19). Dia memakai baju kaos hijau dan celana pendek.
Satu orang lagi belum teridentifikasi. Namun dia berperawakan seperti orang timur tengah. Menurut rekannya, mereka adalah warga Iran. Di foto, dia tampak memakai baju hitam tangan panjang, celana jeans dan membawa barang serta jaket.
Dari dua foto itu, tak sedikit pun nampak kemiripan dengan striker AC Milan Balotelli seperti yang disebut sebelumnya oleh Kepala Departemen Penerbangan Sipil Malaysia, Azharuddin Abdul Rahman. Karena salah mengidentifikasi, pihak pemerintah Malaysia pun memberikan klarifikasi.
“Ini tidak dimaksudkan untuk menyinggung pihak tertentu. Kami harap ini mengklarifikasi isu yang beredar,” demikin pernyataan pihak media center di Hotel Sama Sama, Sepang, Malaysia.
Diberitakan Straits Times, Selasa (11/3/2014), pengumuman ini disampaikan oleh Sekjen Interpol Ronald Noble Interpol. Dia memastikan pria tersebut adalah pemakai paspor curian Luigi bersama dengan Pouria Nour Mohammad Mehrdad (19) yang menggunakan paspor milik Christian Kozel (WN Austria).
Menurut Interpol, keduanya datang ke Malaysia menggunakan paspor Iran, lalu terbang ke Eropa dengan Malaysia Airlines menggunakan paspor curian.
“Semakin banyak informasi yang kami dapat, semakin mengarah ke kesimpulan kalau ini bukan insiden teroris,” ujar Ronald Noble.
Inspektur Jenderal Kepolisian Tan Sri Khalid Abu Bakar menyatakan, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa remaja Iran itu tidak terkait dengan kelompok teroris manapun.
Pouria Nour datang ke Malaysia pada 28 Februari lalu dan bertolak meninggalkan Kuala Lumpur pada 8 Maret dengan menaiki pesawat MAS MH370 yang hingga kini belum diketahui keberadaannya.
“Kami mengidentifikasi dia lewat data biometrik yang diambil dari dia saat pertama kali masuk ke negara ini. Dia menggunakan visa kunjungan sosial 90 hari. Dia akan pindah ke Jerman,” tutur Khalid seperti dilansir The Malaysian Insider, Selasa (11/3).
Dijelaskan Khalid, ibu remaja Iran itu telah menanti kedatangan putranya di Frankfurt, Jerman. Sang ibu tahu bahwa putranya itu menggunakan paspor curian. Semula Pouria Nour dijadwalkan terbang ke Frankfurt pada Sabtu (8/3) malam dari Beijing, China.
Ketika ditanyai lebih lanjut bagaimana kepolisian Malaysia bisa yakin bahwa Pouria Nour bukan teroris, Khalid menjawab bahwa pihak-pihak berwenang telah memastikan bahwa remaja tersebut bersih atau tidak terlibat jaringan teroris.
Pouria Nour Mohammad Mehrdad. Remaja berumur 19 tahun itu diyakini sebagai pencari suaka.
Disampaikan Khalid, sang ibu telah menghubungi otoritas Malaysia karena khawatir setelah putranya tidak juga menghubungi dirinya. Khalid menegaskan, hasil penyelidikan menunjukkan bahwa remaja Iran itu diyakini bersih atau tidak terlibat kelompok teroris manapun.
Khalid menambahkan, para penyelidik saat ini tidak mengesampingkan kemungkinan apapun, termasuk pembajakan, sabotase ataupun motif pribadi dari kru maupun penumpang pesawat. (net/bbs)