NEW DELHI – Aktivis anti korupsi India Anna Hazare (74), kemarin (18/8) akhirnya menerima tawaran polisi untuk keluar dari penjara Tihar, New Delhi. Itu terjadi setelah polisi memberikan izin kepadanya untuk bergabung dalam aksi mogok makan di sebuah lapangan di ibu kota. Menurut rencana, aksi itu akan berlangsung selama 15 hari.
Seorang sumber dekat Hazare menyatakan, sang aktivis akan meninggalkan penjara hari ini (19/8) untuk memulai aksi mogok makan. Sebelumnya, Hazare menyatakan ingin tetap tinggal dalam tahanan, meski dirinya diizinkan melanjutkan protes yang memicu penangkapan atas dirinya pada Selasa lalu (16/8).
Awalnya sejumlah laporan menyatakan Hazare akan keluar dari penjara kemarin. Namun, BBC melansir keputusan keluarnya Hazare menunggu hingga hari ini karena lokasi yang akan digunakan untuk aksi mogok makan di Lapangan Ram Lila Maidan, New Delhi, belum siap.
Analis menilai tawaran polisi mengizinkan Hazare mengikuti aksi mogok makan adalah cerminan dari melunaknya sikap pemerintah India atas unjuk rasa masal anti korupsi di negara tersebut. Kesepakatan itu disambut gembira ratusan pendukung Hazare yang tetap Perdana Menteri (PM) India Manmohan Singh menuduh Hazare telah mencoba menodai demokrasi karena menuntut perubahan total terhadap undang-undang anti korupsi. Di depan parlemen pada Rabu lalu (17/8), Singh menyatakan aksi mogok makan yang dilakukan Hazare dan para pendukungnya adalah kesalahan dalam memahami isi UU tersebut. Namun pidato itu menuai interupsi dari sejumlah anggota parlemen di kubu oposisi. Mereka meneriaki Singh dengan kata-kata “memalukan”.
Sementara itu, seorang juru bicara dari partai berkuasa di India, Rashid Alvi menduga bahwa Amerika Serikat (AS) berada di balik demonstrasi anti korupsi di negeri tersebut. (bbc/afp/cak/dwi/jpnn)