34.7 C
Medan
Thursday, July 17, 2025

Serangan Israel Tewaskan 3 Petinggi Militer Iran

SUMUTPOS.CO – Israel melancarkan serangan militer terhadap fasilitas nuklir, pabrik rudal balistik, dan markas militer Iran pada Jumat (13/6) dini hari waktu setempat. Serangan itu menewaskan tiga petinggi militer Iran. Antara lain Komandan Garda Revolusi Islam Iran (Islamic Revolutionary Guard Corps/IRGC) Mayjen Hossein Salami, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayjen Mohammad Bagheri, dan Komandan Markas Besar Khatam al-Anbiya Mayjen Gholam Ali Rashid.

“Beberapa saat yang lalu, Israel meluncurkan Operasi Rising Lion, operasi militer yang ditargetkan untuk menangkal ancaman Iran terhadap kelangsungan hidup Israel. Operasi ini akan terus berlanjut selama beberapa hari yang diperlukan untuk menghilangkan ancaman tersebut,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam video seperti dilansir Al Jazeera.

Ada Korban Anak-Anak
Seperti dilaporkan lembaga penyiaran negara Iran, IRIB, fasilitas pengayaan uranium utama di Natanz penelitian nuklir dan dua pangkalan militer di Tabriz, serta kota Ishafan, Arak, hingga Kermanshah ikut terdampak sekitar 300 serangan udara oleh Israel.
Serangan Israel juga menewaskan ilmuwan, perempuan, dan anak-anak menurut Iran Press TV. Hal itu karena ada bangunan tempat tinggal yang terdampak serangan Israel. Namun, tidak dirinci berapa jumlahnya.

Tel Aviv Waspadai Balasan
Setelah melakukan serangan, Israel mengumumkan keadaan darurat untuk negaranya. Menurut para petinggi militer Tel Aviv, serangan balasan Iran bisa terjadi kapan saja.

Menteri Pertahanan Israel Katz pun mengumumkan penutupan wilayah udara mereka. “Serangan rudal dan pesawat tak berawak (oleh Iran) terhadap negara Israel dan penduduk sipilnya diperkirakan akan segera terjadi,” kata Katz.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pun mewanti-wanti Israel akan menghadapi serangan balasan yang menyakitkan. “Rezim Zionis, pada dini hari ini (kemarin), membuka tangannya yang kotor dan berdarah untuk melakukan kejahatan di negara kita tercinta dan memperlihatkan sifat jahatnya lebih dari sebelumnya dengan menyerang pusat-pusat permukiman,” kata Ali Khamenei dilansir dari kantor berita Iran, IRNA.

AS Tarik Diri
Alih-alih mendukung sekutunya secara terbuka, pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump justru memilih langkah mengejutkan. AS mengumumkan menarik diri dari konflik dan menegaskan, Washington tidak terlibat dalam operasi tersebut.

Menteri Luar Negeri sekaligus Penasihat Keamanan Nasional AS, Marco Rubio, mengonfirmasi bahwa Israel memang telah memberi pemberitahuan sebelumnya kepada Washington. Namun menegaskan bahwa serangan itu adalah tindakan sepihak.

“Kami tidak terlibat dalam serangan terhadap Iran, dan prioritas utama kami adalah perlindungan pasukan Amerika di kawasan,” kata Rubio dalam pernyataan resminya yang terkesan ingin menenangkan situasi.

Namun, Rubio juga melontarkan peringatan keras ke Teheran. “Iran tidak boleh, dalam kondisi apa pun, menargetkan kepentingan atau personel Amerika,” tegasnya, sehari setelah Pentagon menginstruksikan evakuasi terbatas pasukan dan diplomat dari beberapa titik panas di Timur Tengah.

Sikap ambigu Washington ini muncul hanya beberapa jam setelah Presiden Trump mengatakan, “masih ada waktu untuk diplomasi” namun mengakui “waktu itu nyaris habis”.

