MEDAN-Kepala Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Medan, dr Wiendra Waworuntu, MKes mewajibkan kepada seluruh calon jemaah haji untuk mengenakan masker saat berada di tanah suci Makkah. Hal itu guna mengantisipasi Corona Virus yang penularannya melalui udara.
“Menurut saya, wajib bagi calon jemaah haji kita untuk mengenakan masker saat berada di tanah suci. Untuk mencegah penularan corona virus itu, calon jemaah haji harus memprotect dirinya, “ ungkap Wiendra saat ditemui Sumut Pos di Asrama Haji Embarkasi Medan, Rabu (11/9) siang.
Lebih lanjut, Wiendra menyebut kalau gejala corona virusn
sama seperti virus lainnya. Disebutnya, flu, batuk dan demam merupakan gejala penularan corona virus. Untuk itu, Wiendra mengimbau agar para Calhaj aktif untuk memeriksa kesehatan di pos kesehatan yang sudah disediakan. Terlebih, calhaj yang merasakan gejala tersebut. Dikatakannya, virus tersebut mirip dengan visrus SARS dan 45 persen dapat menyebabkan kematian.
Selain itu, Wiendra juga mengimbau bagi para calhaj untuk menjaga diri dengan rajin mengonsumsi makanan bergizi. Begitu juga dengan minum air putih untuk diperbanyak. Namun, dia mengimbau agar para calhaj tidak mengonsumsi air dingin. Hal itu, disebut Wiendra karena mengingat jumlah calhaj yang berisiko tinggi (risti).
“ Untuk kloter pertama, kita data calhaj risti ada 50 orang menderita endokrin, 88 mengalami gangguan sistem sirkulasi, 6 orang mengalami gangguan sistem pernapasan, 8 orang mengalami gangguan sistem pencernaan, 16 orang mengalami gangguan otot dan tulang dan 94 orang merupakan usia lanjut, “ jelas Wiendra.
Menyikapi hal itu, wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Irgan Chairul Mahfiz mengaku kalau pihak bidang kesehatan PPIH Embarkasi Medan, harus lebih proaktif dalam melayani para calhaj. Hal itu dikarenakan jumlah risti yang cukup tinggi.
“ Kalau untuk antisipasi penularan corona virus, saya lihat sudah sesuai SOP. Begitu juga dengan pelayanan kesehatan di sini, sudah sesuai standar. Namun, saya melihat jumlah petugas kesehatan masing sangat minim dan sepertinya perlu ditambah dan akan kita bahas dalam rapat, “ ungkap Irgan. (mag-10)
Calhaj Wajib Pakai Masker
MEDAN-Kepala Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Medan, dr Wiendra Waworuntu, MKes mewajibkan kepada seluruh calon jemaah haji untuk mengenakan masker saat berada di tanah suci Makkah. Hal itu guna mengantisipasi Corona Virus yang penularannya melalui udara.
“Menurut saya, wajib bagi calon jemaah haji kita untuk mengenakan masker saat berada di tanah suci. Untuk mencegah penularan corona virus itu, calon jemaah haji harus memprotect dirinya, “ ungkap Wiendra saat ditemui Sumut Pos di Asrama Haji Embarkasi Medan, Rabu (11/9) siang.
Lebih lanjut, Wiendra menyebut kalau gejala corona virusn
sama seperti virus lainnya. Disebutnya, flu, batuk dan demam merupakan gejala penularan corona virus. Untuk itu, Wiendra mengimbau agar para Calhaj aktif untuk memeriksa kesehatan di pos kesehatan yang sudah disediakan. Terlebih, calhaj yang merasakan gejala tersebut. Dikatakannya, virus tersebut mirip dengan visrus SARS dan 45 persen dapat menyebabkan kematian.
Selain itu, Wiendra juga mengimbau bagi para calhaj untuk menjaga diri dengan rajin mengonsumsi makanan bergizi. Begitu juga dengan minum air putih untuk diperbanyak. Namun, dia mengimbau agar para calhaj tidak mengonsumsi air dingin. Hal itu, disebut Wiendra karena mengingat jumlah calhaj yang berisiko tinggi (risti).
“ Untuk kloter pertama, kita data calhaj risti ada 50 orang menderita endokrin, 88 mengalami gangguan sistem sirkulasi, 6 orang mengalami gangguan sistem pernapasan, 8 orang mengalami gangguan sistem pencernaan, 16 orang mengalami gangguan otot dan tulang dan 94 orang merupakan usia lanjut, “ jelas Wiendra.
Menyikapi hal itu, wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Irgan Chairul Mahfiz mengaku kalau pihak bidang kesehatan PPIH Embarkasi Medan, harus lebih proaktif dalam melayani para calhaj. Hal itu dikarenakan jumlah risti yang cukup tinggi.
“ Kalau untuk antisipasi penularan corona virus, saya lihat sudah sesuai SOP. Begitu juga dengan pelayanan kesehatan di sini, sudah sesuai standar. Namun, saya melihat jumlah petugas kesehatan masing sangat minim dan sepertinya perlu ditambah dan akan kita bahas dalam rapat, “ ungkap Irgan. (mag-10)