25 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Tentara Anak-anak Ditangkap dan Disiksa

NAYPYIDAW – Seorang tentara anak, Yay Chan  (15) lari dari Angkatan Bersenjata Myanmar, kini anak itu dikhawatirkan sedang disiksa saat dirinya berhasil ditangkap otoritas.

Tentara anak tersebut berasal dari Rangoon, direkrut pasukan Myanmar pada 2009 lalu setelah dirinya melarikan diri dari rumahnya karena berdebat dengan sang ayah. Kedua orangtua Yay yakin putranya berada di kamp pelatihan militer di Mon setelah empat bulan meninggalkan rumah. Demikian seperti diberitakan DVB, Selasa (12/7)

Pada Mei lalu, Yay Chan melarikan diri dari militer dan pulang ke rumah karena dirinya akan dicari kepolisian dan dikembalikan ke militer. Pada bulan berikutnya, Yay kembali melarikan diri dan bersembunyi di rumahnya sebelum akhirnya dia ditangkap.

“Anakku ditangkap otoritas setempat dan militer pada 5 Juli pukul 23.00, mereka memukulinya dan membawanya ke kantor polisi Hlaing Tharyar dan dibawa ke kantor polisi militer,” ujar ibu Yay, Daw Sabae.

Keluarga Yay saat ini mendapatkan bantuan dari aktivis HAM untuk mengadu ke kantor  PBB yang ada di Rangoon. (bbs/jpnn)

NAYPYIDAW – Seorang tentara anak, Yay Chan  (15) lari dari Angkatan Bersenjata Myanmar, kini anak itu dikhawatirkan sedang disiksa saat dirinya berhasil ditangkap otoritas.

Tentara anak tersebut berasal dari Rangoon, direkrut pasukan Myanmar pada 2009 lalu setelah dirinya melarikan diri dari rumahnya karena berdebat dengan sang ayah. Kedua orangtua Yay yakin putranya berada di kamp pelatihan militer di Mon setelah empat bulan meninggalkan rumah. Demikian seperti diberitakan DVB, Selasa (12/7)

Pada Mei lalu, Yay Chan melarikan diri dari militer dan pulang ke rumah karena dirinya akan dicari kepolisian dan dikembalikan ke militer. Pada bulan berikutnya, Yay kembali melarikan diri dan bersembunyi di rumahnya sebelum akhirnya dia ditangkap.

“Anakku ditangkap otoritas setempat dan militer pada 5 Juli pukul 23.00, mereka memukulinya dan membawanya ke kantor polisi Hlaing Tharyar dan dibawa ke kantor polisi militer,” ujar ibu Yay, Daw Sabae.

Keluarga Yay saat ini mendapatkan bantuan dari aktivis HAM untuk mengadu ke kantor  PBB yang ada di Rangoon. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/