26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Israel Mendahului Serangan

JERUSALEM- Pasca adanya Temuan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) bahwa Iran sedang membuat senjata nuklir memicu beragam reaksi, termasuk kemungkinan dijadikan dalih untuk memerangi negara Persia tersebut. Hal itu ternyata membuat Israel makin bertekad bulat melancarkan serangan.

Israel yang merupakan sekutu paling erat Amerika Serikat (AS), telah menyatakan negara Yahudi sedang mempertimbangkan untuk melancarkan serangan mendahului musuh (pre-emptive). Tindakan semacam itu pun bukan sesuatu yang baru bagi negara Yahudi.

PejabatIsrael menyebutkan, kegiatan semacam itu sudah pernah terjadi pada 1981, perdana menteri Menachem Begin mengirim delapan pesawat F-16 untuk menghancurkan reaktor nuklir Irak yang mendekati tahap penyelesaian dan diduga oleh Yahudi akan menghasilkan plutonium buat hululedak nuklir.

Menteri Pertahanan AS Leon Panetta, memperingatkan konsekuensi yang tidak disengaja akibat dari aksi militer terhadap Iran.  “Anda harus berhati-hati terhadap konsekuensi yang tidak diinginkan di sini,” kata Panetta kepada wartawan Pentagon, Jumat (11/11).

Dia menyebutkan konsekuensi itu berupa dampak serius ke kawasan Timur Tengah dan terhadap pasukan AS di kawasan. Panetta sendiri menyerukan tekanan ekonomi dan diplomatik yang lebih keras terhadap Iran.

“Sangat penting bagi kita untuk memastikan bahwa kita menerapkan sanksi terberat, ekonomi, tekanan diplomatik terhadap Iran untuk mengubah perilaku mereka,” katanya seraya mengatakan sanksi itu diterapkan dibawah konsultasi dengan para sekutu.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyatakan keprihatinan mendalam atas kemungkinan dimensi militer dalam program nuklir Iran, dan menyerukan solusi diplomatik ketimbang tindakan militer untuk masalah nuklir dengan Iran.

Juru bicara PBB, Martin Nesirky, mengatakan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menyiarkan sebuah laporan pada Selasa, yang menuduh Iran melakukan kegiatan bertujuan mengembangkan senjata nuklir, sekjen mencatat dengan keprihatinan serius bahwa Iran mungkin telah melakukan kegiatan nuklir dengan tujuan militer.

“Sekjen menegaskan kembali keyakinannya bahwa perundingan, bukan solusi militer, adalah satu-satunya cara untuk mengatasi masalah ini,” kata juru bicara itu.

Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi mengatakan pada Sabtu bahwa dokumen-dokumen IAEA  itu tidak berdasar dan tanpa alasan. Pada Rabu, kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam satu pernyataan, bahwa laporan terbaru IAEA adalah mempolitisasi kompilasi fakta yang sudah diketahui dengan baik.

“Para penulis (laporan) itu menyulap fakta-fakta untuk membuat kesan bahwa program nuklir Iran memiliki komponen militer,” kata pernyataan itu. Dia menambahkan bahwa pendekatan ini dapat “hampir tak bisa disebut kemajuan dan tidak bias,” serta melaporkan dapat mengakibatkan “konfrontasi yang berbahaya.”

Teheran menekankan pada aspek damai dari program nuklirnya, namun Amerika Serikat dan sekutu Baratnya khawatir bahwa Iran akan menggunakan pengayaan uranium untuk membuat senjata nuklir, demikian Xinhua-OANA.

Sedangkan Presiden Iran, Mahmud Ahmadinejad menyangkal laporan IAEA bahwa Teheran bekerja untuk mendesain bom atom. Laporan itu berdasarkan informasi cacat dari Washington. “Anda harus tahu bahwa bangsa ini tidak akan mundur bahkan selebar jarum pun dari jalur yang ditempuhnya. Mengapa Anda merusak martabat IAEA karena klaim cacat Amerika?” ucapnya.

