32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Hubungan AS-Rusia Kembali Memanas

SURIAH- Perseteruan antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia dalam upaya penyelesaian konflik di Suriah muncul kembali. Perseteruan ini dipicu karena Rusia telah mengirim bantuan militer berupa pengiriman rudal anti kapal Yakhont ke Suriah.

Menurut senior perwira militer AS Jendral Martin Dempsey, tindakan Rusia itu akan membuat rezim Presiden Bashar al Assad semakin berani dan secara otomatis akan memperpanjang masa konflik yang telah menewaskan ribuan orang tersebut.

“Keputusan ini disayangkan, karena akan membuat rezim Assad semakin berani,” katanya di Washington DC, AS, seperti dilansir kantor berita BBC, Sabtu (18/5).

Pihak AS nampak sangat menyayangkan keputusan ini, perbedaan pendapat ini muncul 10 hari setelah kedua negara sepakat untuk mengubur perbedaan dan mendorong pembentukan sebuah konferensi internasional darurat untuk mengakhiri perang Suriah.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov membela diri dengan mengatakan bahwa tindakan ini tidak melanggar baik perjanjian internasional maupun undang-undang Rusia sendiri. (bbc/jpnn)

SURIAH- Perseteruan antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia dalam upaya penyelesaian konflik di Suriah muncul kembali. Perseteruan ini dipicu karena Rusia telah mengirim bantuan militer berupa pengiriman rudal anti kapal Yakhont ke Suriah.

Menurut senior perwira militer AS Jendral Martin Dempsey, tindakan Rusia itu akan membuat rezim Presiden Bashar al Assad semakin berani dan secara otomatis akan memperpanjang masa konflik yang telah menewaskan ribuan orang tersebut.

“Keputusan ini disayangkan, karena akan membuat rezim Assad semakin berani,” katanya di Washington DC, AS, seperti dilansir kantor berita BBC, Sabtu (18/5).

Pihak AS nampak sangat menyayangkan keputusan ini, perbedaan pendapat ini muncul 10 hari setelah kedua negara sepakat untuk mengubur perbedaan dan mendorong pembentukan sebuah konferensi internasional darurat untuk mengakhiri perang Suriah.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov membela diri dengan mengatakan bahwa tindakan ini tidak melanggar baik perjanjian internasional maupun undang-undang Rusia sendiri. (bbc/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/