29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pidato Pertama Cuma 20 Menit

PYONGYANG – Pemimpin baru Korea Utara (Korut) Kim Jong-un, (29) tampil dan berpidato untuk pertama kali di hadapan publik kemarin (15/4).
Dalam kesempatan itu, kepala negara termuda di jagat raya tersebut menegaskan tekadnya untuk memberikan prioritas utama pada militer negaranya dalam setiap kebijakannya ke depan.

Pernyataan putra bungsu (putra ketiga) mantan penguasa Korut, mendiang Kim Jong-il itu, memberikan sinyal soal kemungkinan peluncuran rudal baru jarak jauh Korut dalam waktu dekat. Hal ini terjadi menyusul kegagalan uji coba roket yang membawa satelit milik Korut menuju orbit pada Jumat lalu (13/4).

Pidato Jong-un itu mewarnai puncak dua pekan perayaan seabad kelahiran pendiri Korut sekaligus kakeknya, Kim Il-sung. Pidato tersebut disampaikan di depan ribuan rakyat Korut yang berkumpul di Lapangan Kim Il-sung, pusat Kota Pyongyang, dan secara mengejutkan disiarkan melalui televisi secara nasional.

Terlihat tenang saat membacakan naskah pidato selama 20 menit, Jong-un mengangkat berbagai topik. Mulai dari kebijakan luar negeri sampai masalah ekonomi. Pidatonya tersebut, yang dilanjutkan dengan parade militer, menutup rangkaian acara peringatan seabad kelahiran Kim Il-sung. Momen tersebut menjadi penampilan terbaik yang dapat diperlihatkan Jong-un kepada dunia internasional.

Pesan Jong-un memberikan tekanan bahwa Korut akan terus memprioritaskan anggaran dan menggelontorkan dana di bidang militer. Parade yang digelar seusai pidato juga memamerkan rudal jarak jauh terbaru milik Korut. Tetapi, belum jelas kemampuan rudal tersebut dalam menambah kapabilitas senjata Pyongyang. Sejumlah analis menduga rudal itu hanya samaran untuk mengelabuhi internasional.

Meski peluncuran roket gagal hingga mencoreng citra pemerintahan baru Korut, penampilan Jong-un kemarin dilihat oleh para analis sebagai bentuk kepercayaan diri dari pemimpin muda itu dan pembuktian bahwa saat ini dia memegang kendali penuh kekuasaan.
“Superioritas dalam teknologi militer saat ini tidak lagi dimonopoli oleh para imperialis. Dan, era para musuh yang menggunakan bom atom untuk mengancam dan memeras kita sudah berakhir,” tegas Jong-un dalam pidatonya.

Pesan yang disampaikannya itu kembali menunjukkan bahwa tak ada perubahan yang signifikan dalam kebijakan nasional Korut. Negeri tetangga Korea Selatan (Korsel) itu tetap mengedepankan strategi militer. Strategi military first itulah yang sejak lama menjadi pusat proses pengambilan kebijakan di Korut.

Namun, kini muncul simbolisasi yang kuat dalam bentuk citra pemimpin baru dan muda saat pidato disiarkan televisi dan disaksikan banyak kalangan. Bahkan, dia terlihat sering tertawa dan terlibat pebincangan santai dengan sejumlah pejabat senior Korut di tengah acara parade militer negeri yang memiliki personel aktif 1,2 juta orang itu.

Analis luar sudah seringkali mengkhawatirkan gaya Kim muda dalam memerintah negeri yang diyakini memiliki senjata nuklir tersebut. Sejak ayahnya meninggal Desember tahun lalu, Jong-un tidak kunjung muncul di depan publik. Bahkan, program nuklirnya hampir memicu perang dengan Seoul dan Washington.

Dalam pidatonya itu, Jong-un juga memuji prestasi yang telah dicapai kakek maupun ayahnya sehingga menjadikan Korut sebagai negara kuat dan memiliki militer yang cukup mumpuni. Dia menjamin bahwa semua masalah ekonomi akan bisa diatasi dan menyatakan kepada rakyatnya bahwa mereka tidak perlu lagi mengencangkan ikat pinggang.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada saudara kami di Korea Selatan dan di seluruh dunia yang mendedikasikan diri mereka untuk penyatuan kembali (reunifikasi) maupun kesejahteraan bangsa,” paparnya. “Perdamaian memang penting. Tetapi, harga diri bangsa jauh lebih penting. Kami bergerak maju untuk kemenangan yang sesungguhnya,” serunya.

