25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Jepang Siapkan Rudal Patriot Antisipasi Serangan Korut

SEOUL- Korea Utara (Korut) tidak menghentikan manuvernya. Kemarin (12/4) pemerintahan Kim Jong-un ganti membidik Jepang. Pemerintah Negeri Sakura pun lantas menjadwalkan pemasangan sistem rudal Patriot di Okinawa. Bersamaan dengan itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry tiba di Seoul.

Dalam kunjungan perdananya ke Korea Selatan (Korsel) itu, Kerry bertemu dengan Presiden Park Geun-hye dan Menteri Luar Negeri Yun Byung-se. Ketiganya lantas berdialog soal ketegangan di Semenanjung Korea gara-gara manuver Korut. Kepada Park dan Yun, pengganti Hillary Rodham Clinton itu kembali menegaskan dukungan AS terhadap Korsel.

“Korsel dan AS memiliki hubungan yang sangat dekat dan selalu saling mendukung. Saat ini kami pun sepakat untuk tidak membiarkan Korut menjadi negara nuklir,” papar Kerry. Politikus 69 tahun itu lantas mengimbau Pyongyang menghentikan manuvernya dan tidak memantik permusuhan dengan dunia. Sebab, aksi provokatif Korut tersebut bisa berdampak serius pada perdamaian dunia.

Kemarin, mewakili Presiden AS Barack Obama, Kerry menegaskan bahwa Washington tidak akan meninggalkan Seoul. Bahkan, Negeri Paman Sam itu tidak akan segan berhadapan langsung dengan Korut. “Sesuai dengan kesepakatan keamanan bilateral kami (AS dan Korsel), AS akan membela diri dan membela para sekutunya dalam situasi darurat,” ungkap mantan senator Massachusetts tersebut.

Selain membeberkan sikap AS terhadap Korut, Kerry menyinggung laporan intelijen soal program senjata nuklir negara komunis tersebut. Menurut dia, laporan Badan Intelijen Pertahanan AS (Defense Intelligence Agency/DIA) bahwa Korut memiliki hulu ledak nuklir yang sudah diujicobakan itu tidak akurat. Dia tidak yakin Pyongyang telah berhasil menciptakan hulu ledak nuklir yang bisa diusung rudal.

Beberapa waktu lalu Doug Lamborn, politikus yang duduk di Kongres AS, mengatakan bahwa Korut sudah memiliki hulu ledak nuklir. Hebatnya, hulu ledak nuklir itu bisa dipasangkan pada rudal yang berukuran tidak terlalu besar. Saat itu Lamborn mengaku mendapatkan informasi dari DIA. Tepatnya, dia membaca laporan rahasia DIA untuk pemerintah.

Selain Kerry, dua pejabat tinggi AS lainnya membantah laporan Lamborn tersebut. Jubir Pentagon (Departemen Pertahanan) George Little dan Direktur Intelijen Nasional James Clapper mengatakan bahwa informasi soal hulu ledak nuklir Korut itu tidak benar. Kendati demikian, Korsel tetap waswas. Jubir Kementerian Pertahanan Korsel Kim Min-seok khawatir informasi tersebut memang benar.

Saat ini Korut memiliki dua rudal jarak menengah yang sudah berposisi siap luncur di pesisir sebelah timur. Moncong dua rudal itu, konon, sudah terarah ke pangkalan-pangkalan militer AS di Korsel dan Jepang. Fakta tersebut membuat Seoul dan Tokyo melipatgandakan pengamanan mereka di perbatasan. Termasuk, menyiagakan sistem antirudal.

Kemarin Korut ganti melontarkan ancaman ke Jepang. “Selama ini Jepang selalu mencampuri revolusi militer kami. Kali ini, jika mereka sedikit saja berulah, perang akan pecah lebih dulu di Jepang,” ancam Pyongyang dalam pernyataan resmi yang disiarkan KCNA. Pyongyang lantas mengimbau Tokyo supaya tetap tenang dan tidak banyak tingkah.

Ancaman Korut itu jelas membuat Jepang kebakaran jenggot. Begitu mendengar ancaman tersebut, Tokyo langsung memerintahkan pemasangan sistem rudal Patriot. (ami/jpnn)
Rencananya sistem tersebut dipasang permanen di pangkalan militer AS di Okinawa. Sebelumnya Jepang menyiagakan kapal penghancur Aegis di Laut Jepang. Kapal itu dilengkapi beberapa sistem pencegat rudal.