Gedung Putih bahkan sudah menjadwalkan pembicaraan tingkat tinggi antara utusan khusus AS, Steve Witkoff, dan Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, di Oman pada Minggu (15/6). Namun, dengan memburuknya situasi, rencana diplomatik itu nyaris pasti batal. (wan/dns/jpg)

SUMUTPOS.CO – Israel melancarkan serangan militer terhadap fasilitas nuklir, pabrik rudal balistik, dan markas militer Iran pada Jumat (13/6) dini hari waktu setempat. Serangan itu menewaskan tiga petinggi militer Iran. Antara lain Komandan Garda Revolusi Islam Iran (Islamic Revolutionary Guard Corps/IRGC) Mayjen Hossein Salami, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayjen Mohammad Bagheri, dan Komandan Markas Besar Khatam al-Anbiya Mayjen Gholam Ali Rashid.

“Beberapa saat yang lalu, Israel meluncurkan Operasi Rising Lion, operasi militer yang ditargetkan untuk menangkal ancaman Iran terhadap kelangsungan hidup Israel. Operasi ini akan terus berlanjut selama beberapa hari yang diperlukan untuk menghilangkan ancaman tersebut,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam video seperti dilansir Al Jazeera.

Ada Korban Anak-Anak
Seperti dilaporkan lembaga penyiaran negara Iran, IRIB, fasilitas pengayaan uranium utama di Natanz penelitian nuklir dan dua pangkalan militer di Tabriz, serta kota Ishafan, Arak, hingga Kermanshah ikut terdampak sekitar 300 serangan udara oleh Israel.
Serangan Israel juga menewaskan ilmuwan, perempuan, dan anak-anak menurut Iran Press TV. Hal itu karena ada bangunan tempat tinggal yang terdampak serangan Israel. Namun, tidak dirinci berapa jumlahnya.

Tel Aviv Waspadai Balasan
Setelah melakukan serangan, Israel mengumumkan keadaan darurat untuk negaranya. Menurut para petinggi militer Tel Aviv, serangan balasan Iran bisa terjadi kapan saja.

Menteri Pertahanan Israel Katz pun mengumumkan penutupan wilayah udara mereka. “Serangan rudal dan pesawat tak berawak (oleh Iran) terhadap negara Israel dan penduduk sipilnya diperkirakan akan segera terjadi,” kata Katz.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pun mewanti-wanti Israel akan menghadapi serangan balasan yang menyakitkan. “Rezim Zionis, pada dini hari ini (kemarin), membuka tangannya yang kotor dan berdarah untuk melakukan kejahatan di negara kita tercinta dan memperlihatkan sifat jahatnya lebih dari sebelumnya dengan menyerang pusat-pusat permukiman,” kata Ali Khamenei dilansir dari kantor berita Iran, IRNA.

AS Tarik Diri
Alih-alih mendukung sekutunya secara terbuka, pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump justru memilih langkah mengejutkan. AS mengumumkan menarik diri dari konflik dan menegaskan, Washington tidak terlibat dalam operasi tersebut.

Menteri Luar Negeri sekaligus Penasihat Keamanan Nasional AS, Marco Rubio, mengonfirmasi bahwa Israel memang telah memberi pemberitahuan sebelumnya kepada Washington. Namun menegaskan bahwa serangan itu adalah tindakan sepihak.

“Kami tidak terlibat dalam serangan terhadap Iran, dan prioritas utama kami adalah perlindungan pasukan Amerika di kawasan,” kata Rubio dalam pernyataan resminya yang terkesan ingin menenangkan situasi.

Namun, Rubio juga melontarkan peringatan keras ke Teheran. “Iran tidak boleh, dalam kondisi apa pun, menargetkan kepentingan atau personel Amerika,” tegasnya, sehari setelah Pentagon menginstruksikan evakuasi terbatas pasukan dan diplomat dari beberapa titik panas di Timur Tengah.

Sikap ambigu Washington ini muncul hanya beberapa jam setelah Presiden Trump mengatakan, “masih ada waktu untuk diplomasi” namun mengakui “waktu itu nyaris habis”.

Gedung Putih bahkan sudah menjadwalkan pembicaraan tingkat tinggi antara utusan khusus AS, Steve Witkoff, dan Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, di Oman pada Minggu (15/6). Namun, dengan memburuknya situasi, rencana diplomatik itu nyaris pasti batal. (wan/dns/jpg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru