25 C
Medan
Saturday, June 1, 2024

Polisi-Petani Bentrok, 16 Orang Tewas

Sengketa tanah di Paraguay berujung pada bentrokan antar polisi dan sejumlah buruh tani setempat, yang memakan korban jiwa. Dilaporkan sedikitnya 16 orang tewas dalam bentrokan berdarah yang dipicu sengketa tanah cagar alam ini.

Bentrokan berdarah yang terjadi di wilayah Curuguaty, sekitar 250 km dari ibukota Asuncion ini, menarik simpati dan keprihatinan pemerintah Paraguay. Menteri Dalam Negeri Paraguay, Carlos Flizzola, menuturkan korban tewas terdiri atas 7 orang polisi dan 9 orang petani. Sedangkan sebanyak 80 orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka akibat bentrokan ini.

Bentrokan ini diawali oleh pendudukan sejumlah buruh tani di sebuah cagar alam di Curuguaty yang tidak ingin tanah tersebut dimiliki oleh pihak swasta. Beberapa saat kemudian, polisi datang ke lokasi untuk mengusir para buruh tani tersebut.

Namun mereka menolak untuk meninggalkan lokasi dan bentrokan pun tak terhindarkan. Bentrokan semakin parah karena sejumlah buruh tani membawa senjata api. Polisi menilai mereka sengaja mempersiapkan senjata untuk melawan polisi. “Para buruh tani membawa senapan M16 berkaliber tinggi. Mereka benar-benar berniat membunuh kami. Ini adalah situasi yang sangat kritis,” ujar pejabat kepolisian Canindeyu, Walter Gomez, dilansir oleh AFP, Sabtu (16/6). (afp/net/jpnn)

Sengketa tanah di Paraguay berujung pada bentrokan antar polisi dan sejumlah buruh tani setempat, yang memakan korban jiwa. Dilaporkan sedikitnya 16 orang tewas dalam bentrokan berdarah yang dipicu sengketa tanah cagar alam ini.

Bentrokan berdarah yang terjadi di wilayah Curuguaty, sekitar 250 km dari ibukota Asuncion ini, menarik simpati dan keprihatinan pemerintah Paraguay. Menteri Dalam Negeri Paraguay, Carlos Flizzola, menuturkan korban tewas terdiri atas 7 orang polisi dan 9 orang petani. Sedangkan sebanyak 80 orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka akibat bentrokan ini.

Bentrokan ini diawali oleh pendudukan sejumlah buruh tani di sebuah cagar alam di Curuguaty yang tidak ingin tanah tersebut dimiliki oleh pihak swasta. Beberapa saat kemudian, polisi datang ke lokasi untuk mengusir para buruh tani tersebut.

Namun mereka menolak untuk meninggalkan lokasi dan bentrokan pun tak terhindarkan. Bentrokan semakin parah karena sejumlah buruh tani membawa senjata api. Polisi menilai mereka sengaja mempersiapkan senjata untuk melawan polisi. “Para buruh tani membawa senapan M16 berkaliber tinggi. Mereka benar-benar berniat membunuh kami. Ini adalah situasi yang sangat kritis,” ujar pejabat kepolisian Canindeyu, Walter Gomez, dilansir oleh AFP, Sabtu (16/6). (afp/net/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/