MAKAU, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Tiongkok sedang berjuang untuk mengurangi penyebaran flu burung. Kemarin (13/3) mereka kembali memusnahkan unggas. Tercatat ada 7.500 ayam yang dibakar di Daerah Administrasi Khusus Tiongkok, Makau.
Pemusnahan tersebut dilakukan setelah ditemukan virus H7N9 pada unggas yang masih hidup. Itu adalah temuan pertama adanya virus H7N9 di Makau. Unggas yang terinfeksi tersebut didatangkan dari Tiongkok daratan. Tepatnya, diimpor dari Kota Zhuhai.
Keputusan pemusnahan unggas tersebut mengikuti jejak Daerah Administrasi Khusus Tiongkok yang lain, yaitu Hongkong. Pada Januari lalu, Hongkong juga memusnahkan 20 ribu ayam setelah mendeteksi adanya virus H7N9. Unggas yang terinfeksi tersebut juga didatangkan dari Tiongkok daratan.
’’Untuk menjamin kesehatan masyarakat, pemerintah harus mengambil keputusan darurat untuk memusnahkan, melokalisasi, dan membersihkan virus,’’ jelas pernyataan pemerintah Makau yang dirilis kemarin.
Pemusnahan 7.500 unggas itu dilakukan pada tengah malam dan berakhir enam jam kemudian. Mereka tidak menjelaskan secara detail jenis virus flu burung yang ditemukan pada unggas di Makau tersebut. Departemen kesehatan menyatakan bahwa sejak 1999 tidak ada kasus flu burung pada manusia di Makau.
Pada website milik pemerintah Makau, terdapat foto-foto pemusnahan unggas di Pasar Grosir Nam Yue. Di foto tersebut, petugas kesehatan menggunakan masker dan baju perlindungan khusus berwarna putih. Mereka memasukkan ayam yang sudah mati dalam plastik kuning besar. Pasar itu adalah satu-satunya pasar grosir unggas impor di Makau. Pemerintah menutup pasar tersebut selama 21 hari untuk disemprot disinfektan agar virusnya hilang.
Secara terpisah, di Hongkong virus flu burung menginfeksi enam orang sejak Desember tahun lalu. Tiga di antaranya meninggal dunia. Kasus terakhir adalah seorang balita perempuan berusia 18 bulan. Dia terpapar virus tersebut setelah melakukan perjalanan ke Tiongkok daratan.
Pemerintah Hongkong menyatakan bahwa selama empat bulan mereka melarang impor unggas hidup dari Tiongkok daratan. Itu dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus tersebut dari Tiongkok daratan ke Hongkong.
Seperti diberitakan, virus H7N9 merebak di Tiongkok daratan pada Februari tahun lalu. Total ada 72 orang yang meninggal akibat terinfeksi flu burung jenis baru tersebut selama Januari dan Februari tahun ini. Sementara itu, selama 2013 ada 46 orang yang meninggal. Tingginya angka kematian tahun ini menimbulkan ketakutan di masyarakat bahwa penularan antarmanusia kian mudah. (AFP/sha/c6/tia)