Pengamat jurnalisme digital dari Columbia University, Emily Bell mengatakan, “Yang paling berharga saat ini bagi penerbit adalah data. Data seperti siapa pembaca Anda? Berapa lama mereka membaca? Dan bagaimana data tersebut bisa diterjemahkan menjadi uang. Dan inilah keunggulah Facebook dibandingkan layanan sejenis”
Facebook memang terbukti sukses melakukan monetisasi pengguna, sejak perusahaan ini sahamnya dijual di Wall Street alias ‘go public’ tahun 2012. Perusahaan jejaring sosial lain seperti Twitter masih kesulitan mengoptimalkan aplikasi mobilenya untuk meraup pemasukan dari iklan.
Mengomentari survei Pew, Bell mengatakan, “30% warga dewasa AS memperoleh berita lewat Facebook. Itu pantauan dari setahun lalu. Tahun ini mungkin lebih banyak lagi”
Selain the New York Times, penerbit lain yang ikut dalam eksperimen artikel instan adalah National Geographic, BuzzFeed, NBC, The Atlantic yang bermarkas di AS. Juga The Guardian dan BBC News dari Inggris, serta dua penerbit Jerman, Bild dan Spiegel. (VOA)