SEOUL- Korea Utara (Korut) tidak menghentikan manuvernya. Kemarin (12/4) pemerintahan Kim Jong-un ganti membidik Jepang. Pemerintah Negeri Sakura pun lantas menjadwalkan pemasangan sistem rudal Patriot di Okinawa. Bersamaan dengan itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry tiba di Seoul.

Dalam kunjungan perdananya ke Korea Selatan (Korsel) itu, Kerry bertemu dengan Presiden Park Geun-hye dan Menteri Luar Negeri Yun Byung-se. Ketiganya lantas berdialog soal ketegangan di Semenanjung Korea gara-gara manuver Korut. Kepada Park dan Yun, pengganti Hillary Rodham Clinton itu kembali menegaskan dukungan AS terhadap Korsel.

“Korsel dan AS memiliki hubungan yang sangat dekat dan selalu saling mendukung. Saat ini kami pun sepakat untuk tidak membiarkan Korut menjadi negara nuklir,” papar Kerry. Politikus 69 tahun itu lantas mengimbau Pyongyang menghentikan manuvernya dan tidak memantik permusuhan dengan dunia. Sebab, aksi provokatif Korut tersebut bisa berdampak serius pada perdamaian dunia.

Kemarin, mewakili Presiden AS Barack Obama, Kerry menegaskan bahwa Washington tidak akan meninggalkan Seoul. Bahkan, Negeri Paman Sam itu tidak akan segan berhadapan langsung dengan Korut. “Sesuai dengan kesepakatan keamanan bilateral kami (AS dan Korsel), AS akan membela diri dan membela para sekutunya dalam situasi darurat,” ungkap mantan senator Massachusetts tersebut.

Selain membeberkan sikap AS terhadap Korut, Kerry menyinggung laporan intelijen soal program senjata nuklir negara komunis tersebut. Menurut dia, laporan Badan Intelijen Pertahanan AS (Defense Intelligence Agency/DIA) bahwa Korut memiliki hulu ledak nuklir yang sudah diujicobakan itu tidak akurat. Dia tidak yakin Pyongyang telah berhasil menciptakan hulu ledak nuklir yang bisa diusung rudal.

Beberapa waktu lalu Doug Lamborn, politikus yang duduk di Kongres AS, mengatakan bahwa Korut sudah memiliki hulu ledak nuklir. Hebatnya, hulu ledak nuklir itu bisa dipasangkan pada rudal yang berukuran tidak terlalu besar. Saat itu Lamborn mengaku mendapatkan informasi dari DIA. Tepatnya, dia membaca laporan rahasia DIA untuk pemerintah.

Selain Kerry, dua pejabat tinggi AS lainnya membantah laporan Lamborn tersebut. Jubir Pentagon (Departemen Pertahanan) George Little dan Direktur Intelijen Nasional James Clapper mengatakan bahwa informasi soal hulu ledak nuklir Korut itu tidak benar. Kendati demikian, Korsel tetap waswas. Jubir Kementerian Pertahanan Korsel Kim Min-seok khawatir informasi tersebut memang benar.

Saat ini Korut memiliki dua rudal jarak menengah yang sudah berposisi siap luncur di pesisir sebelah timur. Moncong dua rudal itu, konon, sudah terarah ke pangkalan-pangkalan militer AS di Korsel dan Jepang. Fakta tersebut membuat Seoul dan Tokyo melipatgandakan pengamanan mereka di perbatasan. Termasuk, menyiagakan sistem antirudal.

Kemarin Korut ganti melontarkan ancaman ke Jepang. “Selama ini Jepang selalu mencampuri revolusi militer kami. Kali ini, jika mereka sedikit saja berulah, perang akan pecah lebih dulu di Jepang,” ancam Pyongyang dalam pernyataan resmi yang disiarkan KCNA. Pyongyang lantas mengimbau Tokyo supaya tetap tenang dan tidak banyak tingkah.

Ancaman Korut itu jelas membuat Jepang kebakaran jenggot. Begitu mendengar ancaman tersebut, Tokyo langsung memerintahkan pemasangan sistem rudal Patriot. (ami/jpnn)
Rencananya sistem tersebut dipasang permanen di pangkalan militer AS di Okinawa. Sebelumnya Jepang menyiagakan kapal penghancur Aegis di Laut Jepang. Kapal itu dilengkapi beberapa sistem pencegat rudal.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/