JERUSALEM, SUMUTPOS.CO – Tinggi rok kini memengaruhi apakah seorang diizinkan masuk ke gedung parlemen atau tidak.
Aturan baru di parlemen Israel itu membuat berang para perempuan. Sejak Senin (12/12) beberapa orang staf perempuan dilarang masuk gedung gara-gara baju mereka dinilai terlalu pendek.
Mereka diizinkan masuk beberapa jam kemudian setelah terjadi perdebatan panjang. Namun, ada seorang perempuan yang diminta untuk pulang dan ganti baju.
“Anggota Knesset (sebutan Parlemen Israel-Red) butuh penasihat dan asisten untuk bekerja dengan mereka, tidak peduli apa yang mereka pakai,’’ ujar anggota parlemen Israel Merav Michaeli.
Penasihat Michaeli, yaitu Shaked Hasson, sempat tidak diizinkan masuk ke gedung parlemen karena roknya terlalu pendek.
Menurut Hasson, lima orang laki-laki penjaga keamanan memeriksa bajunya dan menganggap terlalu pendek.
Kamis (15/12) kemarin, sekitar 40 orang staf perempuan menggelar aksi menggugat kebijakan tersebut. Para pegawai yang bekerja sebagai asisten maupun penasihat para anggota parlemen Israel sengaja datang dengan mengenakan gaun maupun rok yang
panjangnya di atas lutut.
Gara-gara hal itu, mereka sempat ribut dengan penjaga keamanan karena tidak diperbolehkan masuk. Beberapa anggota parlemen laki-laki mendukung para staf perempuan tersebut.
JERUSALEM, SUMUTPOS.CO – Tinggi rok kini memengaruhi apakah seorang diizinkan masuk ke gedung parlemen atau tidak.
Aturan baru di parlemen Israel itu membuat berang para perempuan. Sejak Senin (12/12) beberapa orang staf perempuan dilarang masuk gedung gara-gara baju mereka dinilai terlalu pendek.
Mereka diizinkan masuk beberapa jam kemudian setelah terjadi perdebatan panjang. Namun, ada seorang perempuan yang diminta untuk pulang dan ganti baju.
“Anggota Knesset (sebutan Parlemen Israel-Red) butuh penasihat dan asisten untuk bekerja dengan mereka, tidak peduli apa yang mereka pakai,’’ ujar anggota parlemen Israel Merav Michaeli.
Penasihat Michaeli, yaitu Shaked Hasson, sempat tidak diizinkan masuk ke gedung parlemen karena roknya terlalu pendek.
Menurut Hasson, lima orang laki-laki penjaga keamanan memeriksa bajunya dan menganggap terlalu pendek.
Kamis (15/12) kemarin, sekitar 40 orang staf perempuan menggelar aksi menggugat kebijakan tersebut. Para pegawai yang bekerja sebagai asisten maupun penasihat para anggota parlemen Israel sengaja datang dengan mengenakan gaun maupun rok yang
panjangnya di atas lutut.
Gara-gara hal itu, mereka sempat ribut dengan penjaga keamanan karena tidak diperbolehkan masuk. Beberapa anggota parlemen laki-laki mendukung para staf perempuan tersebut.