32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Inggris Rangsang Ibu Menyusui

Menyusui

SUMUTPOS.CO – Rendahnya jumlah ibu menyusui di Inggris membuat otoritas lokal memutar otak untuk merayu mereka. Pemerintah di Derbyshire dan South Yorkshire di Inggris menjanjikan bayaran bagi ibu baru yang bersedia menyusui bayinya secara eksklusif.

Para ibu tersebut akan diberi voucher belanja senilai GBP 120 (Rp 2,1 juta) jika mau menyusui hingga enam pekan pertama. Bayaran itu bakal ditambah GBP 200 (Rp 3,6 juta) bila melanjutkannya sampai enam bulan.

Sekitar 130 perempuan di wilayah miskin itu akan ambil bagian dari proyek percobaan tersebut. Program itu bertujuan untuk membuktikan jumlah ibu menyusui dan kesehatan bayi bisa meningkat atau tidak dengan adanya insentif keuangan.

’’Inggris memiliki rata-rata ibu menyusui terburuk di dunia dan angkanya berbeda-beda di wilayah berbeda di negeri ini,’’ terang Clare Relton dari Sheffield University, yang bekerja sama dengan pemerintah menjalankan program percontohan tersebut.

Menyusui sudah terstigma buruk di sebagian wilayah Inggris. Apalagi, adanya iklan susu formula membuat menyusui menjadi pilihan kurang menarik.

Namun, Janet Fyle, penasihat kebijakan di Royal College of Midwives, menyatakan bahwa keengganan menyusui di kalangan orang tua merupakan masalah budaya yang tidak bisa dengan mudah diatasi dengan memberikan voucher belanja. ’’Di beberapa wilayah, termasuk mereka yang terlibat dalam penelitian, ditemukan bahwa perempuan dari generasi ke generasi tidak pernah melihat ibunya atau siapa pun menyusui bayinya. Artinya, ini bukan norma budaya di sejumlah kelompok masyarakat,’’ ujarnya. (AFP/cak/c14/dos)

Menyusui

SUMUTPOS.CO – Rendahnya jumlah ibu menyusui di Inggris membuat otoritas lokal memutar otak untuk merayu mereka. Pemerintah di Derbyshire dan South Yorkshire di Inggris menjanjikan bayaran bagi ibu baru yang bersedia menyusui bayinya secara eksklusif.

Para ibu tersebut akan diberi voucher belanja senilai GBP 120 (Rp 2,1 juta) jika mau menyusui hingga enam pekan pertama. Bayaran itu bakal ditambah GBP 200 (Rp 3,6 juta) bila melanjutkannya sampai enam bulan.

Sekitar 130 perempuan di wilayah miskin itu akan ambil bagian dari proyek percobaan tersebut. Program itu bertujuan untuk membuktikan jumlah ibu menyusui dan kesehatan bayi bisa meningkat atau tidak dengan adanya insentif keuangan.

’’Inggris memiliki rata-rata ibu menyusui terburuk di dunia dan angkanya berbeda-beda di wilayah berbeda di negeri ini,’’ terang Clare Relton dari Sheffield University, yang bekerja sama dengan pemerintah menjalankan program percontohan tersebut.

Menyusui sudah terstigma buruk di sebagian wilayah Inggris. Apalagi, adanya iklan susu formula membuat menyusui menjadi pilihan kurang menarik.

Namun, Janet Fyle, penasihat kebijakan di Royal College of Midwives, menyatakan bahwa keengganan menyusui di kalangan orang tua merupakan masalah budaya yang tidak bisa dengan mudah diatasi dengan memberikan voucher belanja. ’’Di beberapa wilayah, termasuk mereka yang terlibat dalam penelitian, ditemukan bahwa perempuan dari generasi ke generasi tidak pernah melihat ibunya atau siapa pun menyusui bayinya. Artinya, ini bukan norma budaya di sejumlah kelompok masyarakat,’’ ujarnya. (AFP/cak/c14/dos)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/