30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Gempa Kuat Kembali Guncang Nepal, Sedikitnya 41 Tewas

Anak-anak Nepal menutup hidung akibat bau jenazah korban gempa saat melewati puing-puing di Chautara, 80 kilometer dari ibukota Kathmandu (foto: dok). Nepal kembali diguncang gempa Selasa (12/5) sore.
Anak-anak Nepal menutup hidung akibat bau jenazah korban gempa saat melewati puing-puing di Chautara, 80 kilometer dari ibukota Kathmandu (foto: dok). Nepal kembali diguncang gempa Selasa (12/5) sore.

SUMUTPOS.CO – Gempa kuat 7,3 skala Richter kembali melanda Nepal pada Selasa (12/5) sore, sehingga menewaskan sedikitnya 41 orang.

Gempa kuat melanda Nepal pada Selasa sore, sehingga menewaskan sedikitnya 41 orang, sementara negara itu masih berjuang untuk mengatasi dampak gempa dahsyat yang terjadi kurang dari tiga pekan silam.

Kementerian dalam negeri Nepal juga melaporkan lebih dari 1.100 orang luka-luka.

Survei Geologi Amerika menyatakan gempa berkekuatan 7,3 skala Richter itu berpusat sekitar 80 kilometer sebelah timur ibukota Kathmandu.

Enam gempa susulan yang kuat dilaporkan terjadi tidak lama setelah gempa itu, yang getarannya dirasakan di India, di mana sedikitnya empat orang tewas, dan Tibet, di mana satu orang dilaporkan tewas.

Sudarshan Shrestha dari organisasi bantuan internasional Save The Children mengatakan kepada VOA, ia berada di dalam sebuah rumah sakit di Kathmandu sewaktu gempa terjadi. Meskipun bangunan rumah sakit itu tampaknya tidak rusak, ia belakangan melihat beberapa bangunan lain di sekitarnya runtuh.

“Apa yang kami lihat adalah kekacauan dan hiruk pikuk. Seluruh pasien di dalam gedung berlarian keluar, dan mungkin 300 hingga 350 pasien di dalam gedung itu yang berlarian keluar,” ujarnya.

Shrestha mengatakan, pasokan bantuan Save The Children telah disalurkan setelah gempa 25 April yang menewaskan lebih dari 8.000 orang dan menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal, termasuk sebagian di desa-desa yang belum dijangkau kelompok itu. Bencana baru itu serta musim hujan mendatang hanya akan mempersulit pekerjaan mereka.

“Akan sulit untuk memulihkan sumberdaya, dalam arti memenuhi kebutuhan akan bantuan, sementara musim hujan akan berlangsung sekitar empat atau lima minggu lagi, jadi kami harus benar-benar berpikir keras mengenai cara memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujarnya.

Anak-anak Nepal menutup hidung akibat bau jenazah korban gempa saat melewati puing-puing di Chautara, 80 kilometer dari ibukota Kathmandu (foto: dok). Nepal kembali diguncang gempa Selasa (12/5) sore.
Anak-anak Nepal menutup hidung akibat bau jenazah korban gempa saat melewati puing-puing di Chautara, 80 kilometer dari ibukota Kathmandu (foto: dok). Nepal kembali diguncang gempa Selasa (12/5) sore.

SUMUTPOS.CO – Gempa kuat 7,3 skala Richter kembali melanda Nepal pada Selasa (12/5) sore, sehingga menewaskan sedikitnya 41 orang.

Gempa kuat melanda Nepal pada Selasa sore, sehingga menewaskan sedikitnya 41 orang, sementara negara itu masih berjuang untuk mengatasi dampak gempa dahsyat yang terjadi kurang dari tiga pekan silam.

Kementerian dalam negeri Nepal juga melaporkan lebih dari 1.100 orang luka-luka.

Survei Geologi Amerika menyatakan gempa berkekuatan 7,3 skala Richter itu berpusat sekitar 80 kilometer sebelah timur ibukota Kathmandu.

Enam gempa susulan yang kuat dilaporkan terjadi tidak lama setelah gempa itu, yang getarannya dirasakan di India, di mana sedikitnya empat orang tewas, dan Tibet, di mana satu orang dilaporkan tewas.

Sudarshan Shrestha dari organisasi bantuan internasional Save The Children mengatakan kepada VOA, ia berada di dalam sebuah rumah sakit di Kathmandu sewaktu gempa terjadi. Meskipun bangunan rumah sakit itu tampaknya tidak rusak, ia belakangan melihat beberapa bangunan lain di sekitarnya runtuh.

“Apa yang kami lihat adalah kekacauan dan hiruk pikuk. Seluruh pasien di dalam gedung berlarian keluar, dan mungkin 300 hingga 350 pasien di dalam gedung itu yang berlarian keluar,” ujarnya.

Shrestha mengatakan, pasokan bantuan Save The Children telah disalurkan setelah gempa 25 April yang menewaskan lebih dari 8.000 orang dan menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal, termasuk sebagian di desa-desa yang belum dijangkau kelompok itu. Bencana baru itu serta musim hujan mendatang hanya akan mempersulit pekerjaan mereka.

“Akan sulit untuk memulihkan sumberdaya, dalam arti memenuhi kebutuhan akan bantuan, sementara musim hujan akan berlangsung sekitar empat atau lima minggu lagi, jadi kami harus benar-benar berpikir keras mengenai cara memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujarnya.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/