ABBOTTABAD – Teroris kakap yang dibanderol USD 1 juta atau Rp 8,9 miliar oleh Amerika Serikat (AS), Umar Patek diringkus intelijen Pakistan. Pelaku bom Bali II itu diringkus bersama istrinya.
Namun, Senin (18/4) kantor berita AFP merilis detik-detik penangkapan tersangka kasus bom Bali II itu. Seorang pria asal Pakistan, Abdul Hameed, menyatakan pernah menampung Patek dan istrinya di rumahnya di Kota Abbottabad saat hujan es turun di kota perbukitan itu.
Dia melihat sepasang orang asing sedang kedinginan dan menggigil di jalanan. Menurut pensiunan akuntan tersebut, istrinya meminta pasangan itu ditampung sementara. Kebetulan, kata Hameed, dia mempunyai kamar kosong di lantai dua.
Namun, kata dia, gerak-gerik dua orang tersebut sangat misterius. Mereka tidak pernah meninggalkan kamar, bahkan tidak tertarik ke halaman belakang rumah yang dikelilingi tembok.Makanan yang disediakan tiga kali sehari oleh anak perempuan bungsu Hameed nyaris tak disentuh.
Setelah sembilan hari ditampung, pasukan bersenjata dan intelijen Pakistan menyerbu rumah Hameed, 25 Februari lalu.
“Tutup mulut dan angkat tangan!” perintah tentara sebagaimana diceritakan Hameed kepada keluarganya. “Lalu, mereka (aparat) menggeledah kamar demi kamar,” jelasnya.
Kemudian, Hameed mengaku mendengar dua kali suara tembakan. Beberapa menit kemudian, para tentara menyeret Patek dalam kondisi terluka dan berdarah.
Hameed menyatakan, putranya, Kashif, juga ditangkap aparat. (*/c5/iro/jpnn)