Pidato Jong-un kemarin menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan di kalangan pemimpin Korut selama ini. Sang ayah berpidato di depan publik hanya sekali seumur hidupnya. Kim Jong-il diketahui merekam terlebih dahulu pidato publiknya pada tahun ke-18 kepemimpinannya. Dan itulah satu-satunya pidatonya di depan publik. (AP/cak/dwi/jpnn)

PYONGYANG – Pemimpin baru Korea Utara (Korut) Kim Jong-un, (29) tampil dan berpidato untuk pertama kali di hadapan publik kemarin (15/4).
Dalam kesempatan itu, kepala negara termuda di jagat raya tersebut menegaskan tekadnya untuk memberikan prioritas utama pada militer negaranya dalam setiap kebijakannya ke depan.

Pernyataan putra bungsu (putra ketiga) mantan penguasa Korut, mendiang Kim Jong-il itu, memberikan sinyal soal kemungkinan peluncuran rudal baru jarak jauh Korut dalam waktu dekat. Hal ini terjadi menyusul kegagalan uji coba roket yang membawa satelit milik Korut menuju orbit pada Jumat lalu (13/4).

Pidato Jong-un itu mewarnai puncak dua pekan perayaan seabad kelahiran pendiri Korut sekaligus kakeknya, Kim Il-sung. Pidato tersebut disampaikan di depan ribuan rakyat Korut yang berkumpul di Lapangan Kim Il-sung, pusat Kota Pyongyang, dan secara mengejutkan disiarkan melalui televisi secara nasional.

Terlihat tenang saat membacakan naskah pidato selama 20 menit, Jong-un mengangkat berbagai topik. Mulai dari kebijakan luar negeri sampai masalah ekonomi. Pidatonya tersebut, yang dilanjutkan dengan parade militer, menutup rangkaian acara peringatan seabad kelahiran Kim Il-sung. Momen tersebut menjadi penampilan terbaik yang dapat diperlihatkan Jong-un kepada dunia internasional.

Pesan Jong-un memberikan tekanan bahwa Korut akan terus memprioritaskan anggaran dan menggelontorkan dana di bidang militer. Parade yang digelar seusai pidato juga memamerkan rudal jarak jauh terbaru milik Korut. Tetapi, belum jelas kemampuan rudal tersebut dalam menambah kapabilitas senjata Pyongyang. Sejumlah analis menduga rudal itu hanya samaran untuk mengelabuhi internasional.

Meski peluncuran roket gagal hingga mencoreng citra pemerintahan baru Korut, penampilan Jong-un kemarin dilihat oleh para analis sebagai bentuk kepercayaan diri dari pemimpin muda itu dan pembuktian bahwa saat ini dia memegang kendali penuh kekuasaan.
“Superioritas dalam teknologi militer saat ini tidak lagi dimonopoli oleh para imperialis. Dan, era para musuh yang menggunakan bom atom untuk mengancam dan memeras kita sudah berakhir,” tegas Jong-un dalam pidatonya.

Pesan yang disampaikannya itu kembali menunjukkan bahwa tak ada perubahan yang signifikan dalam kebijakan nasional Korut. Negeri tetangga Korea Selatan (Korsel) itu tetap mengedepankan strategi militer. Strategi military first itulah yang sejak lama menjadi pusat proses pengambilan kebijakan di Korut.

Namun, kini muncul simbolisasi yang kuat dalam bentuk citra pemimpin baru dan muda saat pidato disiarkan televisi dan disaksikan banyak kalangan. Bahkan, dia terlihat sering tertawa dan terlibat pebincangan santai dengan sejumlah pejabat senior Korut di tengah acara parade militer negeri yang memiliki personel aktif 1,2 juta orang itu.

Analis luar sudah seringkali mengkhawatirkan gaya Kim muda dalam memerintah negeri yang diyakini memiliki senjata nuklir tersebut. Sejak ayahnya meninggal Desember tahun lalu, Jong-un tidak kunjung muncul di depan publik. Bahkan, program nuklirnya hampir memicu perang dengan Seoul dan Washington.

Dalam pidatonya itu, Jong-un juga memuji prestasi yang telah dicapai kakek maupun ayahnya sehingga menjadikan Korut sebagai negara kuat dan memiliki militer yang cukup mumpuni. Dia menjamin bahwa semua masalah ekonomi akan bisa diatasi dan menyatakan kepada rakyatnya bahwa mereka tidak perlu lagi mengencangkan ikat pinggang.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada saudara kami di Korea Selatan dan di seluruh dunia yang mendedikasikan diri mereka untuk penyatuan kembali (reunifikasi) maupun kesejahteraan bangsa,” paparnya. “Perdamaian memang penting. Tetapi, harga diri bangsa jauh lebih penting. Kami bergerak maju untuk kemenangan yang sesungguhnya,” serunya.

Pidato Jong-un kemarin menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan di kalangan pemimpin Korut selama ini. Sang ayah berpidato di depan publik hanya sekali seumur hidupnya. Kim Jong-il diketahui merekam terlebih dahulu pidato publiknya pada tahun ke-18 kepemimpinannya. Dan itulah satu-satunya pidatonya di depan publik. (AP/cak/dwi/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/