Cina sudah memperingatkan, aksi militer terhadap Iran akan mengakibatkan kekacauan di Timur Tengah.Namun, Beijing menolak berkomentar tentang kemungkinan sanksi baru setelah laporan IAEA bahwa Iran berusaha mendesain sebuah senjata nuklir. (bbs/jpnn)

JERUSALEM- Pasca adanya Temuan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) bahwa Iran sedang membuat senjata nuklir memicu beragam reaksi, termasuk kemungkinan dijadikan dalih untuk memerangi negara Persia tersebut. Hal itu ternyata membuat Israel makin bertekad bulat melancarkan serangan.

Israel yang merupakan sekutu paling erat Amerika Serikat (AS), telah menyatakan negara Yahudi sedang mempertimbangkan untuk melancarkan serangan mendahului musuh (pre-emptive). Tindakan semacam itu pun bukan sesuatu yang baru bagi negara Yahudi.

PejabatIsrael menyebutkan, kegiatan semacam itu sudah pernah terjadi pada 1981, perdana menteri Menachem Begin mengirim delapan pesawat F-16 untuk menghancurkan reaktor nuklir Irak yang mendekati tahap penyelesaian dan diduga oleh Yahudi akan menghasilkan plutonium buat hululedak nuklir.

Menteri Pertahanan AS Leon Panetta, memperingatkan konsekuensi yang tidak disengaja akibat dari aksi militer terhadap Iran.  “Anda harus berhati-hati terhadap konsekuensi yang tidak diinginkan di sini,” kata Panetta kepada wartawan Pentagon, Jumat (11/11).

Dia menyebutkan konsekuensi itu berupa dampak serius ke kawasan Timur Tengah dan terhadap pasukan AS di kawasan. Panetta sendiri menyerukan tekanan ekonomi dan diplomatik yang lebih keras terhadap Iran.

“Sangat penting bagi kita untuk memastikan bahwa kita menerapkan sanksi terberat, ekonomi, tekanan diplomatik terhadap Iran untuk mengubah perilaku mereka,” katanya seraya mengatakan sanksi itu diterapkan dibawah konsultasi dengan para sekutu.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyatakan keprihatinan mendalam atas kemungkinan dimensi militer dalam program nuklir Iran, dan menyerukan solusi diplomatik ketimbang tindakan militer untuk masalah nuklir dengan Iran.

Juru bicara PBB, Martin Nesirky, mengatakan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menyiarkan sebuah laporan pada Selasa, yang menuduh Iran melakukan kegiatan bertujuan mengembangkan senjata nuklir, sekjen mencatat dengan keprihatinan serius bahwa Iran mungkin telah melakukan kegiatan nuklir dengan tujuan militer.

“Sekjen menegaskan kembali keyakinannya bahwa perundingan, bukan solusi militer, adalah satu-satunya cara untuk mengatasi masalah ini,” kata juru bicara itu.

Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi mengatakan pada Sabtu bahwa dokumen-dokumen IAEA  itu tidak berdasar dan tanpa alasan. Pada Rabu, kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam satu pernyataan, bahwa laporan terbaru IAEA adalah mempolitisasi kompilasi fakta yang sudah diketahui dengan baik.

“Para penulis (laporan) itu menyulap fakta-fakta untuk membuat kesan bahwa program nuklir Iran memiliki komponen militer,” kata pernyataan itu. Dia menambahkan bahwa pendekatan ini dapat “hampir tak bisa disebut kemajuan dan tidak bias,” serta melaporkan dapat mengakibatkan “konfrontasi yang berbahaya.”

Teheran menekankan pada aspek damai dari program nuklirnya, namun Amerika Serikat dan sekutu Baratnya khawatir bahwa Iran akan menggunakan pengayaan uranium untuk membuat senjata nuklir, demikian Xinhua-OANA.

Sedangkan Presiden Iran, Mahmud Ahmadinejad menyangkal laporan IAEA bahwa Teheran bekerja untuk mendesain bom atom. Laporan itu berdasarkan informasi cacat dari Washington. “Anda harus tahu bahwa bangsa ini tidak akan mundur bahkan selebar jarum pun dari jalur yang ditempuhnya. Mengapa Anda merusak martabat IAEA karena klaim cacat Amerika?” ucapnya.

Cina sudah memperingatkan, aksi militer terhadap Iran akan mengakibatkan kekacauan di Timur Tengah.Namun, Beijing menolak berkomentar tentang kemungkinan sanksi baru setelah laporan IAEA bahwa Iran berusaha mendesain sebuah senjata nuklir. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/