SUMUTPOS.CO – Bioskop-bioskop di Thailand kemarin dipadati penduduk. Ratusan warga Thailand antre tiket dengan tertib. Yang membuat warga tertarik antre sedemikian panjang bukan karena filmnya luar biasa bagus, tetapi lantaran tiketnya gratis. Si pemberi tiket adalah junta militer yang kini berkuasa di Thailand.
“Tidak ada yang akan mendapatkan tiket sampai kalian mengantre dengan rapi,” ujar salah seorang tentara yang bertugas membagi tiket. Beberapa tentara memang ditugaskan di bioskop-bioskop tersebut. Selain membagi tiket, mereka mengamankan situasi.
Antrean tiket gratis itu memang tidak main-main. Mal-mal di Thailand yang mempunyai bioskop dipenuhi ratusan orang yang ingin menonton bersama secara gratis. Total ada 40 bioskop di seluruh Bangkok yang menawarkan tiket gratis tersebut.
Seluruh film yang diputar sama, yaitu The Legend of King Naresuan Part V. Itu merupakan film lokal yang berkisah tentang patriotisme dan pengorbanan Raja Thailand Naresuan.
Ratusan kursi yang tersedia tidak pernah kosong sehari kemarin. “Ada banyak masalah di masyarakat. Saya rasa film ini akan membantu kami untuk merasakan patriotisme dan persatuan,” tutur Ngamjai Munkatanyu, 51, salah seorang warga. Dia bakal menonton bersama dua anak dan keponakannya.
Sejak junta militer berkuasa di Thailand, kekerasan berangsur-angsur berkurang. Memang tentara ada di mana-mana, namun mereka cukup ramah. Tidak ada lagi demonstrasi anarkistis antara Kaus Merah pendukung mantan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra dan Kaus Putih dari oposisi. Korban jiwa karena demonstrasi juga tidak ada sejak militer mengambil alih kekuasaan. Padahal, sebelumnya situasi hampir tidak terkendali. Sebanyak 28 orang meninggal saat berdemonstrasi terhitung mulai November”22 Mei.
Sejak berkuasa pula, militer selalu mengungkapkan akan mengembalikan kebahagiaan ke Thailand. Mereka tidak hanya memberikan tiket bioskop gratis, tetapi juga menggratiskan check-up kesehatan serta tiket konser. Selama Piala Dunia ini, penduduk juga bisa melihat seluruh pertandingan secara gratis di televisi.
Awalnya, hanya ada satu televisi berbayar yang menyiarkan secara eksklusif Piala Dunia. Namun, pada detik-detik terakhir disepakati bahwa 64 pertandingan Piala Dunia bisa dinikmati gratis oleh warga Thailand di layar televisi mereka.
Tidak hanya memberikan berbagai hiburan kepada rakyat Thailand, sejak Jumat (13/6), militer mulai meniadakan jam malam yang telah diterapkan selama hampir sebulan ini. Penerapan jam malam itu memang pernah dikritik para pelaku usaha pariwisata. Sebab, dengan adanya jam malam, industri wisata di Thailand menjadi lesu.
Namun, kini untuk kali pertama sejak militer berkuasa, suasana malam di Thailand kembali semarak. Bar, toko, dan tempat-tempat wisata malam dipenuhi pengunjung. Penghapusan jam malam tersebut dipastikan bisa membuat sektor wisata Thailand kembali menggeliat.
“Ini adalah kota pesta. Itulah kenapa kami ke sini,” ujar Dan Moore, 40, salah seorang turis dari Inggris. Dia datang berkelompok untuk merayakan pesta lajang kawannya dan menikmati hiburan malam di Bangkok. Salah satu tempat yang mereka datangi adalah Soi Cowboy. Yaitu, sebuah bar yang dilengkapi pole dancer.
Khao San Road yang kerap dijuluki surganya para turis backpacker juga mulai bergeliat. Seluruh jalanan dipenuhi orang-orang yang merayakan pencabutan jam malam. Beberapa di antara para turis di Khao San Road itu menonton pertandingan Piala Dunia bersama warga di jalan-jalan dan rumah makan yang menyediakan televisi.
“Kami sangat beruntung jam malam telah dihapus,” kata Marc Ward, 31, salah seorang turis. Turis lain, Dustin Ratz, 23, dari Jerman mengungkapkan, suasana di Khao San Road luar biasa. Orang tidak akan menyangka bahwa militer sedang berkuasa di Thailand sekarang. Sebab, setelah jam malam dicabut, suasana berbagai tempat wisata kembali seperti sedia kala. “Kamu tidak akan pernah tahu bahwa tempat ini dikontrol militer. Saya cinta Bangkok. Tempat ini luar biasa,” ujarnya. (Reuters/AP/sha/c19/dos)