26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pemilu Syria Bau Darah

DAMASKUS- Pemilihan Umum (Pemilu) lokal di Syria diiringi desingan peluru dan bau amis darah lokal Syria,  Senin (12/12). Akibatnya jumlah pemilih yang menggunakan hak suaranya sangat rendah, sedangkan kelompok oposisi menyerukan boikot.

Menurut warta AP dan AFP, pejabat pemerintah Syria menyerukan pemilu yang digelar kemarin (12/12) akan lebih jujur dan adil ketimbang penyelenggaraan sebelumnya. Walaupun begitu, jumlah pemilih yang menggunakan hak suara diperkirakan sangat rendah. Sekitar 43.000 calon memperebutkan 17.000 kursi dewan di berbagai daerah.
Kantor berita resmi SANA melaporkan Kementerian Dalam Negeri membagikan tinta untuk mencegah pencoblosan ganda. Kendati begitu, pemilu tersebut, menurut pengamat tak memiliki arti penting bagi Syria. Pasalnya, dalam kenyataannya, banyak sekali warga Syria memilih tinggal di rumah ketimbang pergi ke tempat pemungutan suara (TPS). Mereka memilih mencari rasa aman.

Seperti dungkapkan seorang warga Homs, ada warga yang sama sekali tidak tahu ada pergelaran pemilu.  “Warga di sini menurunkan setiap foto Presiden Bashar al-Assad di jalan-jalan. Jadi mungkin tidak ada foto para calon yang ambil bagian dalam pemilu ini,” katanya.

Sementara itu, PBB memperkirakan lebih dari 4.000, orang tewas dalam kekerasan selama sembilan bulan terakhir, 307 di antaranya anak-anak. Pemerintah Suriah mengatakan mereka bertempur melawan kelompok-kelompok bersenjata. Jumlah tentara pemerintah yang bergabung dengan oposisi dilaporkan makin banyak.
Terpisah, Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak membicarakan tentang revolusi di dunia Arab pada World Policy Conference di Vienna, Austria. Dirinya mengatakan Presiden Syria Bashar al Assad akan terguling dalam beberapa pekan ke depan.

“Kejatuhan Presiden Assad dan keluarganya adalah berkat bagi Timur Tengah,” ujarnya. Dia mengharapkan adanya pemerintah sekuler yang berdiri di Syria setelah Assad terguling pasca revolusi di Arab, Israel khawatir akan munculnya gerakan-gerakan Islam di Timur Tengah yang dinilai Barak sebagai pihak yang cukup mengganggu.
Kekhwatiran Israel atas munculnya gerakan Islam di Timur Tengah didasari atas insiden penyerangan kantor Kedutaan Besar Israel yang ada di Kairo, Mesir. Israel menandatangani perjanjian damai dengan Mesir pada 1979 silam meski demikian, pasca Husni Mubarak lengser dari jabatannya, banyak warga yang menuntut agar perjanjian damai itu berakhir.

Pada hari terakhir dalam pertemuan World Policy Conference, Menteri Pertahanan Israel  menyoroti hubungan bilateral Turki dan Israel yang memburuk serta rencana serangan Israel ke Iran.  (bbs/bbc/ap/afp/ril/jpnn)

DAMASKUS- Pemilihan Umum (Pemilu) lokal di Syria diiringi desingan peluru dan bau amis darah lokal Syria,  Senin (12/12). Akibatnya jumlah pemilih yang menggunakan hak suaranya sangat rendah, sedangkan kelompok oposisi menyerukan boikot.

Menurut warta AP dan AFP, pejabat pemerintah Syria menyerukan pemilu yang digelar kemarin (12/12) akan lebih jujur dan adil ketimbang penyelenggaraan sebelumnya. Walaupun begitu, jumlah pemilih yang menggunakan hak suara diperkirakan sangat rendah. Sekitar 43.000 calon memperebutkan 17.000 kursi dewan di berbagai daerah.
Kantor berita resmi SANA melaporkan Kementerian Dalam Negeri membagikan tinta untuk mencegah pencoblosan ganda. Kendati begitu, pemilu tersebut, menurut pengamat tak memiliki arti penting bagi Syria. Pasalnya, dalam kenyataannya, banyak sekali warga Syria memilih tinggal di rumah ketimbang pergi ke tempat pemungutan suara (TPS). Mereka memilih mencari rasa aman.

Seperti dungkapkan seorang warga Homs, ada warga yang sama sekali tidak tahu ada pergelaran pemilu.  “Warga di sini menurunkan setiap foto Presiden Bashar al-Assad di jalan-jalan. Jadi mungkin tidak ada foto para calon yang ambil bagian dalam pemilu ini,” katanya.

Sementara itu, PBB memperkirakan lebih dari 4.000, orang tewas dalam kekerasan selama sembilan bulan terakhir, 307 di antaranya anak-anak. Pemerintah Suriah mengatakan mereka bertempur melawan kelompok-kelompok bersenjata. Jumlah tentara pemerintah yang bergabung dengan oposisi dilaporkan makin banyak.
Terpisah, Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak membicarakan tentang revolusi di dunia Arab pada World Policy Conference di Vienna, Austria. Dirinya mengatakan Presiden Syria Bashar al Assad akan terguling dalam beberapa pekan ke depan.

“Kejatuhan Presiden Assad dan keluarganya adalah berkat bagi Timur Tengah,” ujarnya. Dia mengharapkan adanya pemerintah sekuler yang berdiri di Syria setelah Assad terguling pasca revolusi di Arab, Israel khawatir akan munculnya gerakan-gerakan Islam di Timur Tengah yang dinilai Barak sebagai pihak yang cukup mengganggu.
Kekhwatiran Israel atas munculnya gerakan Islam di Timur Tengah didasari atas insiden penyerangan kantor Kedutaan Besar Israel yang ada di Kairo, Mesir. Israel menandatangani perjanjian damai dengan Mesir pada 1979 silam meski demikian, pasca Husni Mubarak lengser dari jabatannya, banyak warga yang menuntut agar perjanjian damai itu berakhir.

Pada hari terakhir dalam pertemuan World Policy Conference, Menteri Pertahanan Israel  menyoroti hubungan bilateral Turki dan Israel yang memburuk serta rencana serangan Israel ke Iran.  (bbs/bbc/ap/afp/ril/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/