26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tuduh Hamas, Tangkap 80 Orang

HEBRON, SUMUTPOS.CO – Hubungan Israel dan Palestina bisa kembali memanas. Penyebabnya bukan hanya sengketa wilayah yang tidak kunjung selesai. Masalah terbaru adalah hilangnya tiga remaja Israel pada Kamis (12/6) di Gush Etzion, Tepi Barat. Hingga kemarin, mereka belum ditemukan. Hamas dituding sebagai dalang di balik penculikan tersebut.

“Mereka yang menculik para pemuda kami adalah orang-orang Hamas,” tegas Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Tiga remaja yang diculik itu adalah Gilad Shaer, 16; Naftali Frenkel, 16; dan Eyal Ifrach, 19. Ketiganya merupakan pelajar di sebuah seminari Yahudi di Tepi Barat.

Penculikan tiga remaja Israel tersebut terjadi hanya 10 hari setelah pengumuman pemerintah Palestina yang baru. Yaitu, gabungan antara Hamas dan Fatah. Bersatunya Hamas dan Fatah itu membuat Israel berang dan menyatakan tidak akan mengontak pemerintah Palestina yang baru.

Netanyahu menegaskan, Presiden Palestina Mahmud Abbas dan pemerintahannya juga bertanggung jawab mengembalikan ketiga korban. Dia meminta pemerintah Palestina melakukan apa pun yang dibutuhkan untuk membantu para korban pulang dengan selamat.

Tidak hanya mengandalkan bantuan dari Palestina, Netanyahu juga memerintah tentara keamanan Israel menggunakan segala daya dan upaya hingga menemukan tiga remaja tersebut. Sebanyak 80 warga Palestina yang dicurigai telah ditangkap. Itu merupakan operasi penangkapan terbesar dalam beberapa tahun ini.

Pemerintah Israel mengungkapkan, sebagian besar yang ditangkap tersebut merupakan anggota Hamas. Sisanya adalah anggota parlemen Palestina. Mereka tidak bakal berhenti mengadakan operasi pencarian dan penangkapan sebelum tiga remaja itu ditemukan.

“Teroris Palestina tidak akan merasa aman dan tidak bakal bisa bersembunyi. Mereka akan merasakan kuatnya kemampuan militer Israel,” ujar Letnan Kolonel Peter Lerner.

Selain menangkapi sejumlah tersangka, militer Israel menutup Distrik Hebron dan jalur Gaza. Penutupan jalur keluar-masuk Hebron dimulai tengah malam kemarin. Akses masuk ke Gaza lewat Erez hanya diperbolehkan untuk urusan kemanusiaan dan bahan bakar. Kota Hebron kini dipenuhi para tentara yang berpatroli. Tidak ada mobil yang diperbolehkan keluar masuk kota tersebut.

Di tempat terpisah, pemerintah Palestina menolak bertanggung jawab atas hilangnya tiga remaja itu. Sebab, mereka hilang di wilayah kekuasaan Israel, bukan Palestina. Pemerintah Palestina hanya menguasai 38 persen dari Tepi Barat. “Pemerintah Israel tidak bisa menyalahkan Palestina atas masalah keamanan di wilayah yang mereka kontrol,” kata Juru Bicara Pemerintah Palestina Ehab Bseiso.

Di sisi lain, pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhni menolak tuduhan bahwa Hamas adalah dalang penculikan tersebut. Menurut dia, tuduhan itu konyol dan tidak memiliki bukti. (AFP/AP/Reuters/sha/c14/dos)

HEBRON, SUMUTPOS.CO – Hubungan Israel dan Palestina bisa kembali memanas. Penyebabnya bukan hanya sengketa wilayah yang tidak kunjung selesai. Masalah terbaru adalah hilangnya tiga remaja Israel pada Kamis (12/6) di Gush Etzion, Tepi Barat. Hingga kemarin, mereka belum ditemukan. Hamas dituding sebagai dalang di balik penculikan tersebut.

“Mereka yang menculik para pemuda kami adalah orang-orang Hamas,” tegas Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Tiga remaja yang diculik itu adalah Gilad Shaer, 16; Naftali Frenkel, 16; dan Eyal Ifrach, 19. Ketiganya merupakan pelajar di sebuah seminari Yahudi di Tepi Barat.

Penculikan tiga remaja Israel tersebut terjadi hanya 10 hari setelah pengumuman pemerintah Palestina yang baru. Yaitu, gabungan antara Hamas dan Fatah. Bersatunya Hamas dan Fatah itu membuat Israel berang dan menyatakan tidak akan mengontak pemerintah Palestina yang baru.

Netanyahu menegaskan, Presiden Palestina Mahmud Abbas dan pemerintahannya juga bertanggung jawab mengembalikan ketiga korban. Dia meminta pemerintah Palestina melakukan apa pun yang dibutuhkan untuk membantu para korban pulang dengan selamat.

Tidak hanya mengandalkan bantuan dari Palestina, Netanyahu juga memerintah tentara keamanan Israel menggunakan segala daya dan upaya hingga menemukan tiga remaja tersebut. Sebanyak 80 warga Palestina yang dicurigai telah ditangkap. Itu merupakan operasi penangkapan terbesar dalam beberapa tahun ini.

Pemerintah Israel mengungkapkan, sebagian besar yang ditangkap tersebut merupakan anggota Hamas. Sisanya adalah anggota parlemen Palestina. Mereka tidak bakal berhenti mengadakan operasi pencarian dan penangkapan sebelum tiga remaja itu ditemukan.

“Teroris Palestina tidak akan merasa aman dan tidak bakal bisa bersembunyi. Mereka akan merasakan kuatnya kemampuan militer Israel,” ujar Letnan Kolonel Peter Lerner.

Selain menangkapi sejumlah tersangka, militer Israel menutup Distrik Hebron dan jalur Gaza. Penutupan jalur keluar-masuk Hebron dimulai tengah malam kemarin. Akses masuk ke Gaza lewat Erez hanya diperbolehkan untuk urusan kemanusiaan dan bahan bakar. Kota Hebron kini dipenuhi para tentara yang berpatroli. Tidak ada mobil yang diperbolehkan keluar masuk kota tersebut.

Di tempat terpisah, pemerintah Palestina menolak bertanggung jawab atas hilangnya tiga remaja itu. Sebab, mereka hilang di wilayah kekuasaan Israel, bukan Palestina. Pemerintah Palestina hanya menguasai 38 persen dari Tepi Barat. “Pemerintah Israel tidak bisa menyalahkan Palestina atas masalah keamanan di wilayah yang mereka kontrol,” kata Juru Bicara Pemerintah Palestina Ehab Bseiso.

Di sisi lain, pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhni menolak tuduhan bahwa Hamas adalah dalang penculikan tersebut. Menurut dia, tuduhan itu konyol dan tidak memiliki bukti. (AFP/AP/Reuters/sha/c14/dos)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/