28 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Iran tak Kembalikan Pesawat Pengintai AS

TEHERAN – Deputi Komandan Garda Revolusi Iran Jenderal Hossein Salami menegaskan Iran tak akan mengembalikan pesawat tak berawak atau drone milik AS, yang jatuh di wilayah Iran, pekan lalu. Salami memastikan, pesawat tersebut berhasil didaratkan pihak Iran dengan kendali jarak jauh setelah masuk dalam jebakan elektronik Iran.
“Tak ada seorang pun yang akan mengembalikan sebuah simbol agresi kepada pihak yang berusaha mencari-cari rahasia dan data intelijen vital terkait keamanan nasional suatu negara,” tandas Salami dalam pernyataan yang disiarkan televisi nasional Iran, Minggu (11/12).

Dia mengatakan, pelanggaran wilayah udara Iran oleh drone AS itu merupakan tindakan permusuhan dan memperingatkan akan ada pembalasan yang lebih besar dari Iran. Media Iran mengatakan, drone yang diduga adalah pesawat mata-mata terbaru RQ-170 Sentinel itu terlacak saat berada di atas Kota Kashmar, Iran timur, sekitar 225 kilometer dari perbatasan dengan Afganistan. Kamis lalu, stasiun TV nasional Iran menayangkan rekaman gambar drone yang terlihat masih relatif utuh tersebut.

Salami menegaskan, penangkapan drone tersebut menjadi bukti kemenangan Iran dalam perang teknologi dan intelijen dengan AS. “Iran adalah satu dari sedikit negara yang memiliki teknologi paling modern dalam bidang pesawat tak berawak. Jurang teknologi antara Iran dan AS tidak terlalu jauh,” tandas Salami.

Pihak AS, yang mengakui kehilangan salah satu drone mereka pekan lalu, membantah hal ini. Menurut para pejabat pertahanan dan pengamat teknologi independen di AS, pesawat tersebut kehilangan kontak dengan pihak pengendali dari AS karena kerusakan biasa.

Mengenai kerusakan pesawat yang minimum, mereka mengatakan, pesawat itu diprogram untuk mendarat sendiri secara otomatis pada saat kendalinya terputus. (net/jpnn)

TEHERAN – Deputi Komandan Garda Revolusi Iran Jenderal Hossein Salami menegaskan Iran tak akan mengembalikan pesawat tak berawak atau drone milik AS, yang jatuh di wilayah Iran, pekan lalu. Salami memastikan, pesawat tersebut berhasil didaratkan pihak Iran dengan kendali jarak jauh setelah masuk dalam jebakan elektronik Iran.
“Tak ada seorang pun yang akan mengembalikan sebuah simbol agresi kepada pihak yang berusaha mencari-cari rahasia dan data intelijen vital terkait keamanan nasional suatu negara,” tandas Salami dalam pernyataan yang disiarkan televisi nasional Iran, Minggu (11/12).

Dia mengatakan, pelanggaran wilayah udara Iran oleh drone AS itu merupakan tindakan permusuhan dan memperingatkan akan ada pembalasan yang lebih besar dari Iran. Media Iran mengatakan, drone yang diduga adalah pesawat mata-mata terbaru RQ-170 Sentinel itu terlacak saat berada di atas Kota Kashmar, Iran timur, sekitar 225 kilometer dari perbatasan dengan Afganistan. Kamis lalu, stasiun TV nasional Iran menayangkan rekaman gambar drone yang terlihat masih relatif utuh tersebut.

Salami menegaskan, penangkapan drone tersebut menjadi bukti kemenangan Iran dalam perang teknologi dan intelijen dengan AS. “Iran adalah satu dari sedikit negara yang memiliki teknologi paling modern dalam bidang pesawat tak berawak. Jurang teknologi antara Iran dan AS tidak terlalu jauh,” tandas Salami.

Pihak AS, yang mengakui kehilangan salah satu drone mereka pekan lalu, membantah hal ini. Menurut para pejabat pertahanan dan pengamat teknologi independen di AS, pesawat tersebut kehilangan kontak dengan pihak pengendali dari AS karena kerusakan biasa.

Mengenai kerusakan pesawat yang minimum, mereka mengatakan, pesawat itu diprogram untuk mendarat sendiri secara otomatis pada saat kendalinya terputus. (net/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/