SIRTE – Perburuan pasukan Dewan Transisi Nasional (NTC) atas keluarga mantan penguasa Libya Muammar Kadhafi membuahkan hasil. Setelah berhasil menewaskan anak bungsu atau putra ketujuh Kadhafi, Khamis Kadhafi, pada akhir Agustus lalu, pasukan pemerintahan baru Libya itu berhasil memangkap Mutassim-Billah al-Kadhafi (34).
Putra kelima Kadhafi itu tertangkap ketika hendak meninggalkan Kota Sirte, yang kini dikuasai pasukan NTC, Rabu (12/10) lalu waktu setempat. Ketika itu, pria yang menjabat sebagai Penasihat Keamanan Nasional Libya itu dilaporkan berada di mobil bersama keluarganya dan hendak meninggalkan Sirte.
“Dia (Mutassim) ditangkap di Sirte hari ini (Rabu lalu, Red),” kata pejabat NTC Kolonel Abdullah Naker dalam wawancara dengan Reuters Rabu malam.
Seorang pejabat lain NTC mengatakan Mutassim telah dipindahkan ke Kota Benghazi. Kini, Mutas sim sedang menjalani interogasi dan ditahan di Kamp Militer Boatneh. Dia dilaporkan berada dalam kondisi sehat.
Kabar penangkapan itu langsung direspons. Ratusan pejuang NTC menggelar perayaan di jalanan ibu kota dan kota-kota besar lain di Libya sambil melepaskan tembakan ke udara. Bagi NTC, tertangkapnya putra Kadhafi itu merupakan prestasi. Sebab, itu merupakan penangkapan pertama atas keluarga Kadhafi. Sebelumnya, putra pertama Kadhafi, Muhammad al-Kadhafi, berhasil kabur sehari setelah tertangkap di Tripoli pada 21 Agustus lalu.
Menurut seorang pejabat militer NTC, penampilan Mutassim saat tertangkap banyak berubah. Dia memangkas rambut panjangnya yang biasa dibiarkan tergerai. Berbeda dengan kakaknya atau putra kedua Kadhafi, Saif al-Islam, yang moderat, Mutassim yang sempat lari ke Mesir karena berselisih dengan Kadhafi itu sangat konservatif. Dia bahkan orang pertama menentang gagasan Saif soal reformasi Libya.
Bersamaan dengan selebrasi atas kabar penangkapan Mutassim, Jubir NTC Jalal el-Gallal justru tidak tahu soal berita itu. “Kami sudah menghubungi beberapa komandan yang bertugas di Sirte dan tidak satu pun di antara mereka yang mengonfirmasikan berita tersebut,” kata jubir NTC di Kota Benghazi itu kemarin.
Tetapi, Gallal membenarkan bahwa pasukan NTC telah berhasil mengambil alih Sirte dari tangan loyalis Kadhafi. Di kota itulah, Kadhafi dan orang-orang dekatnya selama ini bersembunyi selama sekitar dua bulan terakhir. Rabu lalu, pasukan NTC menangkap beberapa loyalis Kadhafi. Tapi, menurut dia, yang tertangkap adalah serdadu.
Loyalis Kadhafi juga menepis kabar soal penangkapan Mutassim. “Tak benar bahwa Mutassim tertangkap,” ujar Wesam Bin Hamid, ko mandan Brigade Jihad Pembebasan Libya, salah satu unit militer Kadhafi di kota kelahirannya di Sirte. “Tetapi, beberapa tawanan yang kami tangkap mengaku bahwa mereka melihat Kadhafi di Sirte,” lanjut dia.
Kendati begitu, penasihat puncak penguasa baru Libya Abdelkarim Bizama memastikan bahwa saat ini Mutassim memang telah ditahan. “Dia ditangkap di Sirte dan telah dipindahkan ke Benghazi,” tutur Bizama kepada Agence France-Presse di Tripoli.
Empat anak Kadhafi yang lainnya telah mengungsi ke negara tetangga. Agustus lalu, Aisha (anak kelima dan satu-satunya putri kandung Kadhafi) bersama Hannibal (putra keempat) dan Muhammad lari ke Aljazair. Mereka sengaja mengungsi ke negara itu bersama sang ibu, Safia Farkash, serta anak-anak dan keponakan mereka.
Anak Kadhafi yang lain, Saadi (putra ketiga), mengungsi ke Niger. Sedangkan dua putranya yang lain, Khamis dan Saif al-Arab, dikabarkan tewas dalam serangan udara yang dilancarkan NATO. Sejauh ini kabar kematian Saif al-Arab belum bisa dikonfirmasikan. (ap/afp/rtr/hep/dwi/jpnn)