BEIRUT – Sorotan dunia internasional ke Syria tak membuat pasukan pemerintah berhenti merepresi oposisi. Sebaliknya, militer yang loyal terhadap Presiden Bashar al-Assad itu malah tambah brutal membungkam suara para demonstran prodemokrasi, Rabu (11/5), desing senapan dan dentum meriam mengguncang Kota Homs.
Belakangan, kota yang terletak di wilayah tengah Syria itu menjadi sarang oposisi. Berbagai aksi protes anti-Bashar dilancarkan dari kota berpenduduk 100 ribu jiwa tersebut. Maka, kota yang didominasi suku Bedouins tersebut menjadi target utama represi pemerintah terhadap oposisi sejak awal pekan. Warga sipil yang tak terlibat dalam aksi protes pun ketakutan.
”Sejak malam hingga pagi, suara ledakan dan desing senapan otomatis tak berhenti. Seluruh kota terkepung. Kami dihujani tembakan,” kata seorang penduduk Homs saat menelepon AP kemarin. Bukan hanya Homs, tiga kota lain yang terletak di kawasan Bab Amr tak luput dari serangan pasukan pemerintah. Ketiganya adalah Kota Mashada, Jobar dan Sultanya.
Melalui surat kabar Al-Watan, Bashar al-Assad mengimbau seluruh rakyat Syria bersatu dan mau bekerja sama dengan pemerintah. ”Hanya dengan dukungan seluruh rakyat, reformasi bisa berjalan,” kata putra mendiang presiden Hafez al-Assad tersebut. Dia juga berjanji mencarikan solusi cepat dan tepat bagi para aktivis yang tertangkap saat berunjuk rasa. (ap/afp/bbc/hep/jpnn)