SUMUTPOS.CO – Kelompok militan Boko Haram dan pemerintah Nigeria telah menyepakati perjanjian gencatan senjata yang menyerukan dibebaskannya lebih dari 200 remaja perempuan yang diculik oleh kelompok itu dari kota Chibok pada bulan April lalu.
Pejabat tertinggi militer Nigeria, Jenderal Alex Badeh, mengumumkan perjanjian itu hari Jumat (17/10).
Danladi Ahmadu, yang mengklaim dirinya sebagai sekretaris jenderal Boko Haram, mengukuhkan perjanjian tersebut.
Perundingan yang mengarah pada gencatan senjata itu terjadi di Arab Saudi dan melibatkan Presiden Chad Idriss Deby dan para pejabat tinggi Kamerun.
Hassan Tukur, penasihat Presiden Nigeria Goodluck Jonathan, mengatakan Boko Haram mengambil langkah pertama untuk meredam ketegangan.
Tukur dan Ahmadu mengatakan kepada VOA bahwa para remaja perempuan yang diculik oleh kelompok militan itu akan dibebaskan hari Senin di Chad. Ahmadu mengatakan mereka masih hidup, dan dalam “kondisi yang baik dan tidak cedera.”
Kedua laki-laki itu mengatakan para remaja perempuan itu akan diserahkan kepada Presiden Chad Deby untuk kemudian diserahkan kepada pihak berwenang Nigeria. Mereka juga mengatakan para delegasi Nigeria dan Boko Haram akan bertemu di ibukota Chad, N’Djamena, untuk merundingkan tuntutan Boko Haram, seperti dibebaskannya para militan yang dipenjara.
Jenderal Badeh telah mengeluarkan perintah kepada semua kepala militer Nigeria, memberitahu mereka “untuk mematuhi perjanjian gencatan senjata antara Nigeria dan Boko Haram dalam semua kegiatan operasinya.”
Gencatan senjata itu menandai kemungkinan diakhirinya pemberontakan lima tahun yang telah menewaskan ribuan warga Nigeria. (VOA)
SUMUTPOS.CO – Kelompok militan Boko Haram dan pemerintah Nigeria telah menyepakati perjanjian gencatan senjata yang menyerukan dibebaskannya lebih dari 200 remaja perempuan yang diculik oleh kelompok itu dari kota Chibok pada bulan April lalu.
Pejabat tertinggi militer Nigeria, Jenderal Alex Badeh, mengumumkan perjanjian itu hari Jumat (17/10).
Danladi Ahmadu, yang mengklaim dirinya sebagai sekretaris jenderal Boko Haram, mengukuhkan perjanjian tersebut.
Perundingan yang mengarah pada gencatan senjata itu terjadi di Arab Saudi dan melibatkan Presiden Chad Idriss Deby dan para pejabat tinggi Kamerun.
Hassan Tukur, penasihat Presiden Nigeria Goodluck Jonathan, mengatakan Boko Haram mengambil langkah pertama untuk meredam ketegangan.
Tukur dan Ahmadu mengatakan kepada VOA bahwa para remaja perempuan yang diculik oleh kelompok militan itu akan dibebaskan hari Senin di Chad. Ahmadu mengatakan mereka masih hidup, dan dalam “kondisi yang baik dan tidak cedera.”
Kedua laki-laki itu mengatakan para remaja perempuan itu akan diserahkan kepada Presiden Chad Deby untuk kemudian diserahkan kepada pihak berwenang Nigeria. Mereka juga mengatakan para delegasi Nigeria dan Boko Haram akan bertemu di ibukota Chad, N’Djamena, untuk merundingkan tuntutan Boko Haram, seperti dibebaskannya para militan yang dipenjara.
Jenderal Badeh telah mengeluarkan perintah kepada semua kepala militer Nigeria, memberitahu mereka “untuk mematuhi perjanjian gencatan senjata antara Nigeria dan Boko Haram dalam semua kegiatan operasinya.”
Gencatan senjata itu menandai kemungkinan diakhirinya pemberontakan lima tahun yang telah menewaskan ribuan warga Nigeria. (VOA)