30 C
Medan
Thursday, July 4, 2024

Cina Naik Tensi Akibat Pulau Spratly

BEIJING- Militer Cina  mulai naik tensi dan menggelar latihan militer tiga hari di Laut Cina Selatan. Latihan itu untuk meningkatkan kekuatan patroli maritim lepas pantai. Demikian dilansir media pemerintah, Jumat (17/6).
Tujuan itu dilaksanakan untuk meningkatkan tensi ketegangan antara Cina dengan beberapa negara tetangganya.  Cina ingin memperebutkan kepemilikan pulau Spratly yang disengketakan dengan Taiwan, Vietnam, Filipina, Malaysia dan Brunei atas daerah yang berpotensi kaya sumberdaya di Laut Cina Selatan.
Senin (13/6), Vietnam menggelar latihan militer dengan menggunakan peluru tajam di Pulau Hon Ong, sebuah pulau tak berpenghuni di Laut China Selatan.

Beijing memandangnya sebagai provokasi, sementara Hanoi berdalih latihan itu rutin digelar.      Beijing berjanji tak akan mengurangi kekuatan menyelesaikan sengketa wilayah maritim yang tersisa, selanjutnya Filipina pekan ini meminta bantuan dari Amerika Serikat (AS) dan Vietnam mementaskan latihan militer dengan menggunakan peluru tajam.

Menurut Global Times, 14 kapal angkatan laut Cina dikerahkan pada latihan di perairan dekat pulau tropis bagian selatan Cina, Hainan, termasuk manuver antikapal selam dan pendaratan pasukan pantai.
Pasukan Pengawasan Maritim Cina akan ditingkatkan dari  9.000 staf menjadi 15.000 personel pada 2020, kata surat kabar China Daily. Selanjutnya, pasukan itu diturunkan di bawah pengawasan Lembaga Kelautan Negara, sebuah instansi pemerintah yang bertugas memantau pantai Cina dan perairan teritorial.

“Armada patroli akan memiliki 350 kapal pada 2015 dan 520 pada tahun 2020,” kata laporan yang mengutip pejabat senior yang tidak disebutkan namanya, menunjuk seorang pejabat senior Cina.

Sengketa di laut antara Cina dan negara-negara lainnya telah meningkat, menurut Lembaga Negara Kelautan pada bulan lalu. Cina mengatakan, Kamis (16/6) telah mengirimkan sebuah kapal patroli maritim ke perairan Laut Cina selatan yang disengketakan, tetapi bersikeras pihaknya berkomitmen untuk perdamaian di kawasan itu. (bbs/jpnn)

BEIJING- Militer Cina  mulai naik tensi dan menggelar latihan militer tiga hari di Laut Cina Selatan. Latihan itu untuk meningkatkan kekuatan patroli maritim lepas pantai. Demikian dilansir media pemerintah, Jumat (17/6).
Tujuan itu dilaksanakan untuk meningkatkan tensi ketegangan antara Cina dengan beberapa negara tetangganya.  Cina ingin memperebutkan kepemilikan pulau Spratly yang disengketakan dengan Taiwan, Vietnam, Filipina, Malaysia dan Brunei atas daerah yang berpotensi kaya sumberdaya di Laut Cina Selatan.
Senin (13/6), Vietnam menggelar latihan militer dengan menggunakan peluru tajam di Pulau Hon Ong, sebuah pulau tak berpenghuni di Laut China Selatan.

Beijing memandangnya sebagai provokasi, sementara Hanoi berdalih latihan itu rutin digelar.      Beijing berjanji tak akan mengurangi kekuatan menyelesaikan sengketa wilayah maritim yang tersisa, selanjutnya Filipina pekan ini meminta bantuan dari Amerika Serikat (AS) dan Vietnam mementaskan latihan militer dengan menggunakan peluru tajam.

Menurut Global Times, 14 kapal angkatan laut Cina dikerahkan pada latihan di perairan dekat pulau tropis bagian selatan Cina, Hainan, termasuk manuver antikapal selam dan pendaratan pasukan pantai.
Pasukan Pengawasan Maritim Cina akan ditingkatkan dari  9.000 staf menjadi 15.000 personel pada 2020, kata surat kabar China Daily. Selanjutnya, pasukan itu diturunkan di bawah pengawasan Lembaga Kelautan Negara, sebuah instansi pemerintah yang bertugas memantau pantai Cina dan perairan teritorial.

“Armada patroli akan memiliki 350 kapal pada 2015 dan 520 pada tahun 2020,” kata laporan yang mengutip pejabat senior yang tidak disebutkan namanya, menunjuk seorang pejabat senior Cina.

Sengketa di laut antara Cina dan negara-negara lainnya telah meningkat, menurut Lembaga Negara Kelautan pada bulan lalu. Cina mengatakan, Kamis (16/6) telah mengirimkan sebuah kapal patroli maritim ke perairan Laut Cina selatan yang disengketakan, tetapi bersikeras pihaknya berkomitmen untuk perdamaian di kawasan itu. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/