25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Putri Miliarder Ikut Menjarah

Polisi Inggris Razia Perusuh, PM Cameron Ditekan

LONDON – Penambahan jumlah personel polisi di berbagai kota dan kematian tiga warga Birmingham berperan besar menurunkan tensi kerusuhan dan penjarahan di Inggris. Sepanjang hari kemarin, kondisi kota-kota yang mulai Minggu (7/8) hingga Rabu (10/8) lalu diguncang amuk massa relatif tenang.

Penjarahan dalam skala kecil memang dilaporkan masih terjadi di Birmingham dan Liverpool. Tetapi, secara keseluruhan, aparat keamanan bisa menguasai keadaan. Kondisi itu dimanfaatkan betul oleh polisi demi melancarkan serangan.

Berdasar data dan rekaman yang mereka miliki, polisi bersenjata pentungan di berbagai kota merazia secara door-to-door para penjarah dan perusuh. Di London dengan diawali penangkapan seorang pria penjarah di Brixton, total 100 orang ditangkap sepanjang hari kemarin karena diduga terlibat penjarahan dan kerusuhan. Dengan penambahan itu, berarti Kepolisian Metropolitan London telah menangkap 888 orang sejak kerusuhan pertama meletus di Tottenham, London Utara, pada Sabtu malam lalu (6/8).

Dari jumlah sebanyak itu, 371 di antaranya ditetapkan sebagai tersangka. “Kami akan terus memburu mereka yang menjarah dan mengacau. Terutama, di wilayah-wilayah tingkat kerusuhannya paling parah,” ujar seorang sumber di Kepolisian Metropolitan London kepada Daily Mail.

Seorang buyung dan upik yang sama-sama berusia 11 tahun serta tiga remaja pria berusia 14 tahun juga diringkus Kepolisian Nottinghamshire yang membawahi Nottingham. Mereka ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus percobaan perbuatan kriminal. Secara keseluruhan, seratusan orang ditahan di wilayah itu.

Dari proses pengadilan kilat yang dihelat di berbagai kota, latar belakang para penjarah dan perusuh yang terlibat dalam kerusuhan terburuk di Inggris selama tiga dekade terakhir itu sangat beragam. Ada mahasiswa, guru, penjaga pantai, juru masak, penata rambut, dan tukang pos.

Di London bahkan ada putri seorang pengusaha kaya, Laura Johnson, yang ikut diciduk karena tertangkap basah di Charlton, London Tenggara, menggondol barang-barang elektronik, rokok, dan alkohol seharga total 5.500 poundsterling (sekitar Rp76 juta) di mobilnya. Padahal, seperti dilansir The Sun, sehari-hari Johnson tinggal bersama orang tuanya di sebuah rumah yang ditaksir berharga 1 juta poundsterling (sekitar Rp13,8 miliar).

Keberanian polisi bertindak tegas di berbagai kota itu tak lepas dari penambahan personel. Di London saja ada tambahan 16 ribu personel. Di Nottingham ada 800 petugas, sedangkan Kepolisian West Midland bertanggung jawab atas keamanan di Birmingham, West Bromwich, dan Wolverhampton, memiliki tambahan tenaga 600 polisi.
Namun, tak sedikit polisi yang agak kecewa dengan ringannya hukuman yang dijatuhkan kepada para perusuh dan pen jarah. Rata-rata mereka hanya didakwa melakukan tindak pidana ringan.

“Ringannya hukuman itu yang menjadi keprihatinan saya dan rekan-rekan. Kami sudah menyampaikan keluhan ini kepada pihak berwenang,” kata Deputi Komisioner Kepolisian Metropolitan London Stephen Kavanagh kepada BBC.
Wali Kota London Boris Johnson yang juga dari Partai Konservatif, misalnya, meminta Cameron membatalkan rencana pemotongan anggaran kepolisian 20 persen. Dengan pemotongan itu, otomatis polisi harus melakukan pengetatan dan pengurangan tenaga.

Apa yang disuarakan Johnson itu mendapat dukungan kepolisian dan pemadam kebakaran, dua pihak yang berada di garis depan dalam mengatasi kerusuhan selama beberapa hari ini.

Dalam tulisannya di The Independent, Sir Hugh Orde, presiden Asosiasi Perwira Kepolisian  menyebut Inggris bakal menghadapi ancaman besar kalau sampai terjadi pemotongan anggaran.

Ed Milliband, pemimpin Partai Buruh akan memanfaatkan betul kerusuhan dan rencana pemotongan anggaran kepolisian untuk menyerang rezim penguasa.

Sementara itu, Pemimpin Libya Kolonel Muammar Kadhafi mendesak Perdana Menteri Inggris David Cameron agar turun dari jabatannya. (c6/ttg/jpnn)

Polisi Inggris Razia Perusuh, PM Cameron Ditekan

LONDON – Penambahan jumlah personel polisi di berbagai kota dan kematian tiga warga Birmingham berperan besar menurunkan tensi kerusuhan dan penjarahan di Inggris. Sepanjang hari kemarin, kondisi kota-kota yang mulai Minggu (7/8) hingga Rabu (10/8) lalu diguncang amuk massa relatif tenang.

Penjarahan dalam skala kecil memang dilaporkan masih terjadi di Birmingham dan Liverpool. Tetapi, secara keseluruhan, aparat keamanan bisa menguasai keadaan. Kondisi itu dimanfaatkan betul oleh polisi demi melancarkan serangan.

Berdasar data dan rekaman yang mereka miliki, polisi bersenjata pentungan di berbagai kota merazia secara door-to-door para penjarah dan perusuh. Di London dengan diawali penangkapan seorang pria penjarah di Brixton, total 100 orang ditangkap sepanjang hari kemarin karena diduga terlibat penjarahan dan kerusuhan. Dengan penambahan itu, berarti Kepolisian Metropolitan London telah menangkap 888 orang sejak kerusuhan pertama meletus di Tottenham, London Utara, pada Sabtu malam lalu (6/8).

Dari jumlah sebanyak itu, 371 di antaranya ditetapkan sebagai tersangka. “Kami akan terus memburu mereka yang menjarah dan mengacau. Terutama, di wilayah-wilayah tingkat kerusuhannya paling parah,” ujar seorang sumber di Kepolisian Metropolitan London kepada Daily Mail.

Seorang buyung dan upik yang sama-sama berusia 11 tahun serta tiga remaja pria berusia 14 tahun juga diringkus Kepolisian Nottinghamshire yang membawahi Nottingham. Mereka ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus percobaan perbuatan kriminal. Secara keseluruhan, seratusan orang ditahan di wilayah itu.

Dari proses pengadilan kilat yang dihelat di berbagai kota, latar belakang para penjarah dan perusuh yang terlibat dalam kerusuhan terburuk di Inggris selama tiga dekade terakhir itu sangat beragam. Ada mahasiswa, guru, penjaga pantai, juru masak, penata rambut, dan tukang pos.

Di London bahkan ada putri seorang pengusaha kaya, Laura Johnson, yang ikut diciduk karena tertangkap basah di Charlton, London Tenggara, menggondol barang-barang elektronik, rokok, dan alkohol seharga total 5.500 poundsterling (sekitar Rp76 juta) di mobilnya. Padahal, seperti dilansir The Sun, sehari-hari Johnson tinggal bersama orang tuanya di sebuah rumah yang ditaksir berharga 1 juta poundsterling (sekitar Rp13,8 miliar).

Keberanian polisi bertindak tegas di berbagai kota itu tak lepas dari penambahan personel. Di London saja ada tambahan 16 ribu personel. Di Nottingham ada 800 petugas, sedangkan Kepolisian West Midland bertanggung jawab atas keamanan di Birmingham, West Bromwich, dan Wolverhampton, memiliki tambahan tenaga 600 polisi.
Namun, tak sedikit polisi yang agak kecewa dengan ringannya hukuman yang dijatuhkan kepada para perusuh dan pen jarah. Rata-rata mereka hanya didakwa melakukan tindak pidana ringan.

“Ringannya hukuman itu yang menjadi keprihatinan saya dan rekan-rekan. Kami sudah menyampaikan keluhan ini kepada pihak berwenang,” kata Deputi Komisioner Kepolisian Metropolitan London Stephen Kavanagh kepada BBC.
Wali Kota London Boris Johnson yang juga dari Partai Konservatif, misalnya, meminta Cameron membatalkan rencana pemotongan anggaran kepolisian 20 persen. Dengan pemotongan itu, otomatis polisi harus melakukan pengetatan dan pengurangan tenaga.

Apa yang disuarakan Johnson itu mendapat dukungan kepolisian dan pemadam kebakaran, dua pihak yang berada di garis depan dalam mengatasi kerusuhan selama beberapa hari ini.

Dalam tulisannya di The Independent, Sir Hugh Orde, presiden Asosiasi Perwira Kepolisian  menyebut Inggris bakal menghadapi ancaman besar kalau sampai terjadi pemotongan anggaran.

Ed Milliband, pemimpin Partai Buruh akan memanfaatkan betul kerusuhan dan rencana pemotongan anggaran kepolisian untuk menyerang rezim penguasa.

Sementara itu, Pemimpin Libya Kolonel Muammar Kadhafi mendesak Perdana Menteri Inggris David Cameron agar turun dari jabatannya. (c6/ttg